Jumat, 23 Juli 2010

Tentang Sebuah Catatan Perjalanan

Halo sahabat petualang sekalian, semoga sahabat petualang sekalian diberkati oleh Tuhan dalam setiap aktivitas nya. Pada postingan kali ini, saya ingin membahas sebuah bagian yang tidak kalah penting (menurut saya) dari aktivitas petualang, entah apapun itu bentuknya, mulai dari mendaki gunung, panjat tebing, susur goa, arung jeram, atau hanya sekedar travelling ke suatu tempat untuk mengunjungi hal-hal yang baru dengan suasana yang baru juga. Apakah itu….??? Mungkin jawaban dari saya adalah “Catatan Perjalanan”. Yah, catatan perjalanan merupakan serangkaian tulisan atau cerita yang ditulis dalam sebuah wadah catatan (cth : buku,handphone, notebook, dll) yang ditulis dalam sebuah rangkaian perjalanan yang mempunyai fungsi dan tujuan tertentu (cth : artikel atau berita). Nah, kalo definisi yang baru dibaca oleh sahabat petualang itu menurut saya lho…mungkin sahabat petualang punya persepsi yang berbeda dari saya (itu terserah masing-masing saja ya…hehehehe….). Kemudian juga tidak lupa sertakan media rekam baik itu foto atau video yang bisa menceritakan suasana yang selaras dengan alurnya.

Mengapa kita perlu menuliskan catatan perjalanan…??? Bagi saya pribadi, menulis setiap kejadian yang saya alami dalam setiap perjalanan itu merupakan sebuah keasyikan (dan keunikan) tersendiri dalam melakukan sebuah perjalanan. Dalam buku catatan perjalanan yang biasa saya lakukan, saya sering menulis tempat dimana saya berkunjung, dalam rangka apa saya melakukan perjalanan, siapa saja personel yang ikut berpetualang bersama saya, jam berapa saja dan saya ngapain aja, harga ongkos/tarif angkutan berapa, naik angkutan apa saja, lewat rute mana saja, siapa saja yang saya temui, apa yang saya temukan, bagaimana kondisi daerah yang saya temui, bagaimana suasana nya, dan masih banyak lagi hal-hal yang biasa nya saya tulis dalam buku catatan perjalanan saya. Dari catatan perjalanan tersebut, biasanya saya sertai dengan memotret (foto) bagian-bagian penting dalam perjalanan saya itu (terutama untuk Narsis-narsis’an…hehehehehe…..)

Membuat catatan perjalanan bisa membuat saya terkadang kangen (rindu) untuk kembali ke tempat-tempat dimana saya pernah berkunjung. Banyak petualang-petualang hebat dan pernah (melegenda) yang terkadang menjadi inspirasi dan motivator saya dalam menulis sebuah catatan perjalanan. Sebut saja Soe Hok Gie (alm) yang sosoknya begitu di kenal dalam dunia pecinta alam hingga sekarang yang hingga detik-detik akhir menjelang kematiannya di gunung Semeru sempat menuliskan sesuatu, kemudian Norman Edwin (alm) yang selalu berpetualang dan membawa serangkaian cerita tentang petualangannya dan catatan terakhir sebelum beliu akhirnya ditemukan meninggal di Aconcagua. Kalo kedua orang barusan sudah almarhum. Kemudian ada bang Rizal Bustami seorang wartawan dari era ‘80an yang hingga kini masih sering aktiv menulis dan pemilik blog Cantigi Peace yang selalu membawa cerita dalam setiap petualangan beliau, dan salah satu yang jadi favorit saya adalah Trinity yang telah menerbitkan buku Naked Traveller, yang menuliskan apa saja tentang perjalanannya menjadi seorang backpackers yang telah keliling dunia.

Mungkin saya punya sedikit khayalan gila (baca: mengada-ada) dari buku catatan perjalanan yang saya miliki. Sesuatu yang terlalu muluk dan terlalu dini untuk di ungkapkan, “saya cuma ingin menikmati petualang seumur hidup saya” hehehehhehe…. Saya sedikit mengutip sebuah ungkapan dari Norman Edwin yang selalu ada di benak saya yang pernah dituliskan dalam buku tentang beliau “Jejak sang Beruang Gunung”, yaitu Saya akan terus berpetualang dan saya akan menceritakan tentang petualangan saya kepada kamu, dan suatu saat nanti, kamu lah yang akan menceritakan tentang petualangan saya ini kepada teman dan sahabatmu……(ini yang selalu menginspirasi saya).

Demikianlah sahabat petualang sekalian, untuk beberapa postingan yang akan datang saya akan mencoba mempublikasikan beberapa artikel tentang perjalanan petualangan saya seperti yang pernah saya posting sebelumnya tentang cerita hampir mati di Gunung Semeru, kemudian laporan tentang liputan kegiatan latihan Arung Jeram Forumnya Arung Jeram Yogyakarata (FAJY), Cerita tentang Pulau Terkecil di Dunia ada di Indonesia, dan beberapa lainnya yang pernah saya posting. Mohon maaf jika penyampaiannya masih terkesan acak-acakan dan semerawut…maklum, saya kurang pandai dalam merangkai kata-kata menjadi kalimat yang indah.

Semoga sedikit ulasan dari saya ini bisa bermanfaat untuk kita semua….
Tetap Semangat……!!!!
Salam,
Yohanes Kurnia Irawan

Foto : contoh dari catatan perjalanan saya.
READ MORE ...

Minggu, 18 Juli 2010

PETUALANG BLOGWALKING AWARD 2010, Untuk siapa saja yang punya blog

Hallo sahabat Petualang sekalian, semoga sahabat petualang selalu dilindungi oleh-Nya dalam menjalankan segala aktivitas. Pada postingan saya kali ini, saya ingin sedikit berbagi award untuk sahabat petualang sekalian. Bagi-bagi Award…..???? awalnya saya juga gak kefikiran mau bikin award yang ke-dua ini, setelah pada tahun yang lalu saya membagi-bagi award yang pertama ini dan mendapat sambutan yang luar biasa. Setelah saya fikir-fikir lagi, tidak ada salahnya untuk membuat sebuah award lagi dan membagikannya kepada para blogger sahabat petualang sekalian.

Kenapa saya tiba-tiba memberikan award lagi….??? Padahal saya baru saja bangun dari tidur yang lumayan panjang (Baca : sempat vakum beberapa bulan dari dunia maya), karena ada satu dan lain hal dari aktivitas saya. Ini merupakan sebuah langkah awal dari saya untuk tetap semangat dalam ber-blog-ria dan menjalin kembali silaturahmi yang dulu sudah terjalin dan sempat menghilang. Semoga ini bisa membangkitkan kembali semangat saya.

Dalam award kali ini, saya kembali membawa pesan untuk pelestarian alam, sebuah usaha untuk menjaga supaya bumi yang kita tinggali ini tetap lestari dan untuk kelangsungan generasi penerus setelah kita nanti. Ada sebuah pertanyaan yang timbul dari saya untuk saya sendiri, “Pantaskah saya membuat Award ini dan membagi-bagikannya kepada para Blogger….???” Pertanyaan tersebut akhirnya saya jawab dengan sebuah pertimbangan, tidak ada salahnya untuk mengajak dan menyerukan kepada semua pihak untuk tetap melestarikan alam, menjaga bumi untuk tetap hijau, dan tentunya mengurangi dampak global warming.

Award kali ini saya beri nama “Petualang Blogwalking Award”, dengan keterangan di bawahnya yang mengucapkan selamat kepada siapa saja yang memasang award ini di blognya, sebuah ucapan sederhana tapi mungkin mempunyai makna yang luar biasa. Kalimat itu berbunyi, "Congratulation Your Blog Supports the preservation of natural", yang artinya kira-kira begini “Selamat, Blog anda mendukung pelestarian alam”, dengan harapan pesan ini akan selalu mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan alam.

Mengapa saya menggunakan nama Petualang Blogwalking Award…??? Ini merupakan sebuah apresiasi dari saya terhadap para blogger yang selalu berpetualang dari blog ke blog untuk saling menyapa, meninggalkan pesan, bertukar link, dan menjalin persahabatan tentunya. Petualang Blogwalking merupakan sebuah harapan dari saya untuk bisa terus nge-Blog dan menjalin persahabatan kepada siapa saja. Award ini tidak saya batasi penyebarannya, dan harapan saya award ini bisa dibagikan kepada rekan-rekan, sahabat atau jalinan para sahabat petualang sekalian. Dengan menyebarkan dan membagi-bagikan award ini berarti sahabat petualang sudah ikut menyampaikan pesan ini kepada siapa saja dan dimana saja untuk tetap menjaga kelestarian alam kita.

Mohon maaf jika desain dari award ini terlalu sederhana atau bahkan sangat sederhana sekali (belum jago desain saya…hehehe). Silahkan di copy paste script dibawah ini, dan silahkan mengapresiasikan tujuan dari award ini dengan bahasa dan persepsi dari sahabat petualang sekalian. Semoga tali silaturahmi kita tetap terjaga dan bumi kita tetap lestari.
Oh ya, silahkan tinggalkan pesan anda apabila sudah menjemput award ini .

Suara Petualang
Silahkan Copy dan Paste Script dibawah ini :


Pepatah Indian Kuno :
Jika Pohon terakhir sudah ditebang
Sungai terakhir sudah dicemari
dan ikan terakhir sudah ditangkap
Maka manusia akan sadar
UANG TIDAK BISA DIMAKAN

Go Green, Stop global Warming, Save the Earth
Yogyakarta, 18 Juli 2010
Pesan untuk bumi
Yohanes Kurnia Irawan
READ MORE ...

Sabtu, 17 Juli 2010

Pentingnya Survey Darat Dalam Mendukung Keselamatan Pengarungan Sungai Eksplorasi

Halo sahabat petualang, apa kabar….??? Semoga selalu dalam keadaan yang baik-baik saja. Postingan kali ini adalah untuk sedikit menyegarkan kembali para penggiat Arung Jeram yang akan mengeksplorasi sungai baru untuk diarungi. Dalam postingan ini akan sedikit membahas tentang kegiatan survey darat, yaitu tahap observasi (pengamatan) langsung kondisi lapangan (baca:sungai). Pentingnya survey awal ini juga bertujuan untuk meminimalisir resiko dalam pengarungan sesungguhnya atau dalam survey lanjutan.
Survey darat merupakan suatu kegiatan mengumpulkan data mengenai situasi detail sungai yang akan kita arungi, dimana hasilnya akan dapat menggambarkan segala hal mengenai bentangan sungai dan potensial problem yang mungkin dihadirkan sungai pada saat pengarungan dilakukan. Dengan berbekal data tersebut para pengarung sungai eksplorasi dapat melakukan persiapan persiapan yang dianggap perlu untuk mensiasati kesulitan kesulitan yang akan muncul saat pengarungan. Dapat menghindari terjebak disituasi dan tempat yang sulit serta berbahaya bagi keselamatan kita saat pengarungan.
Kita tidak hanya mengandalkan hasil analisa data dari peta topografi yang kita miliki untuk mendapatkan gambaran mengenai situasi sungai secara kasar, Data dari peta topografi memang bisa diandalkan namun perlu kita ingat bahwa arung sungai ekplorasi membutuhkan gambaran yang sangat detail mengenai sungai tersebut dan data dari peta topografi ternyata belum cukup. Banyak sudah terjadi kecelakaan fatal yang merenggut jiwa para pengarung dikarenakan terjebak situasi dan permasalahan yang dihadirkan oleh sungai melampaui batas kemampuan dan saat itu tidak ada kesempatan untuk menghindar, maka terjadilah kecelakaan. Kecelakaan kecelakaan yang terjadi sebenarnya dapat dihindari dengan mendapatkan data data sugai yang akan diarungi dengan detail sebelumnya.
Survey darat pada sungai eksplorasi yang akan diarungi kita lakukan dengan cara menjelajahi dari darat lintasan pengarungan sungai mulai dari tempat start hingga finish. Adapun tugas tugasnya ialah:

Pertama, melakukan pengamatan visual terhadap tempat start yang ideal sehingga tempat start itu dapat digunakan oleh tim dengan aman dan tidak menyulitkan.
Kedua, melakukan pengamatan visual terhadap tempat tempat yang dianggap memiliki tingkat kesulitan yang dapat menimbulkan masalah atau membahayakan.
Ketiga, menandai pada peta topografi tempat tempat yang memilki tingkat kesulitan dan daerah berbahaya.
Keempat, melakukan pengamtan visual terhadap tempat tempat yang aman untuk melakukan scouting bagi para pengarung. Tempat ini merupakan titik terakhir yang paling aman bagi para pengarung (rafter) untuk berhenti dan melakukan scouting sebelum berhadapan dengan sebuah jeram. Tim survey darat harus dapat menandai tempat ini pada peta topografi dan juga diharuskan meletakkan tanda ( misalkan dengan bendera merah yang diletakkan dititik dimana perahu harus berhenti didaerah itu serta mudah terlihat oleh para pengarung dari sungai ). Hal ini mencegah tim pengarung terjebak didalam daerah yang sulit untuk berhenti dan melakukan scouting padahal didepan telah menunggu jeram yang berbahaya.
Kelima, melakukan pengamatan visual dan menandai pada peta topografi terhadap tempat yamg ideal untuk beristirahat.
Keenam, melakukan pengamatan visual terhadap tempat finish pengarungan sehingga mempermudah tim pengarung pada waktu pengarungan selesai.
Ketujuh, melakukan pengamatan visual dan menandai pada peta tehadap bahaya potensial lain yang dapat membahayakan pengarungan.

Semua hasil pengamatan harus dituangkan dalam bentuk foto ataupun rekaman video. Dan selanjutnya hasil pengamatan serta dokumentasi harus dikumpulkan dan selanjutnya disajikan secara sistematis berdasarkan lintasan pada peta di tempat tempat yang telah ditandai. Sehingga mempermudah pengolahan hasil datanya.
Demikianlah sahabat petualang sekalian, semoga ulasan kali ini masih bisa bermanfaat bagi pembaca yang membutuhkan dan mohon maaf apabila dalam penyampaian masih ada yang kurang, untuk itu silahkan memberikan masukkan untuk menambah wawasan kita bersama.

Tetap Semangat….!!!
Yohanes kurnia irawan
(dari berbagai sumber)
Foto : Jeram Gate Sungai Serayu, Banjarnegara Jawa Tengah
READ MORE ...

Rabu, 14 Juli 2010

Tips : Bertahan Hidup di Laut

Halo sahabat petualang sekalian, lagi-lagi postingan kali ini saya ingin berbagi tips masih seputar bertahan hidup (survival) untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk apabila kita dihadapkan pada kondisi harus menjadi seorang Survivor. Lagi-lagi mungkin ini artikel kacangan bagi dedengkot petualangan, tapi bagi orang awam mungkin ini bisa sedikit bermanfaat. Kali ini tips nya bukan bertahan di gunung, tebing, arung jeram atau di dalam gua, tetapi di laut. Yah, laut, ini salah satu medan survive yang cukup berat, karena kita mungkin saja hanya bermain dalam hitungan detik untuk segera berfikir bagaimana caranya untuk bisa tetap hidup detik berikutnya.
Berikut ini adalah beberapa tips yang saya rangkum dari beberapa sumber dan salah satunya adalah sumber pada saat saya mengikuti latihan gabungan Water Rescue di Yogyakarta.
Pertama, jika terjadi sesuatu pada pesawat atau kapal yang anda tumpangi mengalami trouble dilaut, usahakan untuk berenang menjauh, terutama jika terjadi ledakan dan api. Menjauh dengan melawan arah angin (untuk itu perlu mengetahui arah angin dalam waktu yg sangat cepat). Jika dipermukaan air terdapat banyak api, berenanglah didalam air (menyelam menuju permukaan air yang aman)
Kedua, selain pelampung, kita bisa menggunakan barang-barang yang yapat mengapung di air. Barang-barang ini biasa terbuat dari plastic, seperti jerigen atau drybox yang dikosongkan (jika menemukan), atau dalam kondisi darurat sementara, bisa menggunakan celana panjan yang disimpul kedua ujungnya dan diisi angin ketika masih berada di atas permukaan air (yang ini bersifat sementara).
Ketiga, jangan panic dan tetap berfikir tenang. Semakin kita panic, kita akan semakin kehilangan banyak tenaga. Berat jenis tubuh lebih rendah dari air laut, sehingga kita akan lebih mudah untuk mengapung. Ketakutakn dan kepanikan hanya akan membuat kita cepat tenggelamdan nafas terburu-buru akan membuat air mudah tertelan. Bernafaslah yang dalam, karena itu akan membuat tubuh menjadi lebih ringan.
Keempat, agar dapat mengambang, usahakan anda tetap berpegangan pada barang-barang yang menjadi tumpuan. Apabila permukaan air cukup tenang, dengan mencelupkan kepala kedalam air dan merentangkan tangan akan membuat tubuh menjadi lebih ringan (posisi tubuh menghadap atas).
Kelima, sebaiknya anda menghindari untuk meminum air laut, karena hal itu justru akan membuat tubuh akan kehilangan cairan dan dehidrasi. Bagi orang-orang tertentu memang ada yang bisa bertahan hidup dengan cara demikian, tapi sebaiknya jangan ditiru secara berlebihan.
Keenam, tetaplah menggunakan sepatu untuk menghindari dan mencegah luka (kecuali sepatu bot). jika ada bagian tubuh yang terasa kram, usahakan memencet bagian tubuh tersebut dengan jempol atau telapak tangan. Akan lebih baik jika ada orang yang bisa menolong. Beri tekanan pada bagian yang kram untuk merenggangkan ototnya.
Ketujuh, jika alat komunikasi masih bisa digunakan (cth:HT/HP), gunakanlah. Tapi kalau memang tidak ada harapan, bisa diupayakan berenang menuju daratan, terutama jika sudah terlihat garis pantai.
Kedelapan, berdoalah semoga anda selamat....

Demikianlah beberapa tips dari saya, mohon maaf jika dalam penyampaiannya menggunakan bahasa yang terlalu sederhana. Pengetahuan dini akan keselamatan dan pertolongan diri sendiri (self rescue) sangant penting apalagi bagi kita yang suka berpergian (travelling), penggiat alam bebas, bahkan orang awam sekalipun sebaiknya membekali diri dengan pengetahuan dasar untuk meminimalisir resiko yang mungkin akan terjadi.

Tetap Tegar, Tetap Semangat…..!!!!
Yohanes Kurnia Irawan
(dari berbagai sumber)
Sumber gambar : http://neoterichovercraft.com/
READ MORE ...

Selasa, 13 Juli 2010

Tips : Bertahan Hidup di Hutan

Hallo sahabat petualang, semoga masih tetap semangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Postingan kali ini saya ingin berbagi tips cara bertahan hidup di hutan. Bagi dedengkot petualangan (baca: Penggiat petualangan) mungkin artikel ini hanya artikel kacangan saja, tapi bagi sahabat petualangan yang masih awam dalam dunia petualangan atau beraktivitas di alam bebas, mungkin sedikit tips dari saya ini bisa sedikit membantu sahabat petualang apabila suatu saat tersesat atau kehabisan perbekalan (logistik) saat beraktivitas di alam bebas.
Yang pertama, sedapat mungkin kita harus bisa mengenal tempat kita berada dan jumlah perbekalan yang dibawa (yang masih tersisa). Buat langkah-langkah kedepan agar segala sesuatu tindakan berdasarkan prioritas, efektif dan efisien, dengan selalu berfikir efisien maka kita akan lebih percaya diri.
Kedua, hindari kondisi kekurangan cairan tubuh (dehidrasi). Di saat udara panas, bergeraklah perlahan, jangan mengkonsumsi minuman berkafein atau sejenisnya yang justru membuat tubuh kehilangan cairan. Sebaiknya konsumsi makanan yang berkarbohidrat tinggi daripada berprotein tinggi.
Ketiga, gunakanlah air sehemat mungkin. Air bisa diperoleh dari tanaman yang ada dihutan, seperti dasar (pangkal) pohon pisang, rotan, lumut, dan bunga kantong semar. Air hujan dan embun dapat ditampung di jas hujan atau penampang lain yang disalurkan dalam sebuah wadah (botol). Jika menemukan sungai dan ternyata kering, cobalah menggali tanah yang ada dibawah batu disekitar sungai.
Keempat, selalu nyalakan api pada malam hari untuk menghangatkan tubuh dan menghindari binatang (hewan) buas yang mungkin saja ada di hutan itu. Anyaman dedaunan juga bisa dibuat untuk menghangatkan tubuh. Bekali diri dengan tongkat kayu (pentungan) atau golok sebagai persiapan menghadapi binatang buas.
Kelima, jika kehabisan bekal makanan, cobalah untuk mencari dan mengenali jenis-jenis tumbuhan yang bisa dimakan. Blila yakin, ada buah-buahan atau daun-daun liar yang bisa dimakan. Lakukan pengetesan terlebih dahulu pada kulit tangan, bibir atau lidah selama beberapa saat, setelah yakin aman baru dimakan. Hindari tanaman yang berwarna mencolok dan bergetah putih.
Keenam, jika pada bagian tubuh terdapat luka, terus beri tekanan dengan cara mengikat kencang disekitar luka dengan kain yang keras. Hindarkan dan bersihkan luka dari kotoran, karena infeksi yang ditimbulkan oleh luka bisa membuat tubuh lemah.

