Minggu, 19 April 2009

Mount Slamet (3.432 Metres), Cental Java Indonesia

Gunung Slamet merupakan jenis gunung berapi aktiv yang terdapat di Pulau Jawa (java), Indonesia. Gunung Slamet mempunyai ketinggian setinggi 3.432 mdpl, dan merupakan puncak tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah gunung Semeru. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Pemalang provinsi Jawa Tengah. Gunung Slamet merupakan salah satu gunung yang menjadi tujuan ekspedisi para pendaki, baik dari wilayah setempat maupun wilayah lainnya.

Gunung Slamet terletak di perbatasan Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas, dan Brebes. Dengan ketinggian 3432m dpl, membuatnya merupakan gunung berapi yang tertinggi di daerah Jawa Tengah. Gunung ini mempunyai empat kawah di puncaknya. Gunung yang berada di sebelah utara kota Purwokerto dan di sebelah barat kota Purbalingga ini juga mempunyai beberapa sumber air panas.

Jalur Bambangan

Pendakian Gunung Slamet dikenal cukup sulit karena hampir di sepanjang rute pendakian tidak ditemukan air, walaupun ada itu juga merupakan genangan air. Kepada pendaki sangat disarankan untuk membawa persediaan air yang cukup dari bawah. Faktor lain adalah kabut. Kabut di Gunung Slamet sangat mudah berubah-ubah dan pekat. Tetapi Jika anda melewati jalur bambangan, mungkin masalah air tidak terlalu sulit. Memang para pendaki harus banyak membawa air dari bawah, tetapi sesampainya di pos v atau tepatnya di pos Samhyang Rangkah akan terdapat sungai kecil yang letaknya tepat berada di bawah pos V.

Jalur Bambangan adalah jalur yang sangat populer dan merupakan jalur yang paling sering didaki. Route Bambangan merupakan route terpendek dibandingkan route Batu Raden dan Kali Wadas. Dari kota Purwokerto naik bus ke tujuan Purbalingga dan dilanjutkan dengan bus dengan tujuan Bobot sari turun di Serayu. Perjalanan disambung menggunakan mobil bak angkutan pedesaan menuju desa Bambangan, desa terakhir di kaki gunung Slamet.

Di dusun yang berketinggian 1279 mdpi ini para pendaki dapat memeriksa kembali perlengkapannya dan mengurus segala administrasi pendakian. Selepas dari jalan aspal perkampungan belok ke kanan, Pendaki akan menyeberangi sungai dengan cara melompat dari satu batu ke batu yang lain, bila sedang musim hujan aliran air deras akan menutupi batu-batuan ini. Selanjutnya akan melewati ladang penduduk selama 1 jam menuju pos Payung dengan keadaan medan yang terjal.

Pos Payung merupakan pos pendakian yang menyerupai payung raksasa dan masih berada di tengah-tengah perkebunan penduduk, namun saat ini keberadaan Pos itu sudah tidak ada. Selepas pos Payung pendakian dilanjutkan menuju pondok Walang dengan jalur yang sangat licin dan terjal di tengah-tengah lingkungan hutan hujan tropis, selama kurang lebih2 jam. Selepas pondok Walang, medan masih seperti sebelumnya, jalur masih tetap menanjak di tengah panorama hutan yang sangat lebat dan indah, selama kira-kira 2 jam menuju Pondok Cemara.

Sebagaimana namanya, pondok Cemara dikelilingi oleh pohon cemara yang diselimuti oleh lumut. Selepas pondok Cemara pendakian dilanjutkan menuju pos Samaranthu. Selama kira-kira 2 jam dengan jalur yang tetap menanjak dan hutan yang lebat. Samaranthu merupakan pos ke 4. Kira-kira 15 menit dari pos ini terdapat mata air bersih yang berupa sungai kecil. Selepas Samaranthu, medan mulai terbuka dengan vegetasi padang rumput. Pendaki akan melewati Samhyang Rangkah. Terdapat mata air di Pos V ini, jika kita sedikit menuruni lembah di sebelah kiri. yang merupakan semak-semak yang asri. Pendaki juga akan melewati Samhyang Jampang yang sangat indah untuk melihat terbitnya matahari.

Kira-kira 30 menit kemudian pendaki akan tiba di Plawangan. Plawangan (lawang = pintu) merupakan pintu menuju puncak Slamet. Dari tempat ini pendaki akan dapat menikmati panorama alam yang membentang luas di arah timur. Selepas Plawangan lintasan semakin menarik sekaligus menantang, selain pasir dan bebatuan sedimentasi lahar yang mudah longsor pada sepanjang lintasan, di kanan kiri terdapat jurang dan tidak ada satu pohon pun yang dapat digunakan sebagai pegangan.

Di daerah ini sering terjadi badai gunung, oleh karena itu pendaki disarankan untuk mendaki di pagi hari. Kebanyakan pendaki meninggalkan barang-barang mereka di bawah, untuk memperingan beban. Dari Plawangan sampai di puncak dibutuhkan waktu 30- 60 menit. Dari sini pendaki dapat melihat puncak Slamet yang begitu besar dan hamparan kaldera yang sangat luas dan menakjubkan, yang biasa disebut dengan Segoro Wedi. Jalanan terjal berbatu, membuat pendaki harus ekstra hati-hati. Puncaknya merupakan puncak Benteng, sekumpulan batu berbentuk benteng, yang dipercaya oleh penduduk setempat sebagai penahan lahar apabila terjadi letusan. Jika kita turun ke kiri akan menuju Tugu Surono, dan lurus di depan Kawah Aktiv gunung Slamet.

By : Yohanes Kurnia Irawan
Pendakian Gn.Slamet via Bambangan,15-16 September 2008
(the team: Yoyon, Octa, Dani, Dancil)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar