Selasa, 24 Februari 2009

Kayaking di Sungai Progo

Pagi itu aku di ajakin temenku buat Arung Jeram di Sungai Progo menggunakan kayak atau biasa di sebut dengan kayaking. Aku dan dan seorang temenku segera pergi ke basecamp untuk ambil kayak inflatable single untuk aku pakai sementara lima orang lainya telah menunggu di rumah seorang teman kami yang biasa di jadikan basecamp saat mkayaking sungai progo picelakukan pengarungan Sungai Progo. Mereka telah membawa peralatan lengkap yang berupa dua unit kayak inflatable double, hard shell dua buah serta perlengkapan standar arung jeram. Tidak lama kemudian aku dan seorang temanku tadi segera tiba dengan membawa sebuah kayak single di tempat di mana temanku yang lain telah menunggu. Setelah melakukan briefing singkat buat rencana pengarungan kamipun segera berganti kostum untuk segera menuju lokasi. Dari hasil briefing diputuskan bahwa kita akan ,mulai start di daerah jembatan gantung desa Duwet. Daerah sungai ini merupakan daerah akhir dari jalur pengarungan Sungai Progo Bawah (Lower Section) yang bermula di Kabupaten Magelang. Sebenarnya tidak jauh juga jarak yang akan kami tempuh dari titik start ini hanya sekitar 6 km, akan tetapi aku tetap merasa tegang karena merupakan pengalaman pertamaku berarung jeram dengan menggunakan kayak single.

Akhirnya kamipun tiba di lokasi start. Dengan segera kamipun melakukan pemanasana agar tidak terjadi keram saat melakukan pengarungan. Akhirnya saat yang di tunggu pun tiba. Satu persatu dari kami segera menceburkan perahu kami ke sungai. Saat itu keteganganpun segera meningkat saat kami akan segera memulai petualangan arung deras ini. Teman- temanku yang lain mungkin saja tidak merasakan seperti yang ku rasa ini karena mereka ini merupakan para senior dalam hal arung jeram menggunakan kayak. Walaupun masih pemula dalakayaking sungai progo petualangan picm hal kayaking akan tetapi aku di percaya untuk memakai kayak single. Mungkin untuk menguji nyaliku juga. Dan petualangan arus deras ini pun segera di mulai.

Tidak begitu lama kemudian akupun telah melihat jeram pertama yang tidak begitu besar. Dengan sedikit rasa tegang akhirnya aku dapat melalui jeram tersebut dengan ;ancar. Setelah sukses menaklukan jeram pertama akhirnya akupun semakin pede buat menghadapi jeram- jeram selanjutnya. Satu persatu jeram dalam grade yang hanya sekitar 2-3 pun kami lalui dengan lancar sampai pada suatu jeram yang cukup besar. Akhirnya aku pun takluk oleh jeram yang lumayan besar tersebut. Saat itu kayak yang aku gunakan terbalik karena terhadang oleh standing wave yang cukup besar buat ukuran kayak single. Saat itupun aku jatuh ke jeram dengan perasaan yang tidak karuan karena terombang- ambing derasnya air di antara jeram berbatu tersebut. Tidak lama kemudian aku pun telah berhasil keluar dari jeram. Saat itu baru kusadari bahwa sepatuku yang kanan tidak ada lagi yang rupanya ikut hanyut oleh derasnya arus air pada jeram yang baru saja aku lalui. Walaupun ada sedikit memar di kaki dan tangan akibat benturan dengan batu- batu sungai tersebut akan tetapi aku cukup puas menikmatinya.

Tidak lama kemudian setelah mengarungi sungai selama kurang lebih dua jam dengan tidak kurang dari 20 jeram kamipun segera melihat jembatan Dekso yang merupakan titik akhir kami dalam melakukan pengarungan kali ini. Sungguh pengalaman yang cukup seru dan menegangkan.

Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang

READ MORE ...

Minggu, 22 Februari 2009

Jejak Petualang

Jejak Petualang; cerita Petualangan dari sang petualang. Disini anda akan mendapatkan cerita mengenai kegiatan Adventure baik di alam maupun yang berkaitan dengan wisata yang berupa wisata alam dan budaya, khususnya di daerah Jogjakarta.

It's all about adventure from mountaineering, climbing, rafting, caving, camping, travel and tourism, cultural sites, adventure tips, and etc.

Tapi maaf blog ini belum lengkap. Terus ikuti saja kelanjutan cerita petualangan di blog Jejak Petualang.

Salam Lestari



Sebuah Titik Pengharapan


Selangkah demi selangkah kutapaki jalan terjal ini
Menembus rimba belantara sunyi
Satu tekad telah tertancap
Demi menggapai sebuah titik pengharapan
Kilau cahaya surya yang setia mengiringi langkahku
Mampu menguras sisa- sisa peluh dalam raga yang lemah ini
Batu- batuan pun membisu tanpa sapa
Membuatku terperosok dalam lembah keputusasaan
Ketika langkah ini kurasakan semakin berat
Titik itupun terasa semakin menjauh
Ingin rasanya langkah kaki ini berhenti
Akankah aku mengkhianati tekad yang telah terpatri dalam hati?
Malaikat kecil dengan kedua sayap putihnya itupun datang
Mengobarkan kembali semangat jiwa yang hampir padam
Kembali ku lanjutkan langkahku yang semakin terseok
Dengan semangat jiwa yang masih tersisa
Perlahan tapi pasti
Dapat kurasakan titik yang ku nantikan itu semakin dekat
Malaikat kecil bersayap itu kini kembali menampakkan sosoknya
Tak dapat ku percaya
Antara bermimpi dan tersadar
Aku telah sampai pada titik pengharapan itu


(Jogja, 15 Mei 2008)

by: Jejak Petualang



READ MORE ...