Kamis, 15 April 2010

Latihan Gabungan LANJUT II FAJY

Mencoba menjawab Kebutuhan Penggiat Arung Jeram Yogyakarta
Rangkaian kegiatan latihan gabungan lanjut II forumnya arung jeram Yogyakarta yang memakan waktu hampir sepanjang bulan Maret selesai sudah. Dimulai dari rangkaian latihan fisik dan materi ruang selam 4 hari (15-18 Maret 2010), kemudian di lanjutkan dengan tryout di sungai Elo Magelang (20-21 Maret 2010) dan terakhir pengarungan sungai Serayu, Banjarnegara (27-28 Maret 2010). Berikut adalah hasil kegiatan latgab yang diliput secara langsung oleh wartawan KAONAK yang kebetulan juga tergabung dalam kepanitiaan latgab.
Kegiatan diawali dengan technical meeting pada tanggal 12 Maret 2010 di sekretariat
Madawirna UNY. Dari hasil TM, diperoleh 36 peserta dari berbagai OPA (bisa dibaca di edisi sebelumnya, Red) dan memenuhi target panitia yang memang menyediakan kuota 36 orang peserta, dengan catatan jika ada kelebihan peserta akan dimasukkan dalam daftar waiting list hingga terpenuhi maksimal 1 perahu. Setelah TM kemudian dilanjutkan dengan latihan fisik dan materi ruang, dengan muatan latihan fisik adalah sit up, pull up, back up dan jogging. Sedangkan muatan materi ruang antara lain adalah refresh tentang Teknik Dasar Arung Jeram, Skipper, Boat Rescue, dan Pemetaan Jeram. disela-sela rangkaian juga dilaksanakan simulasi yang bertempat di Embung Tambak Boyo (Condong Catur) dengan muatan materi antara lain teknik dayungan (awak dan skipper), simulasi flip-flop, self rescue dan simulasi rescue menggunakan throw bag.
Tryout, 20-21 Maret 2010
Kegiatan selanjutnya adalah tryout di Sungai Elo Magelang (20-21 Maret 2010). Berangkat dari Jogja pada hari Sabtu tanggal 20 Maret, dengan berkumpul terlebih dahulu di sekeretariat Sasenitala (ISI), dan berangkat menggunakan bis kampus ISI menuju basecamp Mendut Rafting Magelang, tempat yang digunakan sebagai basecamp selama kegiatan tryout. Malam harinya, setelah makan malam sekitar pukul 19.30 diadakan briefing untuk kegiatan tryout dan refresh materi yang akan disimulasikan keesokan harinya, dan dilanjutkan dengan tidur bersama. Hari Minggu, tanggal 21 Maret 2010, pagi-pagi setelah sarapan, peserta segera mempersiapkan perlalatan dan perlengkapan team, di pandu oleh PL masing-masing kelompok (terbagi dalam 6 kelompok), dan segera menuju start area di Desa Blondo. Sebelum memulai pengarungan, terlebih dahulu dilakukan stretching dan foto bersama. Tryout di awali dengan swim check untuk peserta latgab. Kondisi arus yang lumayan deras dan kondisi sungai Elo pada saat itu sedang mengalami sedikit gejolak, membuat beberapa peserta harus ekstra dan menguras fisik, bahkan ada peserta yang bablas (hanyut) terbawa arus, padahal sudah dapat meraih tali throwing bag tapi terlepas karena tidak kuat menahan arus, namun dengan kesigapan Team Rescue peserta tersebut bisa di evakuasi dalam keadaan selamat dan melanjutkan kegiatan.
Setelah swimcheck, selanjutnya adalah simulasi trouble di antara Jeram Welcome dan jeram Kedung Celeng, yaitu perahu di-flip kan dari exit
jeram welcome, dan diharapkan dapat di-flop kan sebelum masuk di Jeram Kedung Celeng. Namun hampir semua perahu melewati jeram Kedung Celeng dengan posisi flip, sementara awak-awaknya ada yang berhasil naik ke perahu, namun lebih banyak lagi yang berceceran dan harus renang jeram. Selanjutnya adalah simulasi flip-flop di flat sekitar jembatan bambu. Kemudian pengarungan dilanjutkan melewati jeram demi jeram. beberapa jeram sebelum jeram keriting, pada sebuah jeram di lakukan eksekusi jeram dengan cara diulang berkali-kali (setelah keluar jeram kemudian portaging untuk kemudian di arungi lagi) dan bergantian menjadi skipper. Selanjutnya simulasi renang eddies to eddies di sekitar jeram tersebut.
Pengarungan dilanjutkan lagi, dan sebelum mengeksekusi Jeram Keriting, para peserta melakukan scouting untuk mengambil k
eputusan bersama jalur mana yang akan dilewati. Setelah itu eksekusi jeram keriting, dan dilanjutkan dengan renang jeram dimulai dari flat setelah jeram keriting, hingga rest area Elo. Kondisi arus yang deras lagi-lagi membuat para peserta kesulitan menepi di rest area dan harus dibantu dengan throwing bag, bahkan ada salah satu peserta yang bablas (hanyut) hingga jeram selanjutnya. Kesigapan team rescue kembali di uji dalam kegiatan ini dengan menempatkan para rescuer di titik-titik kemungkinan terjadinya trouble, dan standby rescue by boat di jeram selanjutnya mengantisipasi adanya peserta yang hanyut dan juga dibantu para peserta yang sudah menepi untuk membantu standby throw bag.
Setelah simulasi renang jeram yang melelahkan, peserta istirahat bersama seraya mengganjal perut yang di supply oleh team darat. Lokasi istirahat adalah di hutan bambu setelah jeram Rest Area. Setelah istirahat, peserta bergantian menjadi skipper di dampingi oleh PL masing-masing perahu hingga finish.

