MAPALA, dari namanya saja kita sudah bisa langsung mendapat gambaran orang–orang seperti apa yang ada didalam organisasi seperti itu. Orang-orang urakan, dekil, jarang mandi dan masih banyak lagi hal-hal jelek yang terlintas dipikiran kita. Sebenarnya makna apa yang dapat dilihat dibalik semua kejelekkan mereka? Apakah berantakan itu sudah bisa kita jadikan alasan untuk memvonis mereka bahwa mereka juga memiliki hati dan kepribadian yang jelek?.
Tak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar anak mapala memang memiliki dandanan yang super slengean, rambut gondrong, celana sobek - sobek, jarang mandi, banyak aksesoris aneh, bahkan sampe tatto dan tindikan yang kurang etis. Tempat nongkrongpun tak jauh - jauh dari burjo dan angkringan ( senangannya ngutang ), biasanya alergi sama yang namanya mall, plaza ama dugem. Kegiatan - kegiatan yang dilakukanpun selalu extrem dan yang pasti beresiko tinggi, entah itu naik gunung, memanjat tebing, masuk gua, arung jeram atau terbang dengan gantole.
Kebanyakan orang menilai negatif dan pesimis dengan orang - orang ini, mereka menganggap kegiatan yang dilakukan ora mutu, ngga’ ada gunanya dan cuman ngabisin duit, waktu sama tenaga. Mending kuliah yang bener biar IP bagus daripada jadi mapala.
Ibarat kita menilai buah dari luar mungkin kita lebih memilih kedondong daripada durian, kalau ini yang terjadi pasti kita kecewa dengan rasa kedondong yang kecut ditambah bijinya yang berduri, mengapa tidak memilih durian yang buahnya lebih enak ? walaupun kelihatan di luar berduri. Seperti inilah kasus yang terjadi dengan kehidupan mapala yang selalu dinilai dari penampilan saja. Apakah dengan penampilan yang slengean dan kegiatan yang extreem kemudian kita memvonis mereka bobrok simbol dari sampah masyarakat dan kegagalan pendidikan ?, hal ini terlalu naif dan dini untuk diungkapkan.
Kita selalu menilai segala sesuatu dari luar, cewek cantik misalnya selalu dianggap lebih daripada cewek baik, penilaian seperti inilah yang membuat kita kemudian salah memilih, bukankah penilaian yang seperti ini yang sebenarnya kesalahan pendidikan ?
Jika kita melihat lebih dekat kedunia mapala, Kenapa mereka berpakaian slengean dan berambut gondrong ?. Biar kelihatan keren atau gaulkah ?, mungkin kalu masalah pakaian yang sekarang lagi ngetrend bukan pakaian slengean, juga masalah rambut kini yang lagi ngetrend rambut ala bintang film F4 bukan rambut gondrong lagi. Anak mapala perpakaian slengean dan berdandan aneh adalah merupakan suatu cara berekspresi, mengekspresikan kebebasan yang kini mulai samar. Banyak yang telah menyalah artikan kebebasan, yang berbuntut pada pengerusakan alam, penebangan hutan dimana - mana, penambangan liar areal hutan lindung, eksploitasi satwa - satwa dilindungi, pencemaran dsb.
Kenapa juga anak mapala mau berkegiatan yang ngga’ bermutu cuman ngabisin duit, waktu sama tenaga ?. Permasalahannya disini adalah yang ngga’ bermutu, ngabisin duit, waktu dan tenaga itu dilihat dari sisi mana ?, kalau dari sisi ekonomi mungkin iya, tapi disinilah intinya mereka berkegiatan tidak melihat dari sisi ekonomisnya kegiatan. Tapi dari sisi yang lain misalnya untuk kesehatan atau dari sisi sosial. Misalnya naik gunung Rinjani, dengan mendaki badan bisa sehat dan bisa mempelajari sosial masyarakat daerah Gunung Rinjani, atau susur gua di Wonosari, selain susur gua mereka juga memetakan gua dan mencari sumber air bawah permukaan yang mungkin bisa diambil untuk dipergunakan penduduk daerah wonosari yang selalu kekurangan air.
Dari kegiatan - kegiatan yang mereka lakukan banyak hal yang dapat diperoleh, sangat berbeda dengan orang yang kuliah cuman kuliah dan kost. Kita kuliah lalu balik kekost, hari esoknya begitu, lusa begitu dan seterusnya, apa yang akan kita dapatkan ?, tentu saja yang didapatkan hanya apa yang ada di kuliah dan yang di kost, tapi kalau kuliah, masuk gua, naik gunung, panjat tebing, arung jeram, kost, yang akan didapatkan apa yang ada di kuliah, di gua, di gunung, di tebing, dan di sungai. Bukankah yang mereka lakukan hal yang baik ?. Masa depan selalu sulit ditebak dan terkadang berbeda dengan apa yang kita impikan sama dengan alam yang selalu sulit diprediksi.
Rewrite From KAONAK (Garenc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar