Selasa, 16 Juni 2009

Pendakian Kedua yang Gagal Mencapai Puncak Mahameru (3.676 M DPL) dan Melawan Jemputan Maut di Kalimati (3.210 MDPL)

Apa hendak dikata, mungkin belum waktunya aku mencapai Puncak tertinggi di Pulau Jawa, gunung yang menjadi impian para pendaki untuk bisa mencapainya (apa iya...???). Petualangan pendakian kali ini cukup berat rintangannya, bukan hanya fisik terkuras habis, namun aku juga melewati masa-masa kritis hampir kehabisan nafas karena terserang Gejala Hipoksia di Pondok Kalimati (3.210 Mdpl). Saya ingin sedikit berbagi cerita ini kepada Sahabat Petualang untuk dapat bersama-sama Sharing tentang perjalan ini. Berikut adalah catatan perjalana Pendakian Gunung Semeru (3.676 MDPL), tanggal 7-11 Juni 2009. Selamat membaca dan tinggalkan sedikit pesan Sahabat Petualang dan Komentarnya.

Rencana pendakian awalnya tidak ke Semeru, namun lebih ke Timur lagi, yaitu Gunung Rinjani. Namun karena statusnya masih ditutup, akhirnya aku bersama team sepakat untuk pendah haluan menuju Semeru. Kendala lain muncul dari team. Awalnya team yang akan berangkat berjumlah 4 orang, namun mendekati hari-H, 2 orang anggota team mengundurkan diri dengan alasan masing-masing. Apa hendak dikata, aku tak kuasa memaksa mereka, karen sesungguhnya mendaki gunung tidak ada unsur pemaksaan, karen tau akan resiko yang akan di hadapi.

Perjalanan dimulai start dari Jogja hari jumat tanggal 5 Juni, berdua aku dengan Afit (rekan team ku) naik Bus "SK" jurusan Jogja-Surabaya (tarif Rp.38.000,-) pukul 22.35 WIB. Setibanya di Surabaya pukul 05.30 pagi hari Sabtu tanggal 6 Juni, aku langsung mencari angkutan menuju Malang. Dengan menggunakan Patas AC (tarif Rp. 15.000,-). Tiba di Malang sekitar pukul 07.30 WIB. Setelah sarapan di terminal Arjosari Malang, aku dan Afit langsung mencari angkutan menuju Tumpang. Oh ya, angkot jurusan Tumpang Arjosari (AT) ini merupakan minibus berwarna putih, dengan tarif Rp.5000,-.

Setibanya di Tumpang aku langsung menuju rumah seorang Sahabat bernama Udin di Tumpang, untuk melepas lelah dan melengkapi perbekalan. Setelah menyantap sate buatan udin, sekitar pukul 15.00 (jam 3 sore), aku dan afit di antar oleh Udin dab temannya menggunakan sepda motor menuju Kantor Perhutani untuk mengurus perijinan pendakian. Setibanya di kantor, Kami mendapat berita yang mencengangkan..!!! Seorang petugas balai mengatakan bahwa gunung Semeru masih ditutup dan belum ada pemberitahuan kapan akan di buka. Kepalang tanggung sudah jauh-jauh perjalanan, akhirnya aku dan afit kembali kerumah Udin. Dirumah kami kemudian mengatur strategi. Alhasil, Udin memberi ide untuk mencoba menelfon balai, berpura-pura dari rombongan dari Jakarta. Ternyata jawaban di telfon sangat mencengangkan..!!!! Ternyata gunung Semeru Telah dibuka untuk Aktivitas Pendakian...!! oh...nasib mujur. akhirnya kami memutuskan untuk menginap di rumah udin, untuk keesokan harinya menuju Ranu Pani.

Pagi-pagi hari minggu tanggal 7 Juni, kami sudah siap (walau agak telat), sekitar pukul 05.15 pagi menuju pasar Tumpang mencari truck pengangkut sayur dan pupuk yang menuju Ranu Pani (tarif Rp.25.000,-). Setibanya di Ranu Pani pukul 08.45 WIB, yang merupakan Entri Point menuju Semeru, kami kembali menghadapi kendala ketika akan mengurus perijinan di posko. Kami diharuskan menggunakan Porter untuk menemani perjalanan kami. Namun karena dana yang terbatas dan sedikit bernegosiasi, akhirnya kami di ijinkan mendaki tanpa Porter menuju jalur Pendakian. Sebelum pendakian, kembali petugas posko mengingatkan jika batas pendakian hanya sampai Kalimati saja, karen status Gunung Semeru yang sudah 3 bulan tidak mengeluarkan letusan (data dari bada Vulkanologi). Sekedar informasi saja, gunung semeru mengeluarkan asap letusan (salvatara) setiap 10-15 menit sekali, dan berbahaya apabila berada dipuncak telalu lama dan melebihi jam 10.00 pagi.