Setelah finish, kembali ke basecamp, dilanjutkan dengan istirahat dan makan, dan di akhiri dengan evaluasi keseluruhan rangkaian kegiatan tryout. Antusias peserta terlihat ketika interaktif dengan para PL mengenai beberapa trouble atau hal-hal yang baru dan kejadian seru lainnya yang baru saja mereka alami.

Pengarungan Sungai Serayu, 27-28 Maret 2010
Setelah tryout di Sungai Elo, Pengarungan selanjutnya adalah di sungai Serayu. Hampir sebagian peserta yang sebelumnya belum pernah mengarungi sungai Serayu menantikan saat-saat ini. Kebernagkatan pada hari sabtu tanggal 27 Maret, diawali dengan berkumpul di Silvagama UGM dengan menggunakan truck TNI. Perjalanan panjang ini dilewati dengan canda tawa sepanjang perjalanan menuju lokasi basecamp. Tempat yang digunakan sebagai basecamp adalah Balai desa Selomerto, dekat start Belimbing. Setibanya dibasecamp, peserta beristirahat sejenak dan dilanjutkan dengan makan malam dan Briefing untuk teknis pengarungan keesokan harinya.
Pagi hari, Minggu tanggal 28 maret 2010, sekitar pukul 07.00, para peserta stretching bersama. Ada sedikit kendala dalam persiapan pengarungan, dikarenakan perahu yang akan digunakan terlambat datang. Perahui tiba di starting point sekitar pukul 08.30, dan langsung diturunkan untuk selanjutnya di portaging menuju sungai. Sebelum pengarungan, terlebih dahulu diawali dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan pemanasan dayungan di sekitar lokasi start.
Pengarungan pun dimulai. TMA air pa
da saat itu menunjuk angka 38 (dari meter air Jembatan Sungai Krasak). Untuk sekedar informasi, start dari belimbing merupakan sungai Krasak, yang nantinya akan bertemu (delta) dengan sungai Serayu yang sebenarnya dari mata air pegunungan Dieng. Jeram demi jeram dieksekusi dengan pacuan adrenalin yang membawa kita terbuai dengan alunan standing wave, namun langsung terhenyak ketika tiba-tiba di ujung ada hole. Yah, begitulah karakter Sungai Serayu. Dalam pengarungan ini, beberapa kali terjadi trouble seperti perahu nge-wrap dan ngeflip, dan juga awak-awak perahu yang terlempar ketika keluar dari hole. Kesigapan team rescue kembali diuji. Dengan menempatkan rescuer dibeberapa titik rawan trouble dan standby boat.
Mulai dari jeram Welcome Serayu yang sempat membuat para peserta terhenyak, kemudian jeram cawat dan Jeram Tangga yang mendebarkan, jeram Gate yang mengharuskan para peserta untuk melakukan scouting terlebih dahulu sebelum di eksekusi (jeram Gate). Setibanya di Dam Tunggoro, perahu kembali di portaging untukmelewatinya, dan kembali melanjutkan pengarungan
menuju Jeram Tabrak, Jeram S3, Jeram Block Out hingga Jeram Watu Kodok sebelum akhirnya istirahat di Rest Area Bojanegara. Jeram-jeram tersebut merupakan karakter khas sungai serayu, dengan bentukan bends dan Satnding Wave, di barengi dengan adanya hole, dan juga undercut dibeberapa tebing jeram.
Setelah beristirahat, kemudian pengarungan dilanjutkan hingga finish, melewati jeram Double Drop, Jeram Dwi dan jeram-jeram lainnya hingga finish di jembatan Singo Merto, dekat Basecamp Serayu Adventure. Sealnjutnya portaging perahu menuju mobil jemputan, dan kembali menuju basecamp untuik beristirahat. Dalam pengarungan di sungai Serayu ini juga di ikuti oleh beberapa OPA yang turun dalam1 team pengarungan, salah satunya adalah dari Mapala Unisi. Selain itu turut serta juga para “kayakers” dari club kayak Tirta Seta purwokerto yang juga turut membantu dalam rescue mengguanakan kayak. Bahkan tak ketinggalan juga, operator Serayu Adventure juga menurunkan 1 team riverguidenya untuk menemani para peserta latgab, walau mereka start dari Jembatan Bandingan, jeram istana batu, sekaligus standby rescue membantu panitia. Dalam agenda sebelumnya, setibanya di basecamp setelah beristirahat sejenak, akan dilakukan evaluasi keseluruhan, namun karena ada kendala dari kendaraan pengangkut, maka diputuskan dan disepakati evaluasi dilaksanakan dua hari setelahnya bertempat di Silvagama UGM.
Rasa letih, capek, pegel bercampur dengan suasana gembira dengan masing-masing menceritakan pengalaman-pengalaman yang tentunya pengalaman seru setelah pengarungan. Suasana keakraban terjalin, symbol kekeluargaan dalam komunitas. Semoga dengan kegiatan Latihan Gabungan Lanjut II kali ini, dapat memenuhi kebutuhan dan potensi penggiat aru

Salam Dayung,
By : Thole/378/GPA
(Hasil liputan untuk Bulletin KAONAK Edisi 057-April 2010)

READ MORE ...

Rabu, 14 April 2010

Menikmati Sunrise di Puncak Gunung Batur

Bali memang identik dengan kuta, sanur, tanah lot, dan ubud. Tapi tahukah anda, Bali punya pilihan tempat wisata yang amat beragam. Karena itu, jika suatu kali anda bertandang ke Pulau Dewata, cobalah nikmati sesuatu yang lain. Bagaimana kalau mendaki Gunung Batur, cukup menantang? Kalau mendaki Gunung Batur telah dipilih sebagai tantangan terbaru anda di Pulau Bali, maka bersiaplah untuk begadang. Sebab, pendakian mesti dilakukan pada dini hari.

Tujuannya tak lain, agar anda bisa sampai di puncak saat fajar sehingga bisa menikmati panorama matahari terbit (sunrise) dari puncak Gunung Batur. Seperti apa panoramanya? Sangat indah, pastinya.