Demikian beberapa tips dari saya, semoga dapat bermanfaat dan menjadi bahan referensi tambahan sebelum para sahabat petualangan akan melakukan sebuah perjalanan ataupun dalam kondisi ekstrim tersesat di hutan. Siapkan secara matang rencana perjalanan (manajemen perjalanan), untuk mengurangi resiko terburuk yang mungkin saja menimpa kita. Mohon maaf jika dalam penyampaian tulisan ini agak sedikit berantakan, semoga masih berkenan untuk dibaca.

Salam Lestari….
Yohanes Kurnia Irawan
(Dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi)
(foto : pos III Gunung Merbabu via jalur Ngagrong, Ampel Jawa Tengah)
READ MORE ...

Minggu, 11 Juli 2010

Mencoba Bertahan dan Bangkit Kembali

Sebuah perjalanan biasanya menghadapi suatu kendala dalam menempuh perjalan itu. Entah sekecil apapun kendala yang dihadapi pasti selalu ada. Dan biasanya kita kurang memperhatikan kendala yang sebenarnya kita alami itu. Banyak orang-orang sukses berawal dari perjalanan yang tak mudah dan berliku, dan bahkan beberapa kali terjatuh, namun bangkit kembali untuk meneruskan perjalannya itu.
Tetapi ada juga yang tak sanggup untuk meneruskan perjalan itu, karena sudah terlanjur kecewa dan putus asa dalam menghadapi kendala. Sebuah perjalanan terkadang tak semudah yang dibayangkan, dan terkadang banyak yang harus dikorbankan. Menghadapi sebuah pilihan, apakah akan berusaha bangkit atau tidak sama sekali.
Terkadang kita kehilangan orientasi dalam menentukan pilihan, hingga akhirnya kecewa pada pilihan yang telah dipilih. Kecewa adalah hal yang yang wajar, namun kita jangan sampai terlarut dalam kekecewaan itu. Mencoba untuk kembali bangkit dan terus berjuang hingga kita dapat meneruskan perjalanan itu.
Dalam petualangan aku banyak belajar menghadapi kehidupan. Bertahan di gunung dalam kondisi ekstrim, pernah merasakan hampir kehilangan nyawa di Pondok Kalimati Semeru, tidak membuat aku jera untuk terus mendaki. Terjatuh dari perahu saat berarung jeram, menghadapi trouble dan mencoba mengatasi trouble tersebut, hal itu juga tidak membuat jera untuk terus berpetualang. Satu kalimat yang selalu dikumandangkan di komunitas ku, “Tetap Tegar Walau Terkilir”, semakin memacu semangat untuk tidak pernah gentar menghadapi apapun, kecuali Tuhan. Yah, aku selalu Takut akan Tuhan, dan selalu bersyukur atas apa yang telah dikaruniakan-Nya, terutama karena sampai detik ini aku masih bisa bernafas dan menikmati setiap detik kehidupan, dan aku sangat menghargai kehidupan.
Keinginan untuk tetap bertahan membuat semangat semakin terpacu untuk melewati setiap rintangan yang dihadapi selanjutnya. Lolos dari satu rintangan bukan berarti rintangan itu akan berakhir, karena masih banyak rintangan yang jauh lebih berat didepan. Satu hal yang pasti dalam setiap usaha adalah Gagal, tapi jangan pernah takut untuk menghadapi kegagalan dalam setiap usaha. Lebih berhati-hati dalam melangkah, terus berjalan dan menentukan sebuah pilihan.

Tetap Semangat…..!!!
Yohanes Kurnia Irawan
READ MORE ...

Selasa, 29 Juni 2010

Sang Petualang Ikut Kontes SEO Blogger Indonesia dukung internet aman, sehat & manfaat

Halo para sahabat Petualang sekalian….apa kabar…?? Semoga para sahabat petualang sekalian senantiasa selalu di berkati oleh Tuhan dalam setiap aktivitasnya. Oh ya sahabat petualang sekalian, dalam kesempatan postingan kali ini, Sang Petualang ingin menoba peruntungan melalui kontes SEO yang di selenggarakan oleh sahabat petualang dari komunitas BEM FASILKOM UMB. (UNIVERSITAS MERCUBUANA) .
Kontes SEO ini mewajibkan setiap pesertanya untuk mencantumkan keyword (baca : Kata Kunci) Blogger Indonesia dukung internet aman, sehat & manfaat. Nah, mumpung tulisan tentang petualangan saya belum selesai di garap, tidak ada salahnya donk kalo saya mencoba mengikuti kontes SEO yang diselenggarakan oleh BEM FASILKOM UMB. ini, apalagi temanya adalah Blogger Indonesia dukung internet aman, sehat & manfaat yang tentunya mengajak kita untuk tetap menggunakan fasilitas internet dengan aman, sehat dan manfaat.

Dalam kontes kali ini, saya ingin berbagi Manfaat & tips berinternet sehat dan aman untuk anak usia dini. Berikut adalah tips dari saya untuk anak usia dini dalam menggunakan internet aman, sehat dan manfaat.
1. Usahakan anak anda selalu dalam pengawasan orang tua dalam menggunakan internet, sehingga terpantau situs-situs yang dibuka oleh sang anak.
2. Arahkan anak anda untuk membuka situs-situs yang berisikan edukasi yang sesuai dengan usia mereka.
3. Blokir situs-situs dewasa dari computer pribadi di rumah, sebagai pencegahan awal untuk anak usia dini yang kelak akan menjadi blogger Indonesia yang tentunya akan mendukung internet aman dan sehat.

Nah, dari tips tersebut, apakah ada manfaatnya…??? Coba kita simak manfaatnya menggunakan internet aman, sehat & manfaat berikut ini :
1. Anda akan selalu mengetahui perkembangan anak anda, terutama dalam menguasai dunia maya (internet), sehingga harapan anda supaya anak anda mengunakan Internet aman, sehat dan manfaat bisa terwujud.
2. Dengan mengakses situs-situs edukasi, anak-anak anda akan lebih banyak mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang tidak diperoleh dibangku sekolah.
3. Dengan memblokir situs-situs dewasa, terutama situs pornografi, maka anak anda akan terhindar dari dampak negative situs-situs dewasa tersebut, sehingga anda akan merasa tenang karena anak anda menggunakan internet yang aman, sehat dan tentunya manfaat.

Saya yakin, Blogger Indonesia tentunya akan sangat mendukung penggunaan internet yang aman, sehat dan manfaat,terutama untuk anak-anak usia dini, apalagi akhir-akhir ini banyak kasus yang mungkin sediikit menyudutkan para komunitas blogger Indonesia. Buat para blogger Indonesia, yang tentunya sahabat petualang sekalian, tidak ada salahnya lho mencoba mengikuti Kontes SEO yang diselenggarakan oleh BEM FASILKOM UMB. ini, apalagi hadiah yang ditawarkan juga lumayan aman, sehat dan tentunya akan ada manfaat.
Untuk informasi lengkap tentang kontes ini, para Sahabat Petualang sekalian bisa mengunjungi website ini, yang dikelolal oleh sahabat-sahabat dari BEM FASILKOM UMB.. Seru juga yah, berpetualang di dunia maya, dengan mengusung tema Blogger Indonesia dukung Internet aman, Sehat & Manfaat, sambil blogwalking, sambil promosi blog, yah ibarat kata pepatah, sambil menyelam minum susu (hahahhaa…apa hubungannya yah…???)
Yah, begitulah sahabat Petualang sekalian, saya juga tidak pandai dalam merangkai kata-kata, semoga sekilas tentang info lomba Kontes SEO yang diselenggarakan oleh BEM FASILKOM UMB. ini yang mengharuskan pesertanya menggunakan kata kunci Blogger Indonesia dukung internet aman, sehat & manfaat ini bisa bermanfaat untuk kita semua sebagai pengguna Internet. Selamat berlomba wahai para sahabat petualang, para blogger Indonesia dukung internet aman, sehat dan manfaat, semoga kita selalu di Berkati Oleh Tuhan.

Salam Lestari
READ MORE ...

Selasa, 22 Juni 2010

Dapat Award Creative Blog

Halo sahabat Petualang sekalian....
Baru saja niat ingin melakukan aktivitas menulis lagi dan update artikel-artikel petualangan di Blog ini, ternyata mendapat apresiasi yang cukup luar biasa dari sahabat lama dari Malaysia, pemilik blog Seri Bahasa. Dalam blog nya beliau menyertakan keterangan kenapa blog saya layak untuk mendapatkan award ini. Yah, mumpung bahan tulisan saya belum selesai semua dan masih dicicil dalam pengerjaannya, untuk sementara saya posting dulu award ini untuk mengisi blog ini.

Ini adalah yang pertama saya terima dalam tahun 2010 ini, ketika niat ingin nulis mulai bangkit lagi. Berikut adalah keterangan dari maksud logo award yang saya dapat

PENSIL YANG BESAR
Kesenian yang begitu peka terhadap blog anda dan mencerminkan sesuatu nilai penghasilan.
ROL FILM BERGERAK TANPA HENTI

Menunjukkan AWARD ini diforward kepada bloggist yang betul-betul layak menerima.
LOGO BULAT BERKELIP-KELIP
Jika diperhatikan betul-betul, ia adalah manusia yang berkepalakan monitor komputer. Ini membawa makna anda adalah seorang yang begitu bijak menguasai dunia alam maya ke globalisasi.

unutk sementara award ini belum saya bagikan dulu, karena saya masih harus blogwalking untuk menjalin kembali silaturahmi ke sesama blogger, hingga saya bisa membagi award ini dan meyebarkannya kepada blogger yang layak menerimanya.

