Sabtu, 16 Februari 2013

Gunung Bagaikan Seorang "IBU"


Aku bukan sekedar mendaki lalu turun dengan keletihan, di sana aku menemukan diriku. Aku seperti pulang ke pelukan seorang “ibu”, disana aku bisa berbagi semua isi kepenatan rutinitas yang kujalani, disana aku bisa menangis terharu, disana aku bisa bebas teriak, disana aku bisa berharap.

www.belantaraindonesia.org

Tanah yang kutapaki adalah rahim “ibuku”. Manusia berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Tegakah diri ini mengotorinya? Tegakah melihat generasi selanjutnya yang keluar dari rahim “ibu” adalah generasi yang kotor? Karena aku bukan sekedar mendaki lalu turun dengan keletihan saja, maka ku bersihkan semampuku jika aku mengunjungi “ibuku”.

Pohon - pohon disana adalah “jantung”. Jantung tempat darah - darah ini dipompakan dan dialirkan, sehingga aku rindu untuk terus mengunjunginya kembali ketika melihat denyut hijaunya. Apa jadinya bila aku hidup tanpa jantung

Masih adakah yang tega menyakitinya atau bahkan menghilangkannya? Mereka ada untuk kita dan tugas kita adalah merawatnya. Sapalah mereka dengan hati maka kita akan selalu disambut dengan ramah ketika mengunjunginya lagi. 

Udara adalah darah ketika kita disana. “darah” yang terus mengalir setiap detik, “darah” yang terus keluar masuk dalam menemani perjalananku disana. Begitu segar, begitu bersih dan begitu ikhlas diberikan kepada kita. Biarkanlah agar tetap seperti itu, biar tetap mengalir dalam tubuh ini.

Tetapi aku tidak setiap saat mengunjungi “ibuku” , rutinitasku di kota di belantara baja. Namun “ibuku” tetap terus ada disekitarku. Mengingatkanku agar terus seperti itu, menyuruhku untuk terus melakukan hal - hal kecil bukti cinta dan sayangku padanya.

Tanah ini Rahim. Pohon - pohon ini jantung, dan Udara ini darah. Dan Gunung adalah “Ibuku”

Sumber : 
http://www.belantaraindonesia.org
READ MORE ...

Yang Bisa Terjadi Dalam Pendakian Gunung


Mendaki gunung tidak hanya memerlukan niat yang kuat saja. Tetapi juga kesiapan fisik. Daya tahan ( endurance ) sangat diperlukan karena dibutuhkan perjalanan berjam - jam hingga hitungan hari untuk sampai di puncak gunung. Hal yang paling sering muncul dalam bahaya subyektif adalah resiko medis.


www.belantaraindonesia.org

HIGH RISK
Adalah resiko medis yang bisa menyebabkan kematian. Keadaan yang termasuk di sini adalah :

Hipotermia
Penurunan suhu tubuh di bawah suhu normal yakni 37 derajat celcius

Dehidrasi
Kekurangan cairan yang di sebabkan oleh kurangnya pemasuklan atau pengeluaran cairan secara berlebihan pada tubuh.

MEDIUM RISK
Adalah resiko medis yang bisa menyebabkan kecacatan, yaitu patah tulang, hilangnya kontinuitas jaringan tulang.

LOW RISK
Resiko medis yang mengganggu aktifitas pendakian seperti trauma. Trauma yang sering terjadi dalam pendakian adalah trauma kepala, trauma otot dan trauma tulang seperti patah tulang.

Luka Dan Cedera Otot.
Jenis luka yang sering terjadi adalah luka lecet, luka memar dan luka sayat. Dan cedera ototyang sering terjadi adalah kram otot, terkilir.

Dari semua yang ada diatas bisa saja dihindari jika kita mempesiapkan segala sesuatu didaalam pendakian. Dan tetap hati-hari di setiap langkah kita.

Semoga bermanfaat


Sumber : http://www.belantaraindonesia.org
READ MORE ...