Berkat promosi yang gencar, saat ini mendaki sudah menjadi maskot wisata Gunung Batur. Dan tak hanya mendaki ke puncak Gunung Batur, belakangan banyak pula wisatawan yang melakukan aktivitas tracking di kawasan itu. Tracking mereka lakukan dengan melingkari Danau Batur atau Kaldera Batur.
Karena itu, aktivitas ini dikenal dengan sebutan Kaldera Batur Tracking. Ini merupakan lokasi pendakian paling baru, yang jauh lebih menantang dibanding lokasi sebelumnya karena di sepanjang lokasi pendakian juga terdapat sejumlah objek wisata, seperti memanjat tebing dan pemakaman umat Hindu di Trunyan.

Gunung Batur terletak sekitar 64 kilometer sebelah timur laut Kota Denpasar, dan masuk dalam wilayah Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Ada beberapa versi tentang gunung itu dan kalderanya, namun beberapa sumber menyatakan bahwa Gunung Batur berasal dari gunung purba yang sangat besar dan sempat beberapa kali meletus, kemudian membentuk dua kaldera. Nah, Gunung Batur muncul di tengah kaldera itu. Gunung Batur sendiri sempat meletus pada 1849, 1888, 1904, 1927, 1963, 1968, 1974 dan 1994, dengan letusan terbesar pada 1927.

Saat ini, Kaldera Batur menjadi kawasan paling populer sebagai objek pendakian. Menurut catatan sejumlah pengusaha hotel di Toyabungkah, tempat dimulainya pendakian, dulu hampir semua wisatawan yang menginap di Toyabungkah melakukan pendakian ke Gunung Batur. Hanya sedikit saja (lima persen) saja yang tidak mendaki. Sementara kini, 90 persen wisatawan mendaki Kaldera Gunung Batur, hanya lima persen yang mendaki Gunung Batur, dan sisanya tidak mendaki
Mendaki Gunung Batur, apa sih istimewanya? Begitu mungkin pertanyaan yang muncul di benak banyak orang. Menurut para turis asing yang sudah berkali-kali mendaki gunung ini, Gunung Batur punya sejumlah keistimewaan yang tak dimiliki banyak gunung lainnya, termasuk gunung yang ada di negeri mereka.

Gunung Batur sudah dikenal sejak lama sebagai tempat mendaki. Dulu, sekitar tahun 1980-an, para pelajar dan mahasiswa pecinta alam, kerap melakukan pendakian ke puncak gunung ini. Pada mulanya, para mahasiswa mendaki Gunung Batur di siang hari. Itu pun mereka lakukan sekadar hobi untuk mencari bunga edelweis sebagai oleh-oleh. Tapi kemudian, mereka 'ganti haluan' dengan mendaki Gunung Batur pada dini hari untuk menikmati indahnya sunrise.

Dulu wisatawan kerap merasa khawatir bakal kesulitan mendapatkan tempat menginap di Desa Toyabungkah. Kini, kekhawatiran itu tak perlu ada. Di sana, tersedia belasan hotel melati dengan fasilitas yang lumayan. Biaya sewa kamarnya lumayan murah, tak lebih dari Rp 200 ribu per malam dengan kamar yang bisa dihuni dua orang. Bagi anda yang menginginkan suasana yang 'alami', sewa saja tenda dari hotel setempat. Anda bisa mendirikan kemah di area hotel, yang memang menyediakan lokasi untuk berkemah.

READ MORE ...

Minggu, 04 April 2010

Tips Memilih Tenda

Dewasa ini di Indonesia banyak sekali beredar tenda-tenda entah itu dijual secara perseorangan dan dijual di toko-toko outdoor, rata-rata dengan konstrusi dome tent atau pengembangan dari tunnel tent dan single hope tent. Namun dari semua tenda yang dijual dipasaran dewasa ini sebenarnya tidak semuanya cocok dipakai untuk pendakian gunung, ada tenda yang hanya cocok dipakai camping di kaki gunung atau bahkan cocok hanya dipakai untuk camping di halaman belakang rumah.

Nah bagaimana mengetahui ciri-ciri tenda yang cocok untuk mendaki gunung? berikut mudah-mudahan tips ini bisa membantu teman-teman dalam memilih tenda yang cocok untuk pendakian gunung.

1. Tinggi Tenda
Tenda untuk pendakian gunung cenderung konstruksinya lebih rendah dari pada tenda untuk camping, ini dikarenakan untuk lebih tahan terhadap tiupan angin yang lebih kencang didaerah ketinggian gunung ketimbang lokasi camping yang berada lebih rendah di kaki gunung. Pilihlah tenda yang lebih rendah konstruksinya.

2. Bahan tenda
Perhatikan bahan tenda pilihlah yang dari nylon jangan pilih tenda yang terbuat dari kain katun bahan bagian dalamnya (inner) terbuat dari katun, jika tenda ini dipakai digunung yang tinggi yang bersuhu lembab akan sangat dingin sekali, tenda ini tidak bisa memberikan isolasi yang baik bagi penghuninya. Tenda dengan bahan jenis ini hanya cocok dipakai untuk camping.

3. Lembar Flysheet
Tenda untuk pendakian gunung harus mempunyai lembar flysheet nya, kecuali tenda yang single tent yang terbuat dari bahan breathable garmen yang bisa menahan air tapi kondensasi dalam tenda bisa keluar. seperti tenda keluaran merek Bibler akan tetapi harga tenda dengan bahan jenis seperti ini mahal sekali, dan kebanyakan tenda Bibler ini dipakainya di gunung-gunung tinggi bersalju. Di Indonesia banyak
sekali tenda camping yang dijual tenda ini umumnya tidak memiliki flysheet, kalaupun ada pendek sekali bahkan cenderung hanya seperti hiasan, seperti misalnya tenda merek bestway yang banyak dijual di beberapa toko di jakarta. Flysheet sangat berguna untuk melindungi tenda bagian dalam dari hujan, flysheet yang bagus adalah yang menutup tenda hingga kebawahnya. Hindari memakai tenda camping yang tidak mempunyai flysheet karena sewaktu dipakai di gunung dengan cuaca yang lembab saja tenda tersebut cenderung bagian dalamnya akan menjadi lembab dan sangat buruk untuk kesehatan pendaki didalamnya.

4. Jarak flysheet dan bagian dalam tenda
Perhatikan juga jarak antara flysheet dan diding tenda, jarak yang bagus adalah satu jengkal karena dengan begitu bagian dalam tenda tidak menempel dengan flysheet dan jika hujan lebat bagian dalam tenda tidak ikut basah oleh flysheet, yang bisa menyebabkan kebocoran juga, jarak yang bagus antara flysheet dan bagian dalam tenda akan memungkinkan uap kondensasi dari dalam tenda hilng tertiup angin sehingga tidak tertampung di bagian dalam flysheet yang water proof, Jika tertampung dibagian dalam flysheet akan berubah menjadi titik air dan kembali jatuh kebagian dalam tenda. Kadan inilah yang kita sangka tenda bocor sewaktu hujan, padahal tendanya tidak bocor atau bolong sama sekali.

5. Guylines atau tali pengencang
tenda pendakian gunung pasti akan mempunyai tali-tali pengencang dibagian tertentu yang berguna untuk ketahanan tenda dalam menghadapi angin di gunung. tali-tali ini umumnya oleh pabrik tenda ditempatkan pada titik-titik frame konstruksi tenda yang berguna memberikan kekuatan tambahan pda frame agar tidak patah.

6. ruang penyimpanan
Teras atau istilah kerennya vestibule tenda, adalah bonus istimewa untuk tenda pendakian gunung, karena selain bisa dijadikan tempat penyimpanan barang, vestibule bisa dijadikan dapur saat cuaca jelek dan tidak memungkinkan untuk memasak di luar tenda.

Itulah enam titik penting yang perlu kita perhatikan saat memilih tenda untuk kegiatan pendakian gunung. mengenai hal lainnya tergantung selera dan type gunung yang akan kita daki.


sumber : milis highcamp
READ MORE ...