Terima kasih sekali lagi saya ucapkan kepada sahabat petualang yang terus mendukung blog Suara Petualang untuk bisa eksis lagi di dunia maya berbagi cerita tentang petualangan.

Salam Lestari
READ MORE ...

Minggu, 20 Juni 2010

Pengen Nulis Lagi.....

Halo sahabat Petualang…apa kabar…???
Wah…sudah lama saya tidak membagi cerita kepada para sahabat petualang sekalian…udah berapa lama yah…??? Wah…hampir 1 tahun…..gak kerasa dan waktu begitu cepat berlalu….
Banyak sebenarnya cerita petualangan yang ingin saya bagikan kepada para sahabat petualang sekalian yang sering berkunjung ke blog ini, tapi apa daya waktu buat online sepertinya yang menjadi kendala dan niat untuk menulis yang sudah agak sedikit berkurang…(nah lho…) hehehe…
Ada beberapa cerita petualangan yang sempat tertunda saya publish dan sharingkan kepada sahabat petualang sekalian, mulai dari catatan perjalanan petualangan ke berbagai belahan ranah nusantara, pengalaman-pengalaman seru, narsis, kocak, bahkan pengelaman yang memilukan (weitttsss…yang ini mesti di sensor)…hehehehhe….
Niat saya ingin kembali menulis ini berawal dari aktivitas sahabat-sahabat petualang yang seangkatan dalam ber-blog ria yang masih eksis sampai saat ini. Niat ini juga berawal karena ketika beberapa hari yang lalu saya iseng-iseng search dim bah google menanyakan posisi blog saya, ternyata tak di temukan di halaman pertama (uhh……) dan itu tandanya saya harus lebih giat lagi dalam ber-blog ria supaya mbah google tau dimana saya (tuh kan narsis lagi)….hehehehehe…..
Okey deh…sekian dulu untuk pengantar kebangkitan (semoga masih bisa eksis lagi) blog saya ini, dan mohon dukungan dari para sahabat petualang sekalian….
Salam Lestari…
READ MORE ...

Kamis, 13 Mei 2010

Jalur Pendakian Gunung Slamet Via Bambangan Ditutup Sementara

Sabtu (8 Mei 2010) kemarin saya mengunjungi basecamp pendakian gunung slamet di Bambangan. Rencananya adalah untuk melakukan pendakian gunung slamet. Sayangnya, setelah menempuh perjalanan jauh dari jakarta, harapan saya untuk bisa melakukan pendakian mesti saya kubur dalam - dalam. Mas Sugeng, petugas basecamp di bambangan mengatakan bahwa jalur pendakian ke gunung slamet ditutup untuk sementara sampai waktu yang belum di tentukan.
Alasan ditutupnya gunung slamet untuk pendakian adalah karena statusnya yang sedang waspada. Penutupan tersebut menurut mas sugeng atas instruksi langsung dari badan vulkanologi setempat. Biasanya, dengan alasan tertentu, dia bisa saja membuat kebijaksanaan sendiri untuk mengizinkan pendaki yang telah datang jauh - jauh untuk bisa melakukan pendakian. tapi, menurut beliau pula, untuk saat ini, dia tidak bisa memberi izin tersebut, dikarenakan kondisi gunung slamet yang memang sedang berbahaya untuk didaki.
Jadi untuk rekan - rekan yang ingin melakukan pendakian ke gunung slamet, sebaiknya anda menghubungi basecamp terlebih dahulu sebelum berangkat. Daripada nanti harus kecewa setelah datang jauh - jauh dari lokasi anda. anda bisa menghubungi basecamp bambangan di nomor : 0857 26000 335 dengan mas Sugeng Riyadi atau HT : 14,278 MHz. Alternatif Nomor lain yang bisa dihubungi :
SLAMET : 085727444495 - 081391329999
MULYANTO : 081542764742
Untuk Jalur - Jalur Pendakian Gunung slamet lainnya, masih dalam proses konfirmasi, tapi menurut saya, mengingat kondisi gunung slamet yang sedang dalam status waspada, tidaklah memungkinkan untuk melakukan pendakian ke gunung slamet dari jalur manapun.
READ MORE ...

Kamis, 15 April 2010

Latihan Gabungan LANJUT II FAJY

Mencoba menjawab Kebutuhan Penggiat Arung Jeram Yogyakarta
Rangkaian kegiatan latihan gabungan lanjut II forumnya arung jeram Yogyakarta yang memakan waktu hampir sepanjang bulan Maret selesai sudah. Dimulai dari rangkaian latihan fisik dan materi ruang selam 4 hari (15-18 Maret 2010), kemudian di lanjutkan dengan tryout di sungai Elo Magelang (20-21 Maret 2010) dan terakhir pengarungan sungai Serayu, Banjarnegara (27-28 Maret 2010). Berikut adalah hasil kegiatan latgab yang diliput secara langsung oleh wartawan KAONAK yang kebetulan juga tergabung dalam kepanitiaan latgab.
Kegiatan diawali dengan technical meeting pada tanggal 12 Maret 2010 di sekretariat
Madawirna UNY. Dari hasil TM, diperoleh 36 peserta dari berbagai OPA (bisa dibaca di edisi sebelumnya, Red) dan memenuhi target panitia yang memang menyediakan kuota 36 orang peserta, dengan catatan jika ada kelebihan peserta akan dimasukkan dalam daftar waiting list hingga terpenuhi maksimal 1 perahu. Setelah TM kemudian dilanjutkan dengan latihan fisik dan materi ruang, dengan muatan latihan fisik adalah sit up, pull up, back up dan jogging. Sedangkan muatan materi ruang antara lain adalah refresh tentang Teknik Dasar Arung Jeram, Skipper, Boat Rescue, dan Pemetaan Jeram. disela-sela rangkaian juga dilaksanakan simulasi yang bertempat di Embung Tambak Boyo (Condong Catur) dengan muatan materi antara lain teknik dayungan (awak dan skipper), simulasi flip-flop, self rescue dan simulasi rescue menggunakan throw bag.
Tryout, 20-21 Maret 2010
Kegiatan selanjutnya adalah tryout di Sungai Elo Magelang (20-21 Maret 2010). Berangkat dari Jogja pada hari Sabtu tanggal 20 Maret, dengan berkumpul terlebih dahulu di sekeretariat Sasenitala (ISI), dan berangkat menggunakan bis kampus ISI menuju basecamp Mendut Rafting Magelang, tempat yang digunakan sebagai basecamp selama kegiatan tryout. Malam harinya, setelah makan malam sekitar pukul 19.30 diadakan briefing untuk kegiatan tryout dan refresh materi yang akan disimulasikan keesokan harinya, dan dilanjutkan dengan tidur bersama. Hari Minggu, tanggal 21 Maret 2010, pagi-pagi setelah sarapan, peserta segera mempersiapkan perlalatan dan perlengkapan team, di pandu oleh PL masing-masing kelompok (terbagi dalam 6 kelompok), dan segera menuju start area di Desa Blondo. Sebelum memulai pengarungan, terlebih dahulu dilakukan stretching dan foto bersama. Tryout di awali dengan swim check untuk peserta latgab. Kondisi arus yang lumayan deras dan kondisi sungai Elo pada saat itu sedang mengalami sedikit gejolak, membuat beberapa peserta harus ekstra dan menguras fisik, bahkan ada peserta yang bablas (hanyut) terbawa arus, padahal sudah dapat meraih tali throwing bag tapi terlepas karena tidak kuat menahan arus, namun dengan kesigapan Team Rescue peserta tersebut bisa di evakuasi dalam keadaan selamat dan melanjutkan kegiatan.
Setelah swimcheck, selanjutnya adalah simulasi trouble di antara Jeram Welcome dan jeram Kedung Celeng, yaitu perahu di-flip kan dari exit
jeram welcome, dan diharapkan dapat di-flop kan sebelum masuk di Jeram Kedung Celeng. Namun hampir semua perahu melewati jeram Kedung Celeng dengan posisi flip, sementara awak-awaknya ada yang berhasil naik ke perahu, namun lebih banyak lagi yang berceceran dan harus renang jeram. Selanjutnya adalah simulasi flip-flop di flat sekitar jembatan bambu. Kemudian pengarungan dilanjutkan melewati jeram demi jeram. beberapa jeram sebelum jeram keriting, pada sebuah jeram di lakukan eksekusi jeram dengan cara diulang berkali-kali (setelah keluar jeram kemudian portaging untuk kemudian di arungi lagi) dan bergantian menjadi skipper. Selanjutnya simulasi renang eddies to eddies di sekitar jeram tersebut.
Pengarungan dilanjutkan lagi, dan sebelum mengeksekusi Jeram Keriting, para peserta melakukan scouting untuk mengambil k
eputusan bersama jalur mana yang akan dilewati. Setelah itu eksekusi jeram keriting, dan dilanjutkan dengan renang jeram dimulai dari flat setelah jeram keriting, hingga rest area Elo. Kondisi arus yang deras lagi-lagi membuat para peserta kesulitan menepi di rest area dan harus dibantu dengan throwing bag, bahkan ada salah satu peserta yang bablas (hanyut) hingga jeram selanjutnya. Kesigapan team rescue kembali di uji dalam kegiatan ini dengan menempatkan para rescuer di titik-titik kemungkinan terjadinya trouble, dan standby rescue by boat di jeram selanjutnya mengantisipasi adanya peserta yang hanyut dan juga dibantu para peserta yang sudah menepi untuk membantu standby throw bag.
Setelah simulasi renang jeram yang melelahkan, peserta istirahat bersama seraya mengganjal perut yang di supply oleh team darat. Lokasi istirahat adalah di hutan bambu setelah jeram Rest Area. Setelah istirahat, peserta bergantian menjadi skipper di dampingi oleh PL masing-masing perahu hingga finish.

Setelah finish, kembali ke basecamp, dilanjutkan dengan istirahat dan makan, dan di akhiri dengan evaluasi keseluruhan rangkaian kegiatan tryout. Antusias peserta terlihat ketika interaktif dengan para PL mengenai beberapa trouble atau hal-hal yang baru dan kejadian seru lainnya yang baru saja mereka alami.

Pengarungan Sungai Serayu, 27-28 Maret 2010
Setelah tryout di Sungai Elo, Pengarungan selanjutnya adalah di sungai Serayu. Hampir sebagian peserta yang sebelumnya belum pernah mengarungi sungai Serayu menantikan saat-saat ini. Kebernagkatan pada hari sabtu tanggal 27 Maret, diawali dengan berkumpul di Silvagama UGM dengan menggunakan truck TNI. Perjalanan panjang ini dilewati dengan canda tawa sepanjang perjalanan menuju lokasi basecamp. Tempat yang digunakan sebagai basecamp adalah Balai desa Selomerto, dekat start Belimbing. Setibanya dibasecamp, peserta beristirahat sejenak dan dilanjutkan dengan makan malam dan Briefing untuk teknis pengarungan keesokan harinya.
Pagi hari, Minggu tanggal 28 maret 2010, sekitar pukul 07.00, para peserta stretching bersama. Ada sedikit kendala dalam persiapan pengarungan, dikarenakan perahu yang akan digunakan terlambat datang. Perahui tiba di starting point sekitar pukul 08.30, dan langsung diturunkan untuk selanjutnya di portaging menuju sungai. Sebelum pengarungan, terlebih dahulu diawali dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan pemanasan dayungan di sekitar lokasi start.
Pengarungan pun dimulai. TMA air pa
da saat itu menunjuk angka 38 (dari meter air Jembatan Sungai Krasak). Untuk sekedar informasi, start dari belimbing merupakan sungai Krasak, yang nantinya akan bertemu (delta) dengan sungai Serayu yang sebenarnya dari mata air pegunungan Dieng. Jeram demi jeram dieksekusi dengan pacuan adrenalin yang membawa kita terbuai dengan alunan standing wave, namun langsung terhenyak ketika tiba-tiba di ujung ada hole. Yah, begitulah karakter Sungai Serayu. Dalam pengarungan ini, beberapa kali terjadi trouble seperti perahu nge-wrap dan ngeflip, dan juga awak-awak perahu yang terlempar ketika keluar dari hole. Kesigapan team rescue kembali diuji. Dengan menempatkan rescuer dibeberapa titik rawan trouble dan standby boat.
Mulai dari jeram Welcome Serayu yang sempat membuat para peserta terhenyak, kemudian jeram cawat dan Jeram Tangga yang mendebarkan, jeram Gate yang mengharuskan para peserta untuk melakukan scouting terlebih dahulu sebelum di eksekusi (jeram Gate). Setibanya di Dam Tunggoro, perahu kembali di portaging untukmelewatinya, dan kembali melanjutkan pengarungan
menuju Jeram Tabrak, Jeram S3, Jeram Block Out hingga Jeram Watu Kodok sebelum akhirnya istirahat di Rest Area Bojanegara. Jeram-jeram tersebut merupakan karakter khas sungai serayu, dengan bentukan bends dan Satnding Wave, di barengi dengan adanya hole, dan juga undercut dibeberapa tebing jeram.
Setelah beristirahat, kemudian pengarungan dilanjutkan hingga finish, melewati jeram Double Drop, Jeram Dwi dan jeram-jeram lainnya hingga finish di jembatan Singo Merto, dekat Basecamp Serayu Adventure. Sealnjutnya portaging perahu menuju mobil jemputan, dan kembali menuju basecamp untuik beristirahat. Dalam pengarungan di sungai Serayu ini juga di ikuti oleh beberapa OPA yang turun dalam1 team pengarungan, salah satunya adalah dari Mapala Unisi. Selain itu turut serta juga para “kayakers” dari club kayak Tirta Seta purwokerto yang juga turut membantu dalam rescue mengguanakan kayak. Bahkan tak ketinggalan juga, operator Serayu Adventure juga menurunkan 1 team riverguidenya untuk menemani para peserta latgab, walau mereka start dari Jembatan Bandingan, jeram istana batu, sekaligus standby rescue membantu panitia. Dalam agenda sebelumnya, setibanya di basecamp setelah beristirahat sejenak, akan dilakukan evaluasi keseluruhan, namun karena ada kendala dari kendaraan pengangkut, maka diputuskan dan disepakati evaluasi dilaksanakan dua hari setelahnya bertempat di Silvagama UGM.
Rasa letih, capek, pegel bercampur dengan suasana gembira dengan masing-masing menceritakan pengalaman-pengalaman yang tentunya pengalaman seru setelah pengarungan. Suasana keakraban terjalin, symbol kekeluargaan dalam komunitas. Semoga dengan kegiatan Latihan Gabungan Lanjut II kali ini, dapat memenuhi kebutuhan dan potensi penggiat aru

Salam Dayung,
By : Thole/378/GPA
(Hasil liputan untuk Bulletin KAONAK Edisi 057-April 2010)

READ MORE ...

Rabu, 14 April 2010

Menikmati Sunrise di Puncak Gunung Batur

Bali memang identik dengan kuta, sanur, tanah lot, dan ubud. Tapi tahukah anda, Bali punya pilihan tempat wisata yang amat beragam. Karena itu, jika suatu kali anda bertandang ke Pulau Dewata, cobalah nikmati sesuatu yang lain. Bagaimana kalau mendaki Gunung Batur, cukup menantang? Kalau mendaki Gunung Batur telah dipilih sebagai tantangan terbaru anda di Pulau Bali, maka bersiaplah untuk begadang. Sebab, pendakian mesti dilakukan pada dini hari.

Tujuannya tak lain, agar anda bisa sampai di puncak saat fajar sehingga bisa menikmati panorama matahari terbit (sunrise) dari puncak Gunung Batur. Seperti apa panoramanya? Sangat indah, pastinya.

Berkat promosi yang gencar, saat ini mendaki sudah menjadi maskot wisata Gunung Batur. Dan tak hanya mendaki ke puncak Gunung Batur, belakangan banyak pula wisatawan yang melakukan aktivitas tracking di kawasan itu. Tracking mereka lakukan dengan melingkari Danau Batur atau Kaldera Batur.
Karena itu, aktivitas ini dikenal dengan sebutan Kaldera Batur Tracking. Ini merupakan lokasi pendakian paling baru, yang jauh lebih menantang dibanding lokasi sebelumnya karena di sepanjang lokasi pendakian juga terdapat sejumlah objek wisata, seperti memanjat tebing dan pemakaman umat Hindu di Trunyan.

Gunung Batur terletak sekitar 64 kilometer sebelah timur laut Kota Denpasar, dan masuk dalam wilayah Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Ada beberapa versi tentang gunung itu dan kalderanya, namun beberapa sumber menyatakan bahwa Gunung Batur berasal dari gunung purba yang sangat besar dan sempat beberapa kali meletus, kemudian membentuk dua kaldera. Nah, Gunung Batur muncul di tengah kaldera itu. Gunung Batur sendiri sempat meletus pada 1849, 1888, 1904, 1927, 1963, 1968, 1974 dan 1994, dengan letusan terbesar pada 1927.

Saat ini, Kaldera Batur menjadi kawasan paling populer sebagai objek pendakian. Menurut catatan sejumlah pengusaha hotel di Toyabungkah, tempat dimulainya pendakian, dulu hampir semua wisatawan yang menginap di Toyabungkah melakukan pendakian ke Gunung Batur. Hanya sedikit saja (lima persen) saja yang tidak mendaki. Sementara kini, 90 persen wisatawan mendaki Kaldera Gunung Batur, hanya lima persen yang mendaki Gunung Batur, dan sisanya tidak mendaki
Mendaki Gunung Batur, apa sih istimewanya? Begitu mungkin pertanyaan yang muncul di benak banyak orang. Menurut para turis asing yang sudah berkali-kali mendaki gunung ini, Gunung Batur punya sejumlah keistimewaan yang tak dimiliki banyak gunung lainnya, termasuk gunung yang ada di negeri mereka.

Gunung Batur sudah dikenal sejak lama sebagai tempat mendaki. Dulu, sekitar tahun 1980-an, para pelajar dan mahasiswa pecinta alam, kerap melakukan pendakian ke puncak gunung ini. Pada mulanya, para mahasiswa mendaki Gunung Batur di siang hari. Itu pun mereka lakukan sekadar hobi untuk mencari bunga edelweis sebagai oleh-oleh. Tapi kemudian, mereka 'ganti haluan' dengan mendaki Gunung Batur pada dini hari untuk menikmati indahnya sunrise.

Dulu wisatawan kerap merasa khawatir bakal kesulitan mendapatkan tempat menginap di Desa Toyabungkah. Kini, kekhawatiran itu tak perlu ada. Di sana, tersedia belasan hotel melati dengan fasilitas yang lumayan. Biaya sewa kamarnya lumayan murah, tak lebih dari Rp 200 ribu per malam dengan kamar yang bisa dihuni dua orang. Bagi anda yang menginginkan suasana yang 'alami', sewa saja tenda dari hotel setempat. Anda bisa mendirikan kemah di area hotel, yang memang menyediakan lokasi untuk berkemah.

READ MORE ...

Minggu, 04 April 2010

Tips Memilih Tenda

Dewasa ini di Indonesia banyak sekali beredar tenda-tenda entah itu dijual secara perseorangan dan dijual di toko-toko outdoor, rata-rata dengan konstrusi dome tent atau pengembangan dari tunnel tent dan single hope tent. Namun dari semua tenda yang dijual dipasaran dewasa ini sebenarnya tidak semuanya cocok dipakai untuk pendakian gunung, ada tenda yang hanya cocok dipakai camping di kaki gunung atau bahkan cocok hanya dipakai untuk camping di halaman belakang rumah.

Nah bagaimana mengetahui ciri-ciri tenda yang cocok untuk mendaki gunung? berikut mudah-mudahan tips ini bisa membantu teman-teman dalam memilih tenda yang cocok untuk pendakian gunung.

1. Tinggi Tenda
Tenda untuk pendakian gunung cenderung konstruksinya lebih rendah dari pada tenda untuk camping, ini dikarenakan untuk lebih tahan terhadap tiupan angin yang lebih kencang didaerah ketinggian gunung ketimbang lokasi camping yang berada lebih rendah di kaki gunung. Pilihlah tenda yang lebih rendah konstruksinya.

2. Bahan tenda
Perhatikan bahan tenda pilihlah yang dari nylon jangan pilih tenda yang terbuat dari kain katun bahan bagian dalamnya (inner) terbuat dari katun, jika tenda ini dipakai digunung yang tinggi yang bersuhu lembab akan sangat dingin sekali, tenda ini tidak bisa memberikan isolasi yang baik bagi penghuninya. Tenda dengan bahan jenis ini hanya cocok dipakai untuk camping.

3. Lembar Flysheet
Tenda untuk pendakian gunung harus mempunyai lembar flysheet nya, kecuali tenda yang single tent yang terbuat dari bahan breathable garmen yang bisa menahan air tapi kondensasi dalam tenda bisa keluar. seperti tenda keluaran merek Bibler akan tetapi harga tenda dengan bahan jenis seperti ini mahal sekali, dan kebanyakan tenda Bibler ini dipakainya di gunung-gunung tinggi bersalju. Di Indonesia banyak
sekali tenda camping yang dijual tenda ini umumnya tidak memiliki flysheet, kalaupun ada pendek sekali bahkan cenderung hanya seperti hiasan, seperti misalnya tenda merek bestway yang banyak dijual di beberapa toko di jakarta. Flysheet sangat berguna untuk melindungi tenda bagian dalam dari hujan, flysheet yang bagus adalah yang menutup tenda hingga kebawahnya. Hindari memakai tenda camping yang tidak mempunyai flysheet karena sewaktu dipakai di gunung dengan cuaca yang lembab saja tenda tersebut cenderung bagian dalamnya akan menjadi lembab dan sangat buruk untuk kesehatan pendaki didalamnya.

4. Jarak flysheet dan bagian dalam tenda
Perhatikan juga jarak antara flysheet dan diding tenda, jarak yang bagus adalah satu jengkal karena dengan begitu bagian dalam tenda tidak menempel dengan flysheet dan jika hujan lebat bagian dalam tenda tidak ikut basah oleh flysheet, yang bisa menyebabkan kebocoran juga, jarak yang bagus antara flysheet dan bagian dalam tenda akan memungkinkan uap kondensasi dari dalam tenda hilng tertiup angin sehingga tidak tertampung di bagian dalam flysheet yang water proof, Jika tertampung dibagian dalam flysheet akan berubah menjadi titik air dan kembali jatuh kebagian dalam tenda. Kadan inilah yang kita sangka tenda bocor sewaktu hujan, padahal tendanya tidak bocor atau bolong sama sekali.

5. Guylines atau tali pengencang
tenda pendakian gunung pasti akan mempunyai tali-tali pengencang dibagian tertentu yang berguna untuk ketahanan tenda dalam menghadapi angin di gunung. tali-tali ini umumnya oleh pabrik tenda ditempatkan pada titik-titik frame konstruksi tenda yang berguna memberikan kekuatan tambahan pda frame agar tidak patah.

6. ruang penyimpanan
Teras atau istilah kerennya vestibule tenda, adalah bonus istimewa untuk tenda pendakian gunung, karena selain bisa dijadikan tempat penyimpanan barang, vestibule bisa dijadikan dapur saat cuaca jelek dan tidak memungkinkan untuk memasak di luar tenda.

Itulah enam titik penting yang perlu kita perhatikan saat memilih tenda untuk kegiatan pendakian gunung. mengenai hal lainnya tergantung selera dan type gunung yang akan kita daki.


sumber : milis highcamp
READ MORE ...

Minggu, 28 Maret 2010

Membaca Peta

1. ORIENTASI PETA
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bukit, sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperhitungkan adanya deklinasi.

Langkah-langkah orientasi peta :
a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b) Letakkan peta pada bidang datar;
c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
d) Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan yang khas dari setiap tanda medan.

2. AZIMUTH DAN BACK-AZIMUTH
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam.

Ada tiga macam azimuth yaitu :
a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.

back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth.

Cara menghitungnya :
bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat.

3. RESECTION
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik.

Langkah-langkah resection :

a) Lakukan orientasi peta;
b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah;
c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d)Bidik dengan kompas tanda-tanda medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth;
e) pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta

4. INTERSECTION
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta.

Langkah-langkah melakukan intersection :
a) lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita;
b)bidik obyek yang kita amati;
c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta;
d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta, lakukan langkah b dan c; e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.

5. KOREKSI SUDUT
Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat, selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari kompas(azimuth)yaitu :

A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)

B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)

Keterangan:
Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)
= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat tanda (+)

Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)
=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.

Contoh Perhitungan:
Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942 tersebut: DM 1 derajat 30 menit ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita pindahkan ke peta?

P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase
besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit
= 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)
sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)
= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat.

6. ANALISA PERJALANAN
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita lalui, dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.

a. Jarak
Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak yang sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan) lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk memperoleh jarak sebenarnya.

b. Waktu
Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi pedoman dalam menempuh perjalanan.

c. Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang banyak sungai-sungai kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.

Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti, lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah (mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta 1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.



sumber : kaskus.us
READ MORE ...

Rabu, 03 Maret 2010

REINHOLD MESSNER, GURU BESAR PARA PENDAKI

Namanya memang tidak tampak Italiano, sehingga banyak orang mengira dirinya berasal dari Austria atau Jerman, tetapi Reinhold Messner ternyata adalah seorang Italiano sejati, dia lahir pada tanggal 17 September 1944, di sebuah desa yang dikelilingi pegunungan Dolomite, Tyrol, Italia Utara. Ayahnya Joseph Messner adalah seorang kepala sekolah di desa Vilnes yang terletak pada sebuah lembah di kawasan Tyrol, Italia Selatan. Mereka merupakan keluarga sederhana, sebagaimana penduduk lain di daerah mereka yang kebanyakan hidup sebagai petani dengan berbagai aneka khas kesederhanaan masyarakat desa. Tetapi ayah Reinhold Messner adalah seorang idealis, menurutnya kesederhanaan bukan berarti penghalang untuk menikmati hidup, dan mendaki gunung merupakan sarana bagi keluarga Messner untuk menikmati hidup, dimana setiap ada waktu, terutama pada saat libur sekolah, keluarga Messner menyempatkan diri untuk mendaki gunung.
Sejak kecil Reinhold Messner memang telah dididik dan diperkenalkan secara mendalam dengan jalanan terjal dan tebing-tebing tinggi pegunungan. Pada usia lima tahun, bersama adiknya yang bernama Gunther, Messner telah diajak mendaki oleh ayahnya di daerah Saas Rigais, sebuah daerah pegunungan di Alpen. Sebagaimana karakterisitik pegunugan Alpen yang harus didaki dengan banyak menggunakan teknik rock climbing, maka dapat dibayangkan jari-jari mungil Messner kecil sejak dini telah memegang batu-batu cadas pegunungan dan badannya telah merasakan bergelantungan di atas tebing yang tingginya ratusan meter. Di usia dininya itu Reinhold memang telah diasah untuk mengendalikan adrenalin dan mengelola rasa takutnya.
Semua pendaki mengetahui bahwa Reinhold Messner merupakan pendaki yang anti teori, “kegilaannya” ini telah dimulai sejak usia 14 tahun, saat dirinya menjajal Castiglioni Route yang dikenal sulit, tanpa menggunakan peralatan panjat, bahkan tidak menggunakan tali pengaman, artinya dirinya melakukan free soloing dalam mendaki rute yang terletak di Kleine-Ferda ini dan “kegilaannya” membuahkan hasil manis, saat dirinya berhasil mencapai puncak di rute ini. Keberhasilan Messner melewati rute sulit ini telah membuktikan pada dirinya bahwa dia bisa mengatasi rasa takutnya dan menumbuhkan kepercayaan diri yang semakin tinggi.
Ketika masa usia sekolah telah dilaluinya dan Reinhold terdaftar sebagai mahasiswa jurusan arsitektur di Universitas Padua, hobinya untuk mendaki gunung tetap menggelora di dadanya, meskipun beban kuliah yang berat dengan tugas-tugas gambarnya dan ketiadaan gunung di kota kecil tempat tinggalnya. Kerinduan akan pendakian diaktualisasikannya dengan rajin memanjat bukit kapur di luar kota yang tidak begitu jauh dari tempat tinggalnya.
Sekitar tahun 1970an, Reinhold meninggalkan profesinya sebagai seorang guru, bersama adiknya ia mulai mengukir sejarah dengan memulai ekspedisi menziarahi puncak-puncak 14 tertinggi di dunia. Dimulai dengan pendakian Nanga-Parbat (8.125 m) melalui sisi Rupal Pakistan yang merupakan rute tersulit di puncak itu. Keduanya berhasil mencapai atap Nanga Parbat, tetapi malang, dalam menuruni puncak ini, Gunther Messner, sang adik, tersapu longsoran salju saat badai salju menyerang mereka. Kejadian ini sangat memukul Reinhold, sehingga membuatnya cukup trauma setelah kejadian itu. Tetapi keinginannya mencetak sejarah dengan menggapai puncak-puncak 14 membuat dirinya terpanggil untuk kembali melakukan pendakian.
Tahun 1972, Reinhold mendaki puncak Manaslu (8.163 m) lewat jalur Nepal dan di tahun ini pula dia tertantang untuk mendaki Cho Oyu (8.201 m), kemudian pada tahun 1974, puncak Makalu (8.462 m) berhasil digapainya. Pada akhirnya mekkah-nya para pendaki yang merupakan impian para petualang sejati, puncak Everest (8.848 m), berhasil diziarahinya pada tanggal 8 Mei 1978 dengan jalur south-east ridge, sebuah jalur yang paling banyak diserbu para pendaki Everest, bersama tim Australia dibawah pimpinan Wolfgang Nairz, yang mengundangnya sebagai salah satu staf ahli ekspedisi. Tetapi berbeda dengan para pendaki tim ini yang menggunakan tabung oksigen sebagai salah satu safety equipment, Reinhold Messner menciptakan sensasi bersama rekannya Peter Habeler dengan menolak menggunakannya dan bersikeras mereka akan tetap berhasil mencapai puncak Everest tanpa bantuan oksigen, dan memang terbukti.
Puncak tertinggi kedua di dunia, K2, atau sering pula disebut sebagai puncak Godwin-Austen (8.611 m) berhasil diziarahinya pada tahun 1979. Puncak Shisapangma (8.047 m) di Tibet berhasil digapainya pada tahun 1981 dan tahun 1982, dia mendaki Broad Peak (8.047 m), diteruskan dengan mendaki Gasherbaum II (8.035 m) dan Kanchengjunga (8.586 m). Gasherbaum I (8.068 m ) juga dapat didakinya pada tahun 1984, menyusul kemudian Annapurna (8.091 m) dan Dhaulagiri (8.167 m) di Nepal. Dan akhirnya seluruh puncak 14 berhasil didakinya saat Reinhold Messner menjejakkan kakinya di puncak Lhotse (8.586 m) pada tanggal 16 Oktober 1986, hanya 20 hari setelah dia kembali dari puncak Makalu yang kedua kalinya dan menjadikannya sebagai satu-satunya pendaki yang berhasil mendaki seluruh puncak-puncak tertinggi di dunia (puncak 14).

Prestasi Reinhold Messner lainnya
Sebagaimana dikenal dunia, Reinhold Messner merupakan pendaki yang anti-teori, dia melakukan pendakian di pegunungan yang tingginya di atas 6.000 m dengan menerapkan Alpine Tactic dan menganggap bahwa aklimatisasi tidak perlu dilakukan lama, cukup melakukan sekali pendakian dan apabila tiba di base terakhir langsung melakukan summit attack. Dia juga mengesampingkan VO2 Max seseorang dalam mempengaruhi pendakian. Semua ini dibuktikan dengan digapainya puncak Everest seorang diri tanpa sherpa dan dengan mempergunakan teknik pendakian Alpine Tactic serta tanpa bantuan tabung oksigen di zona kematian (death zone) pada tanggal 20 Agusus 1980, yang merupakan pendakian keduanya tanpa oksigen di Everest. Satu hal yang lebih mengagumkan lagi sekaligus mengharumkan namanya, dalam pendakian kedua kalinya ke Everest ini, Reihold menciptakan jalur baru yang merupakan jalur kedelapan dalam upayanya menziarahi Everest, yaitu dari jalur utama North Col melalui North Face dan akhirnya summit attack melewati Norton Couloir.


Penutup
Jika Alexander III dari Macedonia digelari Alexander Agung karena keberhasilannya mengalahkan begitu banyak bangsa, dan terkadang dilakukan dengan melakukan ekspedisi besar yang tak masuk akal dan dapat dinilai sebagai ekspedisi gagal, seperti yang dilakukannya pada sekitar 327 SM, dimana dia memilih puncak Hindu Kush yang mempunyai ketinggian 5.500 m sebagai jalan untuk menyerbu India, atau melewati puncak-puncak pegunungan Alpen yang ganas dalam upayanya menaklukan Eropa, merupakan sebuah alternatif ekspedisi yang tidak memungkinkan dan tidak masuk akal, karena kedua daerah ini adalah daerah yang berbahaya dengan perbukitan terjal serta bersalju, ditambah udara dingin yang menyengat tulang, maka Reinhold Messner merupakan Syeikh-nya pendaki gunung dengan keberhasilannya sebagai satu-satunya orang yang telah 18 kali menggapai 14 puncak tertinggi di dunia, dengan cara-cara sulit dan tak masuk akal, yang sering disebut oleh para ahli sebagai ekspedisi bunuh diri.
Tetapi pada dasarnya, kegemarannya mendaki gunung dilakukan karena Reinhold Messner memang mencintainya, sehingga berbagai puncak lain yang ada di dunia juga disambanginya, seperti : Cartensz Pyramid, Papua, yang didatanginya dua kali pada tahun 1971 atau gunung-gunung lain di belahan dunia lain yang ketinggiannya jauh berada di bawahnya (the Seven Summits). Hal ini merupakan satu learning point yang dapat dipetik bahwa kunci keberhasilan seorang penampil kekuatan terletak pada kecintaannya terhadap apa yang benar-benar ingin mereka kerjakan. Reinhold Messner yang dapat dikategorikan sebagai seorang penampil kekuatan, telah memilih takdirnya sebagai seorang pendaki, dia belajar untuk mencintai kegiatannya dan dia suka cita melakukannya, karena dengan sadar dia telah menetapkan pilihannya, sehingga dia tidak membiarkan orang lain memanipulasi atau merendahkan dirinya untuk menghentikan langkahnya dalam mewujudkan impiannya.

Daftar Pustaka :
• DR. Nasir Tamara Dkk, Di Puncak Himalaya Merah Putih Kukibarkan, Jakarta : 1998
• Lorus J. Milne dan Margery Milne, Gunung, Tiara Pustaka : 1983
• Roger Dawson, The 13 Secret of Power Performance, Prenhallindo : 1997
• Hai, Edisi XIV Oktober 1990 dan XV April 1991


Penulis : Khumaidi Tohar
Organisasi : KMPA Eka Citra UNJ
Alamat : Jl. Mabes Hankam Gg. Sawo No. 50
Rt. 001 / Rw. 005, Kel. Setu
Jakarta Timur 13880


READ MORE ...

Minggu, 07 Februari 2010

Latihan Bersama Komunitas Panjat Tebing Yogyakarta di Gunung Api Purba, Tebing Nglanggeran

Komunitas Panjat Tebing Yogyakarta atau yang familiar disebut KPTY merupakan wadah yang menyalurkan aktivitas minat khusus panjat tebing yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada hari sabtu-minggu, tanggal 6-7 Februari 2010, KPTY meyelenggarakan kegiatan latihan bersama (latber) di tebing Nglanggeran, di kawasan Ekowisata Gunung Api Purba, Bukit Patuk Gunung Kidul Yogyakarta.

Tebing Nglanggeran merupakan tebing yang terbentuk dari aktivitas Gunung Api Purba ribuan tahun lalu dan membentuk bongkahan-bongkahan tebing eksotis yang menantang untuk digerayangi oleh para pemanjat. Akses menuju lokasi ini sangat mudah. Dari arah Yogyakarta melalui jalan Wonosari menuju bukit Patuk, kemudian tiba diperempatan Pos Polisi Patuk ke arah kiri terus mengikuti jalan aspal sampai melewati deretan tower (menara) pemancar stasiun televisi dan seluler. Sekitar 1km dari deretan tower di sebelah kanan jalan ada pertigaan dengan penunjuk arah (plang) ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran dan terus saja mengikuti jalan aspal hingga tiba di pendopo atau sekretariat Karang Taruna Bukit Putra mandiri.

Kegiatan latihan bersama ini berawal dari arisan (pertemuan) KPTY di sekretariat Madawirna (UNY) yang ingin menyelenggarakan latihan rutin, dan atas rekomendasi dari Silvagama (F.Kehutanan-UGM) dan Majestic-55 (F.Hukum-UGM) untuk menyelenggarakan latihan bersama di tebing alam, dan tebing Nglanggeran menjadi pilihan untuk latihan karena kedua OPA tersebut sudah pernah manjat di tebing tersebut dan membuat jalur.

Persiapan awal yang dilakukan adalah pembentukan kepanitiaan yang akan mengkoordinir kegiatan tersebut, dan saudara Anton Giri Sadewa dari Mapala Madawirna (UNY) terpilih sebagai coordinator panitia. Kendala awal yang dihadapi panitia adalah masalah koordinasi, karena berbenturan dengan kegiatan internal di OPA masing-masing, sehingga agak sedikit menyulitkan persiapan. Namun dengan semangat ingin mensukseskan kegiatan ini, maka terwujudlah kegiatan ini dan diikuti oleh 30 orang peserta dari berbagai OPA di Yogyakarta.

Sebelum kelapangan, terlebih dahulu ada pembekalan materi teknik bolting (pemasangan pengaman bor) oleh panitia. Kegiatan dimulai pada hari sabtu dengan pemberangkatan peserta dari Madwirna menuju lokasi (Desa Nglanggeran) dengan kendaraan bermotor. Kemudian ada sosialisasi dari Karang Taruna Bukit Putra Mandiri yang menjelaskan tentang potensi wisata minat khusus panjat tebing di daerah tersebut.

Kendala dihari pertama adalah hujan gerimis, namun hujan gerimis tak menjadi hambatan untuk melanjutkan kegiatan. Sementara untuk peralatan panjat sendiri sangat mencukupi. Jalur yang akan dibuat adalah jalur sport climbing, karena untuk artificial di tebing ini agak sedikit susah dengan kondisi batuan yang mudah rapuh dibeberapa bagian. Hari pertama jalur belum selesai dibuat dan dilanjutkan keesokan harinya.

Hari kedua pemanjatan, peserta dibagi menjadi 3 kelompok, untuk latihan di 2 jalur sport yang sudah ada sebelumnya, yaitu jalur silvagama dan jalur Nyingnying yang di buat oleh Majestic-55, serta jalur baru yang dibuat saat latgab KPTY. Namun sangat disayangkan, penerapan safety procedure kurang diperhatikan oleh beberapa peserta, terutama penggunaan helm sebagai pelindung kepala. Saat reporter KAONAK meliput kegiatan latgab ini, ada beberapa peserta yang tidak menggunakan helm panjat, dan saat dikonfirmasi kepada peserta yang lain ternyata menggunakan helm saat manjat itu tidak asyik, dan juga karena alasan ini adalah jalur sport, maka tidak menggunakan helm tidak apa-apa, dan bahkan ada yang mengatakan kalau pemanjat luar (luar negeri) saja kalau manjat tidak pakai helm seperti yang ada diposter-poster. Sungguh disayangkan memang, menyepelekan hal yang kecil untuk keselamatan diri sendiri.

Antusias peserta juga sangat mendukung kegiatan ini, hal ini terlihat dari rasa penasaran peserta saat melakukan pemanjatan. Menurut Ade, salah satu peseta dari Plantagama (F.Pertanian-UGM), kegiatan ini memberikan pengalaman tersendiri karena ini tebing baru yang dieksplore dan juga bisa sharing ilmu mengenai pemanjatan tingkat tinggi, terutama teknik bolting. “Penerapan safety procedure masih kurang, karena masih ada yang tidak menggunakan helm, padahal karakter tebing ini batuannya mudah lapuk”, tambah ade ketika diwawancarai mengenai faktor keselamatan dalam pemanjatan.

Dari kegiatan ini, diharapkan penggiat panjat tebing Yogyakarta dapat beraktivitas bersama dalam pemanjatan. “Ini merupakan awal kebangkitan KPTY, dan kedepannya dapat latihan rutin di tebing alam dan tidak melulu kita latihan di tebing buatan (wall climbing)”, tambah Anton, ketua panitia kegiatan.

Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba ini sendiri sudah dikembangkan sejak tahun 1999, namun pada tahun 2001 sampai tahun 2007, pengelolaannya vakum, dan bangkit kembali pada tahun 2008. Menurut Lilik, salah satu anggota Karang Taruna Bukit Putra Mandiri, kawasan ekowisata ini berpotensi untuk untuk dikembangkan. Ketika dikonfirmasi mengenai kegiatan latber KPTY ini, Karang Taruna setempat sangat mendukung kegiatan ini. “Harapannya dengan kegiatan ini bisa menjadikan Tebing Nglanggeran menjadi salah satu tujuan obyek wisata minat khusus panjat tebing dan bisa dikelola lebih baik lagi” kata lilik menjelaskan kepada wartawan KAONAK disela-sela aktivitas beliau menjaga parkir motor didepan sekretariat karang taruna. “Kendala kita adalah kita tidak mempunyai peralatan sendiri, tapi daerah kita punya potensi untuk aktivitas panjat tebing”, tambah lilik. Aktivitas panjat tebing di Tebing Nglanggeran sendiri baru berjalan 1 tahun terakhir ini, dan semoga dapat ramai dikunjungi oleh penggiat olahraga panjat tebing dari penjuru negeri.



Report & Photo by : Thole_378/GPA

(Yohanes Kurnia Irawan)



Untuk Buletin KAONAK Edisi 55-Februari 2010

Media Informasi Independent GAPADRI MAPALA STTNAS YOGYAKARTA



READ MORE ...

Minggu, 31 Januari 2010

Gunung tertinggi didunia (yang sebenarnya)?

Dari Angkasa, Everest Bukan Titik Tertinggi di Dunia

Bila dilihat dari angkasa, atau dari bulan. Ternyata Gunung Everest bukan menjadi titik tertinggi di dunia. Chimborazo di Ecuador jawabannya.
Seperti kita tahu, Gunung Everest di Himalaya dengan ketinggian 8.818 meter di atas permukaan laut (mdpl) merupakan puncak tertinggi yang ada di bumi. Namun, bila kita melihatnya dari angkasa, predikat gunung tertinggi tersebut jadi berubah arah.

Masalahnya begini, bumi ternyata tak sepenuhnya bulat. Kaum matematikawan menyebut fenomena ini oblate spheroid, yang kira-kira berarti gelembung di seputar khatulistiwa. Karena pepatan berat di kutub, bumi menjadi mirip bola yang ditekan dua sisi. Jadi orang-orang yang tinggal di garis khatulistiwa, sebenarnya sudah berdiri lebih “tinggi”, daripada pulau lain. Ini berarti pula, lebih dekat ke angkasa, daripada orang-orang yang tidak tinggal di dekat gelembung khatulistiwa.
Negara-negara seperti Ekuador, Kenya, dan Indonesia terbilang paling mendekati bulan dengan teori ini. Kalau dihitung, orang-orang di khatulistiwa berada lebih dekat 13 mil ke angkasa, daripada orang-orang yang tinggal di kutub utara atau selatan.
Lalu kalau begitu, puncak tertinggi di mana yang paling dekat dengan angkasa di garis khatulistiwa tersebut. Paling tidak ada tiga gunung tinggi di wilayah ini. Gunung Kenya di Kenya, gunung Kilimanjaro di Tanzania dan deretan gunung salju di Andes. Dus, kalau kita mendaki salah satu gunung itu saja, berarti kita berada lebih dekat ke angkasa dan bulan, ketimbang mendaki Everest.
Joseph Senne, seorang insinyur yang juga surveyor, pernah mengkalkulasi berapa jauh sisa jarak dari deretan gunung khatulistiwa tersebut ke angkasa, khususnya bulan. Joseph dalam melakukan analisa tersebut, kemudian juga dibantu Neil deGresse Tyson, pengarang buku ilmu pengetahuan. Beberapa karyanya banyak mengupas mengenai sains dan kosmos. Buku-bukunya yang terkenal adalah Death by Black Hole, dan Other Cosmic Quandaries.
Sebetulnya hal ini sudah menjadi pengetahuan umum pada masa abad 18. Ketika Everest masih belum diketahui surveyor Britania, Chimborazo dianggap gunung tertinggi. Dan ketika telah ditemukan pun kenyataan cembungnya bagian katulistiwa telah dikemukan oleh geograf terkemuka Jerman abad 18, von Humboldt.
“Ketika kami selesai menghitung,” lanjut Joseph, “Kami pikir kami telah menemukan sebuah titik baru di dunia yang terdekat ke bulan dan angkasa luar,” tuturnya, kepada Robert Krulwich, reporter radio nasional publik (NPR)-AS, akhir minggu lalu.
Jawabannya adalah gunung Chimborazo di Ecuador. Gunung Chimborazo merupakan gunung di dataran tinggi Andes. Yang menurut ukuran Joseph, ternyata memiliki tinggi 1,5 mil lebih dekat ke angkasa dibandingkan Everest.
Namun tetap saja, kalau melihat titik tertinggi dari patokan garis laut, Everest tetap menjadi rajanya. Namun bila kita berdiri di bulan, dan mencari titik terdekat yang ada dibumi. Puncak Chimborazo, jawabannya.
(sulung prasetyo)


sumber : sinarharapan.co.id
READ MORE ...

Kamis, 21 Januari 2010

Macan Tutul Jawa Tertangkap Kamera TNGHS

Dua ekor macan tutul jawa (Panthera padus melas) dewasa tertangkap kamera yang dipasang tim pemantau macan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Hasil cetak foto dari kamera tersebut juga mengungkap jalur jelajah satwa langka tersebut dilintasi oleh manusia.

”Untuk mengetahui populasi dan penyebaran macan tutul jawa, kami melakukan monitoring dengan memasang kamera pengintai (camera trap) pada 17 Desember 2009 hingga 5 Januari 2010. Hasilnya, antara lain, dua ekor macan tutul jawa dewasa terfoto oleh kamera itu,” kata Kepala Balai TNGHS Bambang Supriyanto di Bogor, Sabtu (16/1).

Lokasi pemantauan macan di lakukan di dua titik di kawasan resor Gunung Kendeng sekitar 1.165 meter di atas permukaan laut dan 1.011 di atas permukaan laut. Metode yang dipakai adalah pemasangan kamera pengintai serta pengamatan langsung terhadap tanda berupa bekas cakaran (marking), jejak tapak kaki (footprint), kotoran (faeces), dan identifikasi jenis pakan.

Selain memastikan keberadaan dua ekor macan dewasa itu, hasil pemantauan juga menunjukkan ketersediaan pakan bagi macan mencukupi.

Bekas cakaran dan jejak tapak kaki yang ditemukan di areal pemantauan menunjukkan kawasan itu memang kawasan jelajah dan teritorial macan tutul jawa.

Dari kotorannya yang ditemukan jelas sekali bahwa satwa itu memangsa babi, musang, dan primata.

”Kawasan TNGHS memang habitat terbaik bagi macan jawa. Satwa ini pemangsa puncak pada rantai makanan di kawasan hutan TNGHS. Mereka mengendalikan hama babi dan musang di hutan taman nasional sehingga tidak menjadi hama bagi petani yang bertani atau berkebun di sekitar kawasan,” ujar Bambang.

Kawasan TNGHS terletak di Kabupaten Bogor, Sukabumi, dan Lebak seluas 113,357 hektar. Saat ini populasi macan tutul jawa berkisar 41-45 ekor. (RTS)

sumber:
http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/01/18/03131958/macan.tutul.jawa.tertangkap.kamera.tnghs
READ MORE ...

Jumat, 15 Januari 2010

Pendaki Gunung Hilang di Gunung Cikuray

GARUT--MI: Seratusan personil Polres Garut, Jawa Barat dan kelompok pecinta alam setempat 'Jenggala' sejak Jumat (15/1) pagi melakukan penyisiran di kawasan Gunung Cikuray, Garut, mencari keberadaan Reni Komalasari, 18, yang menghilang di gunung itu.

Komalasari, warga Jl Maulana Hasanudin Rt.04/03 Kecamatan Cipondoh Makmur, Tanggerang, Banten, sejak 20 Desember 2009 hingga saat ini selama 26 hari, menghilang di belantara hutan Gunung Cikuray.

Sebelumnya, korban melakukan pendakian bersama 13 rekan lainnya, namun saat turun gunung melintasi jalur menuju Kecamatan Bayongbong, Reni sempat duduk kelelahan kemudian ditinggalkan tiga rekan lainnya mencari air, namun ketika kembali, Reni tidak ada lagi di tempat tersebut.

Orang tua Reni baru melapor ke polisi Kamis (14/1), sedangkan berdasarkan pengakuan rekannya selama ini terus-menerus melakukan pencarian, yang sebelumnya pun tidak pernah melapor ke aparat manapun untuk mendaki gunung berketinggian sekitar 2.800 mdpl tersebut.

Untuk melakukan pencarian, jajaran Polres Garut, membentuk tim internal dengan melibatkan seluruh fungsi kepolisian, termasuk menjalin koordinasi dengan pecinta alam Jenggala.

Empat personil Jenggala sejak Kamis sore berangkat ke lokasi untuk membuka jalur pencarian oleh Tim internal mulai Jumat dini hari (15/1).

Diperoleh informasi, Reni Komalasari baru pertama kali melakukan pendakian gunung setinggi ribuan meter di atas permukaan laut itu. Bahkan kedua orang tuanya di kampung, sebelumnya tidak menyetujui putrinya itu melakukan pendakian. (Ant/OL-01)

sunber : http://www.mediaindonesia.com/read/2010/01/15/117179/123/101/Seorang-Pendaki-Hilang-di-Gunung-Cikuray
READ MORE ...