Oke...tanpa berbasa-basi lagi, aku akan memulai petualangan sesungguhnya. Pendakian dimulai pukul 09.30 pagi, melewati Jalur Resmi. Tiba di Pos Shelter pertama, kami sepakat untuk membuat sarapan, akrena perut sudah keroncongan minta diisi. Kemudian pukul 13.00 melanjutkan perjalanan menuju Ranu Kumbolo (Ranu dalam bahasa setempat berarti Danau). Perjalan agak sedikit santai, karen jalur yang ditempuh agak sedikit landai dengan kemiringan tidak lebih dari 10 derajat (bener gak ya...hehehehheee...). Tiba di Ranu Kumbolo pukul 16.46 WIB, langsung mengisi air (karena rencana awal langsung menuju Kalimati). Namun karena kondisi badan sudah mulai lelah dan waktu tempuh menuju Kalimati masih 3 jam lagi, kami pun memutuskan untuk ngecamp (bermalam di Ranu Kumbolo). Dingin menyelimuti malam, ditemani akbut tebal.

Pagi harinya tanggal 8 Juni,pagi hari pertama di gunung, sekitar pukul 07.30 WIB (kebiasaan di gunung hehehehee..) bangun dan mendapati suasana sekitar masih gelap. Ternyata Kabut dengan sangat tebal menyelimuti daerah Ranu Kumbolo, dengan jrak pandang hanya sekitar 3-4 Meter. Aku mulai mempersiapkan peralatan Photography-ku (hanya sebuah kamera Canon EOS 350D beserta lensa kit-nya). Siang harinya setelah sarapan, sekitar pukul 11.30 kami melanjutkan perjalanan menuju Kalimati. Melewati tanjakan cinta dengan kemiringan hampir 45-60 derajat dan jarak tempuh sekitar 150 Meter, membuat kami kewalahan dan beberapa kali harus berhenti kasena kelelahan. Selanjtnya melewati padang Sabana Oro-Oro Ombo sebelum memasuki Cemoro Kandang (hutan Cemara) dan bukit Jambangan, dan disertai hujan yang awalnya gerimis dan kabut yang cukup tebal, kamipun sampai di Kalimati setelah menempuh perjalanan selama 3 jam lebih.

Kami membuat makanan (masak) untuk menghangatkan badan, setelah sebelumnya berganti pakaian karen pakaian sebelumnya basah kuyup. Wowww....bisa bayangkan sendiri gimana rasa dinginnya di ketinggian 3.210 M DPL, dalam keadaan basah kuyup lagi...huaaawaaaaa...!!!! setelahnya kami pun beristirahat dan mendirikan tenda dome didalam pondok untuk mengurangi rasa dingin yang menyelimuti. Malam pun tiba. setelah terbangun jam 23.00 (karen kami sepakat untuk meuju puncak pada malam itu), kami keluar melihat cuaca. Dan ternyata cerah. Namun karena rasa kantuk dan kelelahan yang mendera, serta hangatnya Sleeping Bag dan selimut yang menggiurkan, kami pun sepakat untuk membatalkan pendakian ke pucak pada malam itu, dan melanjutkan tidur.

Pagi kembali datang, pada hari selasa tanggal 9 Juni. Jam 8 pagi kami bangun dan melihat keadaan sekitar yang ternyata sangat Gelap diselimuti oleh Kabut tebal. Untunglah bagi kami karena tidak melanjutkan perjalanan tadi malam, karena Nyawa kami bisa terancam dengan kondisi Kabut tebal jika turun dari puncak. Seharian tak ada sinar matahari menyelimuti. Sepanjang hari di Kalimati diselimuti oleh Kabut tebal. Dalam benakku aku berfikir (apakah ini pertanda dari Alam....???) yah, sebuah pemikiran untuk membuat suatu keputusan. hingga malam hari baru cuaca cerah, sekitar jam 8 malam, cahaya bulan dan bintang menemani suasana Kalimati di Malam hari. Kami pun kemudian mengatur strategi untuk persiapan keberangkatan ke Puncak pada tengah malam. Sekedar Informasi, untuk meuju Puncak Mahameru disarankan untuk mendaki pada Malam Hari, karena kita tidak boleh berada lama-lama berada dipuncak, dan direkomnedasikan jam 10 pagi harus sudah turun, karena gas Beracun dapat membunuh siapa saja. Jarak dari Kalimati menuju puncak masih sekitar 5-6 jam dengan kecepatan perjalanan standart.

Pukul 11 malam pun tiba, setelah terbangun oleh alarm HP. Kami kemudian melihat kembali dan membaca tanda-tanda alam. Cuca sangat cerah, dan menggiurkan untuk melanjutkan perjalanan. Namun aku mempunyia suatu firasat yang tidak bagus, seolah-olah ada bisikan kepadaku untuk tidak melanjutkan pendakian. dalam batin aku berdoa dan meminta petunju pada yang maha Kuasa (Tuhan Yesus) agar diberi petunujuk. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan.

Dan inilah saat dimana nyawaku terancam. Sedikit saja jika aku lengah dan tertidur, mungkin aku hanya tinggal nama saat itu. Gejala hipoksia (karena kekurangan Oksigen) timbul. Nafasku tersengal-sengal seperti baru habis berlari 10KM. hidung tersumbat, kepala seolah ingin terlepas, begitu sakit. Bahkan untuk menoleh saja dibutuhkan gerakan yang lambat. Perutku terasa mual. Berjuang untuk mendapatkan Oksigen sebanyak-banyaknya. Akhirnya aku membuka pintu Tenda dan mencoba membuat aktivitas. Mulai dari memasak air hinga memasak-nya berulang-ulang untuk sekedar mencari aktivitas dan sedikit menghangatkan diri. Ingin rasannya aku segera turun pada malam itu. Namun aku mencoba bertahan dan berthan, hingga jam 5 pagi aku berusaha berjuang melewati masa yang palng sulit dalam hidupku, sambil tak henti-hentinya aku berdoa mohon perlindungan dan keselamatan. Sementara saat itu teman ku sedang tertidur pulas dan tidak menyadari kondisiku (karena aku tak ingin merepotkan orang lain selagi aku masih bisa bertahan). Akhirnya aku dapat melewatinya, dan dapat memejamkan mata sejenak tidur hingga pukul 9 pagi. Terima Kasih Tuhan...KAU memang maha pengasih dan Penyayang.

Setelah bangun, kami pun langsung Packing dan turun menuju Ranu Pani (Entri Point). Hari itu, Rabu tanggal 10 Juni. Aku dan Afit mulai berjalan turun menyusuri hutan cemara yang sangat teduh dan indah, dengan ditemani suara burung. kami memulai perjalanan jam 10.30 pagi. Kami berjalan dengan santai, lambat, dan sesekali berhenti untuk meinkmati pemandangan sambil berfoto. Tiba kembali di Ranu Kumbolo (2.400 M Dpl), kami pun istirahat sebentar, dan ketemu pendaki lain (hahahha...akhirnya..ketemu manusia lagi..). Kami pun memutuskan untuk bermalam lagi di Ranu Kumbolo dan sepakat untuk turun keesokan paginya. Tak mau kehilngan moment indah di Ranu Kumbolo, aku pun kembali beraksi seperti seorang Fotografer Profesional, jepret sana jepret sini.

Malam pun tiba, malam terakhir di Semeru. Setelah makan malam yang sangat sedikit (karena Logistik Menipis), aku masih saj akelaparan dalam heningnya malam dan kedinginan. SSSsrrrttttt...kudengar ada suara berisik.....!!!!! oh..ternyata ada tikus Hutan...!!!! akupun mulai menghayalkan menyantapnya. Diam-diam kuintai tikus itu, cheetaahzzz...akihrnya dilempar oleh afit menggunakan sendal tepat mengenai Tikus itu. Akupun bergegas menangkpanya dan mulai menguliti tikus tersebut. Yummiii....dapet makanan...asyik banget nih. Dengan bekal pengalaman memasak yang lumayan lah untuk bersaing dengan Chef-chef papan Atas, aku pun memasak daging tikus itu dan menyantapnya...Ueank Tenan...Maknyusss kata mas Bondan.....(hehehhe..kelaperan sih...). Setelah itu akupun Tidur setelah sebelumnya kau berdoa mohon perlindungan.

Pagi harinya tanggal 11 Juni, jam 5 pagi aku sudah bangun untuk memulai perburuan Foto di pagi hari. Beberapa poto aku dapatkan (lumayanlah). kemudian sekitar pukul 8 kami berkmas (packing) dan langsung menuju Ranu Pani melalui jalur Ayek-Ayek. Sekitar pukul 13.00 kami pun tiba di Ranu Pani, kamudian memesan makanan dan menunggu kendaraan (truck) yang akan menuju Tumpang. Muju bagi Kami, Truk pengangkut sayur pun datan menghampiri dan kamipun bergegas naik truk, selanjutnya menuju Tumpang, Kemudian Malang, Surabaya...dan Akhirnya kembali lagi ke JOGJA.....

demikianlah sedikit cerita petualangan saya kali ini. Sangat dibutuhkan Komentar dari para Sahabat Petualang untuk memberikan Komentarnya, demi berlangsungnya petualangan-petualangan selanjutnya oleh saya yang ngaku-ngaku sebagai seorang Petualang (halahh...).

Berfikirlah Sebelum Bertindak, Perhitungkan Resiko terkecil yang akan dihadapi, dan buatlah Keputusan yan sejauh mungkin meninggalkan Resiko.

Pendaki Gunung Bukanlah Penakuk Alam, Bukanlah Penantang....Alam tak Bisa di Taklukkan dan tak Boleh di Tantang....



Salam Lestari,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar