Sabtu, 30 Mei 2009

Megawati Berjabat Tangan dengan SBY saja Enggan, Gimana Mau Jadi Presiden....????

Hari ini masing-masing pasangan Capres-Cawapres mengambil nomor urut dalam Pilpres tanggal 8 Juli 2009 Nanti. namun dalam siaran di televisi yang saya saksikan, begitu nyata ibu Megawati enggan (atau sengaja) bersalaman dengan Presiden SBY setelah foto bersama sambil mengangkat nomor urut masing-masing. Setelah diingatkan wartawan, barulah sambil sedikit tersenyum (kayaknya sambil terpaksa) mendatangi presiden SBY untuk berjabat tangan. Bahkan sebelumnya, ketika presiden SBY menghampiri ibu Megawati, entah sengaja atau tidak ibu Megawati tidak menatap wajah presiden (padahal ini pertemuan mereka untuk pertama kalinya lho setelah 5 Tahun...!!!) dan jabat tangan mereka hanya berlangsung tidak lebih dari 2 detik...!!!

Sebenarnya saya enggan untuk mengomentari masalah POLITIK. Namun, hati kecil saya sebagai warga negara yang punya hati dan punya otak untuk berfikir setidaknya turut prihatin menyaksikan hal tersebut. Bagaimana tidak...., seorang CAPRES yang mungkin nantinya akan memimpin Negara ini dengan terang-terangan menunjukan sikap persaingan yang (menurut saya) tidak positif.

Dalam tulisan ini saya tidak ingin menjelek-jelekan Capres ataupun Cawapres yang telah lolos seleksi....Namun masyarakat dapat menilai sendiri situasi Politik ditanah Air kita yang sedang panas-panas nya ini...Wow....sungguh sebuah pemandangan, seolah-olah ingin berebut KEKUASAAN di Negri yang kaya ini (Berebut......????kayak Kucing aja ya...:)Kita mungkin cuek dengan keadaan sekarang, namun yang harus kita fikirkan juga adalah diri kita sendiri kelak, jika salah dalam menjatuhkan PILIHAN.

Marilah saudara-saudaraku, kita dapat melihat sendiri, jika sebuah DENDAM politik masa lalu ikut mewarnai kancah politik saat ini, kita bisa bayangkan bagaimana demokrasi yang diharapkan oleh masyarakat serta Reformasi yang dikumandangkan rekan-rekan. Situasi Ekonomi sekarang ini juga dibawa-bawa hanya untuk menarik simpati. Membawa-bawa nama nelayan, petani, pedagang, pemulung, dan lainnya (petualang kok gak di sebut ya,.....Nah lo..)

Lebih baik para capres maupun cawapres ini ikut saya mendaki gunung aja deh, biar tau gimana rasanaya naik gunung itu...(hehehehehhehehe...), biar menemukan filosofi dari naik gunung. FIKIRKANLAH......!!!

Jika Pohon Terakhir sudah ditebang,

Sungai Terakhir Sudah Tercemar,
dan Ikan Terakhir sudah ditangkap,
Maka Manusia akan sadar...
UANG TIDAK DAPAT DIMAKAN

Salam Lestari,
Lestari Alamku-Lestari Indonesiaku.
READ MORE ...

Jumat, 29 Mei 2009

Pendaki Hilang di Gunung

Tulisan saya kali ini sedikit menyikapi apa yang sering dikumandangkan oleh media cetak & elektronik beberapa bulan terakhir ini dan mambuat saya kembali tersadar akan diri saya sebagai bagian kecil dari itu. Belum hilang dari ingatan kita 3 orang pendaki yang hilang di Gunung Agung tahun lalu, kemarin muncul lagi ada pendaki yang hilang di Gunung Salak (Jawa Barat) yang beritanya sangat heboh dilayar kaca. Bahkan dalam bulan mei ini ada 3 kasus hilangnya pendaki yang hilang (bahkan ada yang meninggal) saat mendaki gunung. Bulan mei ini tercatat 1 orang pendaki asal Surabaya tewas di Gunung Agung pada tanggal 2 Mei 2009 yang lalu. Kemudian muncul lagi berita ada pendaki asal Bekasi yang hilang di Gunung Ciremai (Jawa Barat), dan sekelompok pramuka hilang di Gunung Argopuro (JawaTimur). 2 berita terakhir ini dikabarkan selamat semua (menurut kabar dari rekan saya yang ikut nge-SAR).



Yah...apa hendak dikata, takdir membawa kita pada jalannya dan kita mengikuti alurnya saja (benarkah demikan...). Sedikit terhenyak menyaksikan siaran televisi yang mengabarkan ada pendaki yang hilang, terhenyak sms dan telfon dari rekan-rekan yang mengajak saya untuk ikut melakukan pencarian...namun posisi saya saat itu memang tidak bisa meninggalkan Jogja (diluar alasan kemanusiaan lho...).



Melakukan pendakian di Gunung bukan hanya mengandalkan kekuatan fisik saja. Banyak faktor lain yang harus di mengerti dan dipahami oleh setiap makhluk Pendaki Gunung. Selain faktor Alam yang sifatnya nyata dan danpat dirasakan, ternyata di Gunung juga banyak hal yang tidak nyata namun bisa dirasakan (semacam hal mistis), yang tentunya kita tidak boleh seenaknya saja di gunung.



Faktor Human Error bisa menjadi penyebab salah satu dari kasus pendaki yang hilang. Nekad, asal-asalan dalam manajemen, tidak mentaati etika setempat, dan banyak faktor dari dalam individu, termasuk dalam mengikuti aturan yang berlaku di gunung. Hal semacam ini yang bisa memicu terjadinya kasus tersebut.



Faktor lain adalah penguasaan medan, pengetahuan akan navigasi dan survival, yang sedikit banyak bisa membantu kita keluar dari masalah tersebut. Minimnya pengalaman bisa ditutupi oleh penguasaan materi (teori) dan kesempatan untuk mengaplikasikannya. Namun banyak yang mengindahkan hal itu.....(sangat disayangkan bukan..)



Yah...mendaki gunung sebaiknya tidak hanya sekedar mendaki saja. Banyak sekali pelajaran hidup yang didapat dari kegiatan mendaki gunung dengan segudang filosofi didalamnya. Ada baiknya jika kita mengetahui sejak dini apa yang akankita lakukan dan persiapan apa yang harus dipersiapkan. Semoga tulisan Konyol ini dapat menggelitik reken-rekan Petualang yang akan melakukan Pendakian.



Segala informasi menjadi penting untuk diperhatikan agar kita dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang akan timbul....

Salam Lestari........



Best Regards,

Yohanes Kurnia Irawan

READ MORE ...

Wapalhi Tradisi Merapi 2009

Mendaki gunung memang kegiatan yang mengasyikan dan penuh tantangan. Selain kita dapat menikmati pemandangan yang indah, kita juga harus berjuang keras untuk dapat mencapai puncak. Melewati jalan setapak, jalur berliku, berbatu, berdebu, mulai dari jalan yang mudah dilewati hingga yang memerlukan keahlian khusus. Itulah seni mendaki gunung. Berikut adalah liputan reporter KAONAK saat meliput kegiatan pendakian masal yang digagas oleh Mahasiswa Pecinta Lingkungan Hidup (WAPALHI) Polines Semarang saat melaksanakan pendakian massal ke Gunung Merapi (2.962 mdpl) tanggal 2-3 Mei 2009, serta melaksanakan ritual khusus di Merapi.

Hari Sabtu sore yang cerah, tanggal 2 Mei 2009 sekitar pukul 15.30 saya sudah sampai di basecamp Bara Meru, basecamp yang biasa digunakan oleh para pendaki melalui jalur Selo, Boyolali. Ternyata rekan-rekan WAPALHI tidak menggunakan basecamp ini, melainkan basecamp bawah dengan menggunakan rumah penduduk dan mendirikan tenda untuk menampung para peserta untuk kegiatan malam harinya. Sekitar pukul 19.00 para peserta beserta tim dari WAPALHI sudah berkumpul, kemudian makan malam bersama, dan dilanjutkan dengan nonton bersama film petualangan. Suasana keakraban menyelimuti malam itu, hingga akhirnya mereka semua diminta untuk tidur dan beristirahat di basecamp yang disediakan.

Menurut ketua paitia, Prabowo “klowor”, peserta pendakian pada kegiatan kali ini berjumlah sekitar 200 orang dari berbagai kalangan, yang mayoritas berasal dari Semarang dan berangkat dengan menggunakan kendaraan truck. Pendakian rencananya akan dilakukan mulai pukul 02.00 pagi. Namun saya berinisiatif untuk terlebih dahulu naik pada malam itu dan menunggu peserta pendakian diatas sebelum pasar bubrah.
Keesokan harinya, minggu pagi peserta pendakian sudah kelihatan ada yang mencapai pasar bubrah. Mereka dibagi dalam beberapa tim untuk mempermudah pengawasan. Tiba di pasar bubrah, peserta beristirahat sejenak, sebelum melanjutkan pendakian melewati jalan terjal bebatua menuju puncak Merapi.

Rekan-rekan dari WAPALHI hanya beberapa orang saja yang mengawasi para peserta di puncak, Karena mereka harus melakukan ritual rutin di lokasi pasar bubrah, yaitu pelantikan Kepala Suku Wapalhi periode 2009-2010. Ada beberapa kandidat Kepala Suku yang akan dilantik, namun tentunya hanya satu orang yang akan menjadi kepala suku. Kandidatnya antara lain Ardian Muhammad “lembu, Irfan Jasa Putra “Kluak”, Yoga Sutop[o “Benyek”, Muhammad Anwar Kaspul” dan Sukma Ardianto “siMbah”. Dan pada saat yang ditunggu-tunggu, akhirnya saudara Adrian Muhammad “Lembu” dilantik menjadi Kepala Suku WAPALHI Periode 2009-2010.

“Sebuah langkah awal yang berat menuju puncak kesuksesan, tapi tetap semangat”, ungkap Lembu ketika saya wawancarai. “dukungan dari teman-teman WAPALHI sangat dibutuhkan untuk kemajuan WAPALHI secara khusus dan kita semua secara umum”, tambah Lembu.
Antusis peserta juga mengagumkan, karena saat ini jarang sekali ada yang mengadakan kegiatan pendakian pendakian massal. “Saya kagum, senang banget, dan saya juga salut sama WAPALHI yang setiap tahun bisa menyelenggarakan tradisi ini setiap tahunnya”, ujar Muhammad Ali Akso, salah seorang peserta pendakian missal ini yang notabene adalah ketua Forum Pecinta Alam Semarang (semacam Sekber kalo di Jogja). “dari pendakian missal ini diharapkan kita bisa berkumpul lagi dalm forum pecinta alam dan melakukan kegiatan bersama”, tambah Ali Akso yang juga anggota Matepala ATS Semarang ini.

Peserta pendakian mulai turun sekitar pukul 12.00 menuju basecamp, hingga peserta terakhir yang melewati flying camp saya sekitar pukul 15.00, diikuti oleh sweeper. Selain melakukan pendakian dan ritual di Gunung Merapi, ternyata ada agenda lain dari rekan-rekan WAPALHI yaitu bakti social di desa Selo, yaitu berupa penyerahan tong sampah, alat-alat kebersihan, sapu serta bibit sebanyak 200 batang.
Wah, ternyata mendaki gunung tidak hanya sekedar mendaki saja ya, kita juga harus peduli pada warga sekitar jalur pendakian. Contoh kecil yang dapat kita lakukan adalah tidak mencorat-coret tembok, pohon atau batu. Seain itu kita juga sebaiknya membuang sampah pada tempatnya, untuk menjaga keindahan dan kelestarian lingkungan kita.

Selamat buat Kepala Suku WAPALHI yang baru, semoga membawa harapan baru dan perubahan baru untuk kemajuan WAPALHI. Salam Lestari…..

PECINTA ALAM BERSATU TAK BISA DIKALAHKAN

Report by : Yohanes Kurnia Irawan
Untuk KAONAK edisi-54
Media Informasi Independen
GAPADRI MAPALA STTNAS YOGYAKARTA
READ MORE ...

Kamis, 28 Mei 2009

Struktur Geologi Gunung Merbabu

Bentuk dan struktur Gunungapi Merbabu, bentuknya besar sekali jika dibandingkan dengan gunung Merapi yang sangat ramping yang tampaknya merupakan suatu gunungapi yang tumbuhnya berlebihan. Bagian puncaknya dapat dibagi menjadi tiga satuan yang merupakan sektor Graben Gunungapi, yakni :

a. Graben Sari dengan arah timur tenggara – barat baratlaut.
b. Graben Guyangan dengan arah selatan baratdaya – utara timur.
c. Graben Sipendok dengan arah barat laut – timur tenggara.

Erupsi samping gunungapi Merbabu banyak menghasilkan aliran lava dan aliran piroklastik, aliran lava tersebut mengalir melalui titik erupsi yang diselimuti oleh endapan piroklastika baik aliran maupun jatuhan. Titik-titik erupsi tersebut diperkirakan melalui jalur sesar dengan arah utara baratlaut – selatan tenggara serta melalui daerah puncak.
Morfologi gunungapi Merbabu dapat dibagi menjadi beberapa satuan berdasarkan penampilan bentuk rupa bumi pada peta topografi (Hamidi.S dkk 1988) masing-masing :
1. Satuan morfologi sisa graben (daerah sekitar puncak), satuan morfologi ini terdiri dari 3(tiga) bagian yakni Graben Sari, Graben Guyangan dan Graben Sipendok. Ketiga graben tersebut diperkirakan adalah hasil kegiatan volkano tektonik dimana kegiatan tektonik berupa sesar di-ikuti oleh kegiatan erupsi dan kemudian di-ikuti pula oleh kegiatan erupsi samping yang membentuk kerucut erupsi samping.
2. Satuan morfologi aliran lava Kopeng, satuan morfologi aliran lava ini jelas dapat dilihat di lapangan yang membentuk punggung lava yang sangat menonjol, dimana batuan yang mengalasi berupa aliran lava.
3. Satuan morfologi Kerucut Watutulis,Satuan morfologi ini merupakan kerucut erupsi samping (flank eruption) yang banyak menghasilkan aliran lava yang bersifat andesitis – basaltis dan piroklastika, baik aliran maupun jatuhan.
4. Satuan morfologi Kerucut Gunung Pregodalem, keadaan satuan ini sama dengan satuan morfologi kerucut Gunung Watutulis, dimana kerucut ini dapat dipertimbangkan sebagai sumber bahaya apabila terjadi peningkatan letusan.
5. Satuan morofologi titik-titik erupsi samping, satuan morfologi ini sangat banyak terdapat didaerah gunung Merbabu, berdasarkan peta rupa bumi daerah yang terkait, satuan morfologi ini membentuk suatu kelurusan rupa bumi yang ber-arah utara baratlaut – timur tenggara, bentuk kelurusan rupa bumi ini dapat mencerminkan adanya bentuk struktur sesar yang melalui daerah puncak gunungapi Merbabu.
Stratigrafi gunungapi Merbabu, sifat letusan dari pada gunungapi ini diantaranya adalah eksplosif, disamping itu bersamaan dengan sifat efusif yang dapat dibuktikan dengan adanya aliran lava, baik yang berasal dari pada kegiatan erupsi pusat maupun erupsi samping. Sifat eksplosif dapat dibuktikan dari banyaknya endapan piroklastika yang tebal. Secara umum gunungapi Merbabu terdiri atas aliran piroklastika, aliran lava, endapan banjir bandang pada Th 1985 dan endapan longsoran (Hamidi,1988)
1. Aliran piroklastika, ini menyebar di seluruh bagian tubuh gunungapi Merbabu, sifat singkapan tertentu dengan warna abu-abu ke-kuningan, berbutir halus hingga kasar, kadang kala ditemukan lapisan semu (“surge”), lokasi singkapan dapat dilihat di sekitar Jrakah ditemukan lapisan sebanyak lebih dari 12 lapisan piroklastika aliran dengan tanah hasil pelapukan yang sangat tebal.
2. Aliran lava, gunungapi Merbabu secara umum mengisi bagian lembah sungai yang terdapat di sekitar gunungapi tersebut, ber-umur paling muda menurut urutan umur stratigrafi. Akan tetapi di daerah Selo Redjo ditemukan aliran lava tua dengan sifat pelapukan yang sudah lanjut. Di daerah Kopeng aliran lava membentuk suatu pematang aliran lava yang sangat tinggi dan membentuk lidah lava.
3. Endapan banjir bandang di daerah gunungapi Merbabu di temukan didaerah Kaponan, pada dasar sungai Soting, dimana menurut keterangan penduduk setempat pada Th.1985 telah terjadi banjir bandang yang telah merusak jembatan penghubung antara Kaponan dengan daerah lainnya, sifat endapan banjir bandang ini seperti endapan sungai, terdiri dari bongkah-bongkah lava andesitis sampai basaltis, pasir sangat kasar, masih segar dan mudah lepas.
4. Endapan longsoran (debris avalanche) dapat ditemukan didaerah Salatiga, dimana bukaan yang sangat besar dengan arah ke utara – timurlaut, yakni daerah wilayah Salatiga.

Peneliti Terdahulu
Beberapa peneliti terdahulu diantaranya adalah Junghun pada Tahun 1850 dan Verbeek & Fennema pada Tahun 1896. Menurut Verbeek & Fennema Th.1896, telah menemukan hasil erupsi berupa lava basaltis yang mengalir dalam sungai-sungai kecil diantara Boyolali dan Selo. Van Bemmelen, R.W. 1941, telah memetakan daerah G. Merbabu serta membagi beberapa satuan batuan hingga menjadi 9 (sembilan satuan) diantaranya:

1. Kerucut Merbabu (terutama lava basaltis andesitis dan breksi).
2. Dataran tinggi Kopeng yang diselimuti oleh lapisan abu.
3. Kaki kerucut Merbabu (terutama breksi lahar dan lava)
4. Aliran lava muda kerucut Merbabu (erupsi samping)
5. Kaki utara Merapi diselimuti oleh abu G.Merapi
6. Kawah (erupsi samping)
7. Erupsi pusat berupa aliran lava muda
8. Mofet dan solfatara di gunungapi Merbabu.
9. Sisa struktur volkano – tektonik (sektor graben)

Penelitian yang dilakukan oleh Neuman van Padang 1951, telah menemukan bahwa gunungapi tersebut telah mengeluarkan basalt olivin augit, andesit augit dan andesit hornblende hiperstein augit.

Demikian pula menurut Mac Donald 1972, melaporkan bahwa pada th.1797, gunungapi Merbabu meletus melalui erupsi samping dan erupsi pusat, namun tidak dilaporkan bahwa hasil erupsi yang telah dikeluarkan serta kerusakan dan korban akibat kegiatan erupsi tersebut.

GEOKIMIA
Jenis Batuan : Menurut Neuman van Padang 1951, batuan yang dihasilkan oleh Gunungapi Merbabu adalah ; Basalt olivin augit, Andesit augit dan Andesit hornblende hiperstein augit.

MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

Pemantauan aktivitas gunungapi Merbabu dilakukan secara Visual dari Pos Pengamatan yang terdekat (G.Merapi). Daerah Bahaya Gunungapi Merbabu yang dilakukan oleh Hamidi.S dkk, 1988, dapat dibagi menjadi 3(tiga) kategori, diantaranya adalah :
1. Daerah Bahaya Primer, daerah bahaya ini meliputi daerah puncak dan sekitarnya dengan radius sekitar 4-5 Km dari titik pusat erupsi, selain itu mempertimbangkan pula adanya titik-titik erupsi samping yang menempati zona pelurusan topografi dengan arah baratlaut – tenggara. Daerah yang termasuk kedalam daerah bahaya primer ini tidak selayaknya untuk dikembangkan apabila kegiatan gunungapi Merbabu menunjukkan peningkatan kegiatan yang nyata, baik erupsi normal atapun erupsi samping.
2. Daerah Bahaya Lontaran, dapat dibagi menjadi 2(dua) bagian masing-masing berbentuk lingkaran yang mempunyai radius antara 5 dan 6 Km dari titik erupsi (puncak), daerah ini kemungkinan besar dilanda oleh bahan-bahan jatuhan piroklastika (efflata maupun tefra), daerah ini dapat juga disebut sebagai daerah Waspada terhadap lontaran. Bahaya yang mungkin melanda daerah waspada terhadap lontaran ini tidak bergantung pada topografi, sehingga apabila terjadi kegiatan gunungapi yang berupa letusan yang menghasilkan jatuhan piroklastika, tindakan yang tepat adalah mencari perlindungan yang kuat atau meninggalkan tempat pemukimannya.
3. Daerah Bahaya Sekunder, daerah bahaya ini kemungkinan dilanda oleh lahar hujan. Daerah ini meliputi morfologi rendah yang memungkinkan untuk dilanda oleh aliran lahar sekunder, sehingga daerah bahayanyapun terdapat disekitar daerah aliran sungai yang berhulu dari daerah puncak gunungapi Merbabu.

Baca Juga Jalur Pendakian Gunung Merbabu

Untuk bertukar Informasi seputar artikel ini bisa lewat email ke Catur_4884@merbabu.com

Salam...
READ MORE ...

Tips Mencegah Hipothermia

Mendaki gunung memerlukan kesiapan mental, fisik, perlengkapan, perbekalan dan pengetahuan yang baik. Banyak musibah pendakian gunung terjadi karena minimnya hal – hal tersebut. Ataupun kurangnya pengetahuan survival sehingga jatuh dalam kondisi hypothermia akut.

Berikut ini saya sampaikan tulisan tentang tips mencegah hypothermia, yang diambil dari http://ambarbriastuti.blogspot.com/2008/02/tips-mencegah hyphothermia.html. Semoga bermanfaat.


Yang terpenting dalam kegiatan naik gunung atau kegiatan di luar (outdoor activity) adalah persiapan dan pengetahuan. Salah satunya mengetahui faktor apa penyebab hypothermia, gimana mencegah hal itu terjadi, apa aja yang perlu dilakukan dan juga tindakan apa yang perlu dilakukan kalau mulai merasakan kedinginan.

Berikut adalah tips mencegah hypothermia di gunung :

1. Usahakan kalau naik gunung jangan memakai kaos dari katun. Bahan katun jika basah keringat sulit keringnya. Ini biasanya menyebabkan menggigil kedinginan walaupun sudah memakai jaket tebal. Sebaiknya memakai bahan sintetis (polyester/spandex/nylon) yang menyerap keringat dan berlengan panjang. Memang sih bisa ganti kaos, tapi di gunung yang sering ujan mengeringkan kaos jadi pekerjaan tersendiri. Ngeringin make api unggun, wah, jangan deh. Kasihan hutan kita. Cobalah mengurangi konsumsi kayu kecuali itu sangat darurat. Membawa satu baju tapi tetap kering, akan sangat berbeda hasilnya dengan membawa 3 baju tapi basah semua.

2. Bawa bekal yang cukup untuk naik gunung. Bekal praktis seperti coklat batangan, muesli bar, atau energy booster (seperti gel dengan glukosa, biasanya dipakai para pesepeda) sangat berguna sebagai cadangan makanan yang ringan dibawa dan menghasilkan energi lumayan. Juga biasakan mengamati sekitar, jika melewati air sungai atau daun2an yang kita kenali bisa dimakan kalau kepepet.


Dari kiri ke kanan : selimut darurat , makanan energi
Bawah : pisau, kompas, headlamp, biasanya disimpan di ransel bagian atas (gambar
koleksi pribadi)

3. Menjaga tubuh tetap kering dan hangat. Salah satunya selalu membawa ponco, bagaimanapun kondisinya. Kalau punya baju dan jaket tahan air (gore-tex based) juga bisa (tapi ini mahal di ongkos). Jangan lupa kaos tangan dan kaos kaki. Khusus kaos kaki bawa ekstra jika perlu.

4. Kalau jalan sendiri siapkan piranti darurat komunikasi, kalau dengan teman harus saling menjaga. HP kadang kurang efektif karena tidak ada sinyal. Bawa alat darurat sinyal seperti peluit atau cermin. Biasakan saling memperhatikan pendaki lain ketika naik atau turun.

5. Jangan paksakan jalan terus kalau kelelahan dan kecapaian. Berhenti, pasang tenda dan buat makanan atau minuman yang cepat dihidangkan, seperti teh manis atau sup instant. Paksakan walaupun kurang suka, karena makanan adalah sumber energi untuk tetap jalan. Selain itu, makanan juga membuat tubuh jadi hangat karena memulai metabolisme tubuh.

6. Bawa selimut darurat (emergency blanket or space blanket). Ini mungkin sudah ada di Indonesia. Bentuknya seperti lapisan aluminium foil yang tipis dan dipakai untuk menyelimuti tubuh. Fungsinya : membuat tubuh tetap hangat, merefleksikan sinar matahari dan tidak kehujanan.. Space blanket ini hanya bersifat memantulkan panas tubuh. Untuk mendapatkan hasil maksimal bisa dibawa Bivy Sack yang terbukti lebih baik hasilnya. Bentuknya seperti selimut plastik, dengan berat sekitar 200gr. ditanggung lebih tahan lama dari space blanket.



7. Penghangat tubuh sementara (body warmer). Ini semacam plester tubuh
kalau kedinginan. Biasa dipakai untuk yang melakukan olahraga ektrem di salju (ski, ice climbing, mountaineering) . Kelemahannya : hanya bisa dipakai sekali saja dengan durasi 12 jam. Karena bentuknya tipis dan ringan, biasanya diselipkan di jaket kalau kondisi cuaca dan badan memburuk.

Sekali lagi saya ingatkan dengan alat yang memadai tapi tidak tahu bagaimana menggunakan, hasilnya juga tidak optimal. Jadi baca dan simak bagaimana melakukan teknik dasar survival di gunung. Bisa baca, nanya atau dari pengalaman yang terus diasah.
READ MORE ...

DIKLAT SPELEOLOGI XIII ASC 2009

Pada usianya yang ke-25, ASC (Acintyacunyata Speleological Club) mengadakan Pendidikan & Latihan (DIKLAT) Speleologi ke-13. Kegiatan ini diadakan untuk regenerasi anggota, tetapi pada Diklat ke-13 ini ASC mengundang organisasi penggiat kegiatan alam bebas dari luar Yogyakarta, dengan misi menyebarluaskan kegiatan Speleologi di Indonesia. Speleologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang gua dan lingkungannya. Dalam mendalami ilmu ini seorang speleolog juga dituntut untuk bergaul langsung dengan obyek studinya, yaitu gua. Untuk itu keterampilan menelusuri gua adalah tuntutan yang tidak dapat digantikan bila seseorang ingin mendalami Speleologi. Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa Speleologi adalah kegiatan ilmiah yang banyak melibatkan aktivitas kepetualangan, dan kegiatan penelusuran gua (Caving) adalah olahraga kepetualangan yang memiliki kaitan keilmuan sebagai nilai lebih.

Hari Minggu tanggal 12 April 2009, Pendidikan dan Latihan Speleologi ke-13 ASC dibuka oleh Mursyid Azhar selaku Ketua ASC yang ditandai dengan penyerahan secara simbolis buku materi kepada perwakilan peserta. 4 hari pertama (tanggal 12-15 April 2009) Diklat 13 ASC diisi dengan Materi Ruang. Dengan muatan 21 materi, yaitu: Introduksi Speleologi, Etika & Moral Penelusuran Gua, Bahaya Penelusuran Gua, Pengenalan & Pemeliharaan Peralatan, Teknik Penelusuran Gua Horizontal, Teknik Penelusuran Gua Vertikal, Manajemen Penelusuran Gua, Simpul, Rigging, Pemetaan Gua, Karstologi, Geomorfologi Karst, Hidrologi dan Speleogenesis, Arkeologi Dasar, Interpretasi Peta Topografi Untuk Kegiatan Speleologi, Biospeleologi, Fotografi Gua, Self Rescue, Cave Rescue Dasar, Manajamen Cave Rescue, PPGD, dan Konservasi Kawasan Karst.

Pendidikan dan Latihan Speleologi ke-13 ASC ini diikuti 31 peserta. 8 peserta dari dalam kota, 23 peserta dari luar kota, berasal dari: Semarang (Mapala Unissula, Mahapati FH-Unissula, Mapalast Stikubank, Aldakawanaseta), Bandung (PMPA Palawa Unpad, Mapeka Univ. Maranatha, KMPA Ganesha ITB), Jakarta (Universitas Trisakti), Malang (Impala Univ. Brawijaya), Denpasar (Mapala Wanaprastha Dharma Univ. Udayana), Mataram (Wanapratala FT – Unram, Mapala FKIP Unram), Ambon (Darmapala Univ. Darussalam Ambon), Maros (Maros Carso Community), Samarinda (Imapa Unmul), Lampung (Mapala Unila), Padang (Mapala Proklamator Univ. Proklamasi) dan Medan (Gasi - Uma Fak. Psikologi Univ. Medan Area).

Materi Ruang dilaksanakan di Gedung Pika, Kompleks Bumi Perkemahan Babarsari. Tidak semua materi diisi oleh teman-teman ASC, beberapa materi yang diisi oleh pemateri dari luar yaitu: Arkeologi Dasar oleh Jurusan Arkeologi UGM, Biospeleologi oleh MATALABIOGAMA, dan PPGD oleh KSR PMI Kota Yogyakarta. Alhamdulillah seluruh peserta dapat mengikuti materi ruang dengan lengkap. Antusias mereka cukup tinggi, banyak diskusi-diskusi muncul setelah materi selesai.

Pada hari ke-3 & 4 peserta mensimulasikan SRT (Single Rope Technique) di jembatan Babarsari. Macam-macam lintasan mereka coba, mulai dari polosan, intermediate, deviasi, dan sambungan. 8 lintasan disiapkan untuk latihan. Selesai dari latihan diadakan evaluasi, untuk membahas kesulitan yang dialami dan memberi solusinya.
Tanggal 15 April 2009 peserta berangkat ke lokasi Materi Lapangan, yang dilaksanakan di Kawasan Karst Menoreh, Purworejo, Jawa Tengah selama 3 hari (tanggal 16-19 April 2009). Tempat menginap di lapangan (base camp) berada di rumah Mbah Cokro yang terletak di RT 3, Dusun Katerban, Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Disana mereka belajar mengenai Interpretasi Peta Topografi Untuk Kegiatan Speleologi, Cave Rescue Dasar, Karstologi, Geomorfologi Karst, Hidrologi dan Speleogenesis, Teknik Penelusuran Gua Horizontal, Teknik Penelusuran Gua Vertikal, Fotografi Gua, & Pemetaan Gua. Materi yang dilapangan merupaksan aplikasi dari yang didapat selama materi ruang.

Pada materi Karstologi, Geomorfologi Karst & Interpretasi Peta Topografi Untuk Kegiatan Speleologi, peserta diajak jalan-jalan menelusuri kawasan karst Menoreh. Mereka disuruh mengamati morfologi karst yang membentang luas dan sedikit penjelasan dari teman-teman ASC membantu memahami mengenai hal tersebut. Setiap peserta diberi 1 lembar peta topografi untuk kepentingan intepretasi. Rangkaian kegiatan ini dinamakan kuliah lapangan.

Selesai dari kuliah lapangan, peserta dipersilakan ibadah Sholat Jum’at. Dan dilanjutkan dengan simulasi Cave Rescue Dasar. Pada simulasi ini peserta mengaplikasikan teknik hauling dan lowering. Dimulai dari mengangkat korban dengan pembagian beban 1/1, 1/3 dan 1/9 kemudian melewatkan sambungan tali ke hauling set. Seluruh peserta mencoba teknik ini satupersatu.

Hari berikutnya peserta diajak masuk gua. Mereka belajar tentang Hidrologi dan Speleogenesis, Teknik Penelusuran Gua Horizontal, Teknik Penelusuran Gua Vertikal, Fotografi Gua, & Pemetaan Gua. Dalam materi ini peserta diharuskan memasuki dua gua, yakni gua Nguwik (horizontal) dan gua Sibodag (vertikal). Di gua Nguwik peserta mencoba memetakan gua dengan grade 5b BCRA. Satu-persatu mencoba menjadi Sutter, Descriptor, dan Stasioner. Dan tentujuga belajar mengaplikaskan teknik penelusuran gua horizontal.

Di gua Sibodag (vertikal) peserta diharuskan melintasi lintasan vertikal dengan menggunakan SRT (Single Rope Technique). Sampai dalam gua, mereka mencoba fotografi gua. Hampir semua peserta sudah mencoba fotografi gua. Mereka sangat antusias dalam memotret.
Pada hari terakhir, setiap peserta diharuskan menggambar peta gua. Data survey gua Nguwik yang kemarin dipetakan, diolah secara manual menggunakan kalkulator. Setelah mendapat titik koordinat centerlinenya, mereka memplotkan ke millimeter blok, dan kemudian digambar.

Pukul 15.00 WIB acara penutupan diklat dimulai. Sambutan Akhmad Zona selaku ketua panitia DIKLAT 13 ASC mengawali acara penutupan, dilanjutkan sambutan ketua ASC, mbah Cokro (tuan rumah), dan pesan dan kesan dari seluruh peserta-panitia. Penyerahan sertifikat oleh Ketua ASC secara simbolis kepada perwakilan peserta mengakhiri acara penutupan DIKLAT 13 ASC.

Sesampai di Yogyakarta, khusus bagi peserta dari luar kota ada tambahan materi selama 3 hari, yakni: pengolahaan peta gua menggunakan software & self rescue. Hari pertama mereka belajar mengolah peta menggunakan software survex dan corel draw. Dua hari berikutnya mereka belajar teknik self rescue, beberapa teknik yang dipelajari: Italyan Pulley, Z-rig, Yossemite, dan Counter Balance.
Latihan diadakan di Jembatan Babarsari.

SPELEOLOGI, MORE THAN CAVING

oleh :
Akhmad Zona Adiardi
(pers rellease untuk Bulletin KAONAK Edisi-54, Media Informasi Independen GAPADRI Mapala STTNas Yogyakarta)

READ MORE ...

Selasa, 26 Mei 2009

Sekilas Tentang Navigasi Darat

Pengetahuan umum tentang kegiatan petualangan merupakan hal yang mutlak dimiliki oleh para penggemar kegiatan alam bebas. Salah satunya adalah pengetahuan dalam membaca peta dan kompas, atau yang lebih dikenal dengan ilmu navigasi darat. Dalam blog ini saya akan sedikit membagi pengetahuan dasar seputar navigasi darat secara umum untuk para petualang dan penggiat alam bebas (petualangan).

Navigasi darat adalah ilmu yang dapat dikatakan ilmu praktis. Karena kemampuan bernavigasi seseorang dapat terasah keterampilannya jika sering berlatih. Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil seperti kenampakan yang sebenarnya dengan skala tertentu, dan digambar diatas bidang datar melalui system proyeksi, serta ditambah tulisan – tulisan sebagai pengenal. Sebuah peta dapat menyajikan informasi yang diungkapkan melalui bentuk simbol dan tulisan yang disebut legenda peta.

Peta sendiri ada bermacam – macam yang beberapa diantaranya antara lain : Peta Geografi, peta ini adalah peta yang menyajikan proyeksi dari deluruh permukaan fisik bumi seperti yang kita lihat pada atlas dan globe. Peta Strategi adalah peta yang memberikan hal – hal yang biasanya diperlukan dalam operasi – operasi militer. Peta Tematik adalah peta yang memberikan gambaran atau informasi yang mempumyai tema tertentu seperti pada peta tanah atau peta geologi, dan yang terakhir adalah peta Topografi yang menyajikan penyebaran, bentuk, dan ukuran bumi seperti relief, beda tinggi rendah suatu daerah, bentuk bukit dan lembah. Peta topografi inilah yang kita sering gunakan dalam berkegiatan di alam bebas.

Pertama kali menghadapi peta hal yang perlu kita perhatikan adalah garis vertikal dan horizontal karena garis ini membantu menentukan letak sebuah titik di peta ( titik koordinat ). Sementara itu beberapa unsur yang bisa dilihat di dalam peta adalah judul peta yang biasanya terdapat di atas dan menunjukkan letak peta. Nomor peta bisa dijadikan sebagai nomor registrasi dari badan atau instansi yang membuat peta atau bisa juga kita gunakan sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta.

Koordinat peta adalah kedudukan suatu titik pada peta yang secara teori koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat sendiri ditentukan dengan menggunakan system sumbu yaitu perpotongan antara garis – garis yang tegak lurus antara satu sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu koordinat geografis ( Geographical coordinate ) dan koordinat Grid ( Grid Coordinate atau UTM ).

Dalam koordinat geografis sumbu yang digunakan adalah garis bujur ( bujur barat dan bujur timur ) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa dan garis lintang ( garis lintang utara dan lintang selatan ) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. Pada instansi seperti Bakosurtanal biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama. Pada peta geografis ini satu kotak ( atau sering disebut satu karvak ) lebarnya adalah 3,7 Cm. Jika pada skala 1 : 25.000, satu karvak akan sama dengan 30 detik ( 30“ ), dan pada peta skala 1 : 50.000, satu karvak sama dengan 1 menit ( 60“ ).

Sedangkan dalam koordinat Grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak seiap titik yang kita jadikan sebagai acuan. Untuk wilayah Indonesia titik acuan berada di sebelah barata Jakarta ( 60º LU dan 980º BT yang biasa disebut Batavia datum ). Garis vertical diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur atau untuk lebih mudah mngingatnya kita bisa menggunakan KIKA BATA ( kiri kanan, bawah atas ). Sistem koordinat sendiri mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat Grid. Satu karvak sebanding dengan 2 Cm. Karena itu untuk penentuan koordinat Grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat Grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian ( per 2 mm ). Sedangkan penentuan koordinat Grid 8 angka satu karvak akan dibagi menjadi sepuluh bagian ( per 1 mm ).

Kompas adalah alat penunjuk arah yang karena sifat magnetnya jarumnya akan selalu menunjuk arah utara selatan namun utara yang ditunjuk bukan utara yang sebenarnya melainkan utara magnetis. Secara fisik kompas terdiri dari Badan kompas yaitu tempat dimana komponen lainnya berada. Jarum, jarum akan selalu menunjuk arah utara selatan dengan catatan kompas tersebut tidak berada dekat dengan magnet lain atau tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu ( kompas dalam posisi horizontal ). Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat system mata angin.
Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni kompas bidik ( misalnya kompas prisma ) dan kompas orienteering ( misalnya kompas silva, sunto dll ). Untuk membidik suatu titik, kompas bidik jika digunakan secara benar akan lebih akurat dari pada kompas silva. Namun, untuk pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering akan lebih handal dan efisien. Dalam memilih kompas sendiri kita harus brpikir berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang – goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan karena bahan dari badan kompas harus kuat / tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam navigasi darat.

-dari berbagai sumber-
Segala informasi menjadi wajib kita ketahui
Semoga Bermanfaat
READ MORE ...

Senin, 25 Mei 2009

Misteri Kehidupan (Versi Aku)

Ada kalanya kita terperanjat mengalami suatu nasib buruk, namun kita berusaha tegar untuk melewatinya. Terkadang pula kita kaget ketika mendapati nasib bagus....wah...serasa seisi dunia milik kita...Perasaan demi perasaan tersebut selalu berpangkal pada faktor keberuntungan...kita tidak tau apakah 1 detik ke depan kita akan sehat, selamat, atau kita malah mendapat celaka??? Ada yang tau???Ada jg yang mengatakan ini sebuah takdir, sesuatu yang telah di gariskan sang pencipta....hmmm....sebarapa jauh kita mendalami iman kita????

Hidup merupakan suatu proses, sesuatu dinamika yang kompleks...sesuatu yang bisa diprediksi, namun sesuatu yang belum tentu pasti....sesuatu yang menjadi hambatan untuk selalu berfikir dan berfikir.....Apa yang harus kita perbuat??? Apa yang akan kita lakukan?? Semua tergantung dari kita.... Susah senang hidup ini kita sendiri yang merasakan, tinggal bagaimana kita menempatkan diri saja...kita selalu berharap keberuntungan akan selalu berada dalam rangkaian nasib kita...namun apakah itu selalu terjadi..??Mey....meybe yes..meybe no...

So, menjalani hidup yang penuh tantangan, orang bilang sang petualang mengalami masa perjalan hidup yang kompleks??? Wow...indikatornya apa??? Ada juga yang mnegatakan seorang penulis buku lebih kompleks...hmm...sisi lain....mungkin juga seorang hacker jaringan merasakan lebih yang dirasakan oleh sang petualang maupun penulis buku...??? Sooo....apa yang harus kita perbuat???Mengisi hidup dengan aktivitas masing2...sendiri, berdua, bertiga, berkelompok...bahkan 1 kampung...memberikan suatu wawasan baru, pengalaman baru...bayangkan jika kita seharian hanya berada di atas tempat tidur...apa yang akan kita rasakan??? So...semua ada pada diri kita masing2, kita punya cara yang berbeda untuk menjalani hidup ini...kita punya sesuatu yang berbeda untuk mengisi nya...

KAU ADALAH APA YANG KAU FIKIRKAN....
Berbagi waktu dengan sang alam, kau akan tau siapa dirimu yang sebenarnya...

regards,
Yohanes Kurnia Irawan
(suatu malam ketika aku menyadari banyak misteri kehidupan, namun belum 1 pun yang terpecahkan....)

READ MORE ...

Minggu, 24 Mei 2009

Gunung Merbabu Jalur Kopeng

Gunung Merbabu terletak di jawa tengah dengan ketinggian 3.142M dpl pada puncak Kenteng Songo. Gunung Merbabu berasal dari kata "meru" yang berarti gunung dan "babu" yang berarti wanita. Gunung ini dikenal sebagai gunung tidur meskipun sebenarnya memiliki 5 buah kawah: kawah Condrodimuko, kawah Kombang, Kendang, Rebab, dan kawah Sambernyowo.


Terdapat 2 buah puncak yakni puncak Syarif (3119m) dan puncak Kenteng Songo (3142m). Puncak Gn.Merbabu dapat ditempuh dari Cunthel, Thekelan, (Kopeng / Salatiga) Wekas (Kaponan / Magelang) atau dari selo (Boyolali). Perjalanan akan sangat menarik bila Anda berangkat dari jalur Utara (Wekas, Cunthel, Thekelan) turun kembali lewat jalur selatan (Selo).
Banyak terdapat gunung disekitar gunung Merbabu, diantaranya Gn. Merapi, Gn.Telomoyo, Gn.Ungaran. Gunung Merbabu ini membentuk garis deretan gunung berapi ke arah utara Merapi - Merbabu - Telomoyo - Ungaran.

JALUR KOPENG THEKELAN - SELO
Dari Jakarta bisa naik kereta api atau bus ke Semarang, Yogya, atau Solo. Dilanjutkan dengan bus jurusan Solo-Semarang turun di kota Salatiga, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari Yogya naik bus ke Magelang, dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari kopeng terdapat banyak jalur menuju ke Puncak, namun lebih baik melewati desa tekelan karena terdapat Pos yang dapat memberikan informasi maupun berbagai bantuan yang diperlukan. Pos Tekelan dapat ditempuh melalui bumi perkemahan Umbul Songo.
Di bumi perkemahan Umbul Songo Anda dapat beristirahat menunggu malam tiba, karena pendakian akan lebih baik dilakukan malam hari tiba dipuncak menjelang matahari terbit. Andapun dapat beristirahat di Pos Thekelan yang menyediakan tempat untuk tidur, terutama bila tidak membawa tenda. Dapat juga berkemah di Pos Pending karena di tiga tempat ini kita bisa memperoleh air bersih.
Perjalanan dari Pos Tekelan yang berada ditengah perkampungan penduduk, dimulai dengan melewati kebun penduduk dan hutan pinus. Dari sini kita dapat menyaksikan pemandangan yang sangat indah ke arah gunung Telomoyo dan Rawa Pening.
Di Pos Pending kita dapat menemukan mata air, juga kita akan menemukan sungai kecil (Kali Sowo). Sebelum mencapai Pos I kita akan melewati Pereng Putih kita harus berhati-hati karena sangat terjal. Kemudian kita melewati sungai kering, dari sini pemandangan sangat indah ke bawah melihat kota Salatiga terutama di malam hari.
Dari Pos I kita akan melewati hutan campuran menuju Pos II, menuju Pos III jalur mulai terbuka dan jalan mulai menanjak curam. Kita mendaki gunung Pertapan, hempasan angin yang kencang sangat terasa, apalagi berada di tempat terbuka. Kita dapat berlindung di Watu Gubug, sebuah batu berlobang yang dapat dimasuki 5 orang.
Watu Gubug konon merupakan pintu gerbang menuju kerajaan makhluk ghaib. Bila ada badai sebaiknya tidak melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya. Mendekati pos empat kita mendaki Gn. Watu tulis jalur agak curam dan banyak pasir maupun kerikil kecil sehingga licin, angin kencang membawa debu dan pasir sehingga harus siap menutup mata bila ada angin kencang. Pos IV yang berada di puncak Gn. Watu Tulis dengan ketinggian mencapai 2.896 mdpl ini, disebut juga Pos Pemancar karena di puncaknya terdapat sebuah Pemancar Radio.
Menuju Pos V jalur menurun, pos ini dikelilingi bukit dan tebing yang indah. Kita dapat turun menuju kawah Condrodimuko. Dan disini terdapat mata air, bedakan antara air minum dan air belerang.
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.
Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gn.Merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sundoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn.Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn.Lawu dengan puncaknya yang memanjang.
Menuju Puncak Kenteng Songo ini jalurnya sangat berbahaya, selain sempit hanya berkisar 1 meter lebarnya dengan sisi kiri kanan jurang bebatuan tanpa pohon, juga angin sangat kencang siap mendorong kita setiap saat. Di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang / berlubang dengan jumlah 9 menurut penglihatan paranormal.
Menuruni gunung Merbabu lewat jalur menuju Selo menjadi pilihan yang menarik. Kita akan melewati padang rumput dan hutan edelweis, juga bukit-bukit berbunga yang sangat indah dan menyenangkan seperti di film India yang sangat menghibur kita sehingga lupa akan segala kelelahan, kedinginan dan rasa lapar. Di sepanjang jalan kita dapat menyaksikan Gn. Merapi yang kelihatan sangat dekat dengan puncak yang selalu mengeluarkan Asap.
Kita akan menuruni dan mendaki beberapa gunung kecil yang dilapisi rumput hijau tanpa pepohonan untuk berlindung dari hempasan angin. Disepanjang jalur tidak terdapat mata air dan pos peristirahatan. Kabut dan badai sering muncul dengan tiba-tiba, sehingga sangat berbahaya untuk mendirikan tenda.
Jalur menuju Selo ini sangat banyak dan tidak ada rambu penunjuk jalan, sehingga sangat membingungkan pendaki. Banyak jalur yang sering dilalui penduduk untuk mencari rumput dipuncak gunung, sehingga pendaki akan sampai diperkampungan penduduk. Sambutan yang sangat ramah dan meriah diberikan oleh penduduk Selo bagi setiap pendaki yang baru saja turun Gn.Merbabu. Apabila Anda tidak bisa berbahasa jawa ucapkan saja terima kasih. (Sumber : Merbabu.com)
READ MORE ...

Pra Pelaksanaan Ekspedisi

Pendahuluan tentang ekspedisi
1. Informasi
Pada pencarian informasi ini ialah informasi lengkap tentang lokasi yang akan di jadikan tempat dilakukannnya ekspedisi. Pencarian informasi diantaranya melalui studi literatur terhadap buku-buku petualangan ataupun laporan-laporan penelitian suatu daerah yang mungkin berpotensi untuk di jadikan obyek ekspedisi. Pencarian informasi dan wawancara kepada organisasi-organisasi pecinta alam baik di daerah sendiri maupun organisasi pecinta alam di sekitar lokasi kegiatan dan sebagainya. Dalam pencarian informasi ke Instansi pemerintah ini mungkin mempunyai nilai jual terhadap hasil Ekspedisi kita berupa laporan penelitian. (kalau bertujuan untuk pengembangan daerah dan melakukan penelitian) atau bila di mungkinkan lokasi kegiatan merupakan zona larangan bagi masyarakat umum. Dalam hal ini, pencarian tidak terbatas pada data lokasi, tetapi perlu juga informasi tentang karakteristik masyarakat meliputi sosial dan budaya.Informasi yang perlu disini ialah :
a. Basecamp terdekat
b. Konsumsi
c. Komunikasi
d. Transportasi
e. Dan informasi perkiraan biaya yang akan dikeluarkan
f. Informasi tentang pusat-pusat kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit yang terdekat.

2. Pembentukan kepanitiaan
Sudah sewajarnya bahwa suatu kegiatan besar pasti akan memerlukan sumberdaya yang besar pula, begitu juga halnya dengan suatu kegiatan ekspedisi praktis akan membutuhkan sumber daya manusia sebgai elemen-elemen pendukung dalam kegiatan ini yang tergabung dalam sutu kepanitiaan. Berhasil atau tidaknya suatu ekspedisi termasuk juga pengaruh dari suatu kepanitiaan. Maka dari itu dalam hal rekruitmen orang-orang yang akan di dudukkan dalam kepanitiaan haruslah sadar dan mengerti benar akan tugas dan kewajibannya serta mengerti apa tujuan di adakannya ekspedisi itu. Banyak kegiatan yang tidak mencapai target yang diharapkan akibat kepanitiaan yang tidak berjalan dengan semestinya, dan untuk kelancaran kepaniataan tersebut sebaiknyalah ketua penitia melalui pendekatan-pendekatan pribadi terlebih dahulu kepada orang yang akan mengemban tugas yang akan diberikan dan dalam hal ini juga ketua panitia harus mempunyai kemampuan dalam mempengaruhi anggotanya.

3. Pembuatan proposal
Proposal adalah rencana kegiatan yang menggambarkan proses dan tahapan suatu kegiatan dalam bentuk perencanaan yang menyeluruh. Perencanaan disini menggambarkan apa bentuk kegiatan, nama kegiatan, kapan kegiatan berlangsung, dan siapa yang mengadakan kegiatan. Jadi secara konkrit bahwa proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematik dan terinci untuk suatu kegiatan yang bersifat format.
Dalam hal ini proposal terbagi tiga, yaitu :
a. Proyek Proposal.
Adalah yang menggambarkan rangkaian kegiatan secara menyeluruh, artinya proposal ini meyakinkan pembaca akan kegiatan yang akan dilakukan, yang berkegunaan untuk kepentingan administrasi, perizinan, publikasi, perencanaan dan sebagainya yang bersifat administratif.
b. Proposal kontraprestasi sponsor
Proposal yang menggambarkan kepada perusahaan sponsor kegiatan yang akan dilakukan sehingga perusahaan sponsor yakin akan kegiatan kita. Dimana perusahaan sponsor tersebut mendapatkan kontraprestasi atau imbal balik dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Sebagai contoh dalam ekspedisi penelusuran gua, nama atau produk perusahaan yang menjadi sponsor akan menjadi label atau logo pada baju atlit, topi atau spanduk rentang.
c. Proposal penelitian
Proposal penelitian ini ditujukan ke Instansi Pemerintah seperti KSDA dan Instansi yang mungkin berterkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan, seperti Dinas pertambangan dan Energi yang mempunyai nilai jual terhadap hasil ekspedisi. Seperti proposal penelitian kualitas air yang nantinya hasil dari penelitian tersebut mungkin mendapat respon dari Dinas pertambangan dan Energi yang pada akhirnya nanti kalau memang debit air yang terdapat pada aliran sungai bawah tanah mencukupi standart untuk di jadikan pembangkit tenaga listrik, maka akan sangat berguna bagi masyarakat sekitar, karena susahnya mendapatkan air di kawasan karst. Sebaiknya pula sebelum menawarkan sutu proposal kepada satu perusahaan atau instansi yang akan dimasukkan proposal harus melalui pendekatan-pendekatan terlebih dahulu kepada pihak perusahaan atau instansi.

4. Presentasi awal
Tentunya setiap orang atau organisasi tidak menginginkan pekerjaan yang tanpa hasil, maka dari itu sebelum melangkah lebih jauh sebaiknya dilakukan terlebih dahulu pemberitahuan kelayakan kegiatan yang akan dilakukan dalam bentuk presentasi awal kepada anggota dan kepada pihak-pihak yang berpotensi menjadi sponsor penyandang dana ekspedisi.

5. Publikasi
Dalam pendaan ekspedisi publikasi ekspedisi sangatlah penting dilakukan sebagai sarana untuk menyebarluaskan/menginformasikan kegiatan yang akan, sedang, dan telah kita lakkan dan memberikan informasi kepada mereka yang terlibat atau mendukung ekspedisi terbut, ini akan membawa dampak yang sangat baik terhadap nilai ekspedisi juga bisa menaikkan negosiasi kepada pihak sponsor. Sementara dilihat dari sasarannya, publikasi dapat dikelompokkan dalam dua bagian :
a. Intern/ Kelompok dalam
Pada kelompok ini termasuk didalamnya adalah organisasi yang bersangkutan, Universitas/Sekolah/ Lembaga yang menaunginya, keluarga peserta ekspedisi.
b. Ekstern/ Kelompok luar
Sementara pada elompok ini terdapat masyarakat/ Organisasi lain yang berhubungan/ Sejenis/ Berterkaitan. Misalnya Sponsor, Kelompok pecinta alam lain, Lembaga Swadaya Masyarakat lain, dsb.
Sedangkan untuk sarana publikasi yang dapat digunakan, saat ini sudah banyak dan beragam, dimana sarana informsi massa berkembang dengan pesatnya. Seperti Majalah, Surat kabar, Stasiun Televisi, Media Internet dan lain-lain. Dan sarana publikasi lain seperti Spanduk, Poster, Baliho, umbul-umbul, serta yang sangat sering dilakukan ialah presentasi atau laporan person to person.

6. Pembuatan rencana kegiatan
Ada orang bilang bahwa 50 % keberhasilan suatu kegiatan ditentukan oleh pekerjaan diatas meja/ paper work. Memang pasti membosankan, tapi sebaiknya dikerjakan, melihat besarnya kemungkinan keberhasilan yang bisa didapat dari kegiatan tersebut.
Dalam pembuatan ROP kita harus mengetahui Jenis kegiatan apa yang akan dilakukan. Semua kegiatan alam terbuka yang kita lakukan haruslah terfokus, artinya kita mengetahui apa yang akan kita lakukan. Selain itu lokasi yang dituju haruslah kita kenali dahulu, meskipun itu hanya berdasarkan informasi. Manfaatkan semua akses dan fasilitas informasi semaksimal mungkin. bisa diumpamakan sebelum kita kesana kita sudah merasa disana.
Dalam menuju suatu kegiatan sangat perlu pengadaan target –target kapan selesainya perencanaan, kapan pelaksanaan. Dalam hal ini pembuatan rencana operasi perjalanan atau renca kegiatan sangat perlu di adakan dalam bentuk time schedule, dan skenario-skenario operasi.
Dalam penyusunan rop kita tidak hanya terpaku pada informasi informasi yang didapatkan di sekitar daerah kita, alangkah baikanya penyusunan rop berdasarkan hasil dari team survey, agar sesuai dengan konsisi real nya di lapangan.

7. Pengurusan perijinan
Setelah ditentukannya tempat berkegiatan, maka untuk melegalkan suatu kegiatan yang kita lakukan perlulah kiranya mengurus suatu perijinan ke Instansi yang berwenang di daerah tempat berkegiatan atau pihak-pihak kepolisian setempat.

8. Pencarian dana
Usaha dana adalah suatu kegiatan yang mengolah, mengkoordinir, mengkontribusikan dan mengusahakan serta bertanggung jawab dalam pengadaan dana yang diperlukan dalam anggaran serta waktu yang ditentukan oleh target kepanitiaan demi terlaksananya kegiatan.
Pengetahuan tentang usaha dana memang jarang dipelajari dalam suatu Organisasi pecinta alam, namun itu terbentuk dengan sendirinya dimana kita diharuskan untuk mencari dana dalam suatu kegiatan besar atsupun kecil.Dalam melakukan suatu kegiatan pendanaan/ Usaha dana kita harus mengetahui beberapa macam bentuk usaha dana yang cukup berpeluang besar untuk saat itu dan perlu kreatifitas untuk panitia itu sendiri. Usaha dana ini dapat di klasifikasikan menjadi dua yaitu penggalian dana ke pihak internal, misalnya pengadaan bazar, pameran, penjualan parsel dan even-even tertentu dan sebagainya.Sdangkan penggalian dana eksternal seperti sponsor, donatur, pihak-pihak terkait.

8. Komunikasi dan transportasi
a. Komunikasi
Dalam pengelolaan suatu ekspedisi yang tak kalah pentingnya ialah pengaturan jaringan informasi lapangan, seperti menjalin hubungan dengan Instansi seperti RAPI,ORARI dan organisasi organisasi pencinta alam yang berada pada sekitar lokasi, nantinya ini akan mempermudah dalam sistem penanganan alur komunikasi lapangan sehingga didapatnya informasi lapangan yang valid, aktual, aman cepat dan murah. Dan dalam ekspedisi penelusuran gua ini perlu ada kesepakatan tentang komunikasi yang akan di pakai di lapangan pada saat pemanjatan, sebagai contoh akan menggunakan kode-kode tertentu seperti menggoyangkan tali apabila atlit membutuhkan bantuan.
b.Transportasi
Komunikasi dan transportasi erat kaitannya, karena sama-sama berfungsi sebagai penghubung. dan transportasi ini juga bisa sebagai media untuk komunikasi, tetapi dalam rencana pengaturan fungsi di lapangan, nantinya lebih pada arus pengangkutan personil dan logistik. Jadi dalam pengaturan transportasi harus se-efisien dan efektif mungkin mulai dari pemberangkatan atlit, pada saat di lapangan sampai dengan selesainya kegiatan.

10. Survey
Seperti kegiatan alam bebas yang lain, kegiatan panajt tebing juga merupakan kegiatan yang beresiko tinggi dimana kesalahan kecilpun yang kita buat bukan tidak mungkin nyawa akan menjadi taruhannya. Dimana segala keterampilan yang sudah dipersiapkan secara matangpun akan berantakan dan dalam sekejap mata kegiatan yang menyenangkan ini bisa berubah menjadi malapetaka. Makna dari kegiatan alam bebas ialah usaha untuk mensiasati kekuatan alam (bukan menaklukkan) menjadikannya sebagai kegiatan yang menyenangkan, namun sekali lagi ternyata alam memiliki kekuatan yang dahsyat yang bisa berubah seketika tanpa disadari oleh para penelusur ini sehingga melampaui batas kemampuan yang dimiliki.
Karena adanya ketidakpastian di alam yang selalu berubah-ubah, satu cara yang baik dan sangat di anjurkan ialah dengan mengadakan survey ke lokasi, Dalam survey ini akan berterkaitan nantinya dengan :
- Basecamp
- Konsumsi
- Komunikasi
- Transportasi
- Dan jalur Emergency apabila terjadi kecelakaan di lapangan
- Dan hal hal penunjang kegiatan lainnya
Dalam hal survey, sebagai contoh dalam ekspedisi pemanjatan selain tim survey mensurvey hal-hal diatas,Tim survey juga harus memastikan ketinggian tebing, jarak tebing dari pemukiman penduduk, jalur yang akan digunakan yang berbentuk sketsa jalur atau meenggunakan kamera, meliputi berapakah pitchnya, karakteristik batuaannya,.cacat batuan,bentuk muka tebing, kemiringan muka tebing, yang nanti larinya ke manjemen peralatan, danjuga harus dilaihat dari segi teknis untuk pemanjatannya nanti
Hal ini dilakukan untuk nantinya mempermudah para atlit dalam memprediksi jalur yang akan di buat sebelum ke lapangan

11. Emergency plan
Banyak juga para penggiat Alam bebas yang kurang memperhatikan prosedur-prosedur darurat yang mesti dilakukan pada saat ada kecelakaan di lapangan.
Bagan rencana jalur emergency di atas menunjukkan bahwa apabila terjadi kecelakaan dilapangan atlit maupun tim pendukung harus melakukan pertolongan pertama sebelum korban dibawa ke base camp, kemudian ke base camp bila memang masih sanggup melakukan pertolongan, setelah itu di bawa ke Puskesmas, apabila penangan pada tingkat kecamatan ini tidak sanggup maka harus di bawa ke Rumah Saki Umum Daerah, dan apabila memang masih membutuhkan perwatan yang lebih intensif maka di bawa ke Rumah Sakit untuk tingkat Propinsi.

12. Tim pendukung
Sudah sewajarnyalah bahwa setiap kegiatan, satu tim yang sangat di perlukan untuk kelancaran kegiatan ialah tim pendukug. Tim pendukung ialah orang-orang yang pada opersionalnya di lapangan memegang peranan dalam hal dukungan atau tenaga yang selalu siap bila diperlukan, tim pendukung ini harus di bentuk mengingat akan sangat sulitnya bila segala keseluruhan aktifitas di lapangan selalu di kerjakan oleh atlit. Tim pendukung juga bukan sebatas dari kepanitiaan saja , tetapi penduduk sekitar lokasi juga dalam hal ini yang siap membantu pada saat di butuhkan juga merupakan bagian daari tim pendukung

-dari berbagai sumber-
semoga bermanfaat
READ MORE ...

Sabtu, 23 Mei 2009

Sistematika Pengelolaan Ekspedisi

Pengelompokan jenis ekspedisi serta proses perencanaan yang matang dapat dilihat dalam proses perencanaan dan persiapan itu sendiri. Hal ini berkaitan dengan hirarki kegiatan yang akan kita laksanakan. Pada prinsipnya, sistematika pengelolaan ekspedisi itu sama, baik yang bersifat teknis yaitu yang berhubungan langsung dengan atlit dan non teknis yaitu kegiatan yang tidak berhubungan langsung dengan atlit atau peserta ekspedisi



Dalam pelaksanaan suatu ekspedisi, ada tiga tahapan yang harus dilalui yaitu :

1. Pra pelaksanaan

Pra pelaksanaan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan ekspedisi berjalan, yaitu kegiatan kepanitiaan ekspedisi untuk mendukung terlaksananya ekspedisi. Kegiatan ini meliputi pembentukan panitia, pencarian data, penentuan lokasi kegiatan, survey lokasi, pembuatan anggaran biaya, pencarian sponsorship, publikasi sampai pada persiapan atlet.

2. Pelaksanaan

Saat pelaksanaan adalah hal-hal yang dilakukan pada saat atlit berada di lapangan untuk menjalankan rencana-rencana kegiatan dan pencapaian target ekspedisi.

3. Pasca pelaksanaan

Pasca pelaksanaan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan setelah semua kegiatan di lapangan selesai, seperti laporan kegiatan, evaluasi dan presentasi.



Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan suatu ekspedisi meliputi :

1. Tujuan ekspedisi

yaitu sesuatu yang akan diraih dalam pelaksanaan ekspedisi.

2. Sasaran ekspedisi

sasaran akan memberikan warna tersendiri yang lebih spesifik pada ekspedisi yang akan dilaksanakan. Dengan target yang sudah ditentukan akan lebih meningkatkan kualitas ekspedisi tersebut.

3. Pra lapangan/pelaksanaan (survey)

4. Emergency plan

Perencana kondisi darurat. Karena kegiatan beresiko tinggi sehingga unsure bahaya dan kecelakaan harus diangggap serius, dengan demikian antisipasi keadaan darurat harus dipersiapkan sejak dini.

5. Pengelolaan operasi

Gambaran opersional ekspedisi atau dapat juga dibuat terencana operasional.



Ada tiga rangkaian besar pelaksanaan ekspedisi yang harus dilakukan agar terciptanya suatu system pengelolaan yang baik agar ekspedisi dapat berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai, yaitu pada masa pra, pelaksanaan dan pasca pelaksanaan.



-dari berbagai sumber-


READ MORE ...

Jumat, 22 Mei 2009

Manajemen Ekspedisi

Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan alam bebas apapun bentuknya merupakan kegiatan petualangan yang menantang dan penuh resiko. Para penggiatnya dituntut untuk harus dapat menguasai medan yang akan ditempuh melalui penguasaan skill, mental dan fisik yang mantap serta kerja sama tim yang kuat. Karena kegiatan ini melibatkan orang lain yang tergabung dalam sebuah tim.

Begitu kompleksnya kegiatan ini maka sangat diperlukan pengelolaan yang baik sebelum penggiat menjalankannya. Pengelolaan ini tidak hanya dilakukan saat di lapangan saja yang terfokus pada atlit, tetapi juga jauh sebelum kegiatan di lapangan dimulai. Persiapan dimulai dari pencarian data, penggalian dana sampai pada persiapan atlit sebelum keberangkatan.

Manajemen itu sendiri berarti suatu proses yang sistematis melalui POAC (planning organizing, actuating, control) untuk mencapai suatu tujuan. Dan orang yang melakukan manajemen itu adalah Manajer, dan seorang manajer harus bisa:
1. conceptual skill (kemampuan untuk membuat suatu rancangan)
2. Human Skill ( kemampuan berkomunikasi dengan seksama )
3. technical skill (kemampuan menguasai teknik lapangan)

Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Manajemen Ekspedisi ialah suatu perjalanan yang dilakukan seorang atau sekelompok orang yang pengelolaannya secara sistematis untuk tujuan petualangan ataupun ilmiah.

Ada beberapa rumusan yang biasa diterapkan sebelum merencanakan suatu perjalanan alam bebas yaitu 4w + 1h yang kepanjangannya adalah where, who, why, when dan how. Berikut ini adalah aplikasi dari rumusan tersebut :
1. Where (dimana), untuk melakukan suatu kegiatan alam kita harus mengetahui dimana tempat yang akan sepakati untuk kita gunakan pada kegiatan ekspedisi, diusahakan tempat atau lokasi yang akan kita tuju menarik banyak anggota untuk ikut serta berperan didalamnya, karena dengan suasana baru akan menambah semangat penggiatnya untuk mengikutinya
2. Who (siapa), artinya disini menanyakan tentang sasaran sumber daya manusia yang berkaitan dengan lokasi, muatan dan tujuan dari ekspedisi itu tadi
3. Why (mengapa), ini adalah pertanyaan yang cukup panjang jawabannya bisa bermacam-macam, ini mengangkat tentang alasan adanya ekspedisi
4. When (kapan) ini menyangkut permasalahan waktu, kepastian tanggal, berapa lamanya kegiatan, karena berkaitan erat engan rencana operasi perjalanannya nanti, diusahakan tidak terlalu banyak makan waktu dan
5. menyesuaikan dengan tujuan, yang jelas target tercapai dengan maksimal
6. Untuk how [bagaimana] merupakan suatu pembahasan yang lebih komprehensif dari jawaban pertanyaan diatas ulasannya adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana kondisi lokasi ?
b. Bagaimana cuaca disana ?
c. Bagaimana perizinannya ?
d. Bagaimana mendapatkan air?
e. Bagaimana pengaturan tugas panitia?
f. Bagaimana acara akan berlangsung ?
g. Bagaimana materi yang disampaikan?
h. Dan masih banyak “bagaimana ?” Lagi

Dari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul itulah kita dapat menyusun rencana kegiatan yang didalamnya mencakup rincian :
1. Pemilihan medan, dengan memperhitungkan lokasi basecamp, pembagian waktu dan sebagainya.
2. Pengurusan perizinan
3. Pembagian tugas panitia
4. Persiapan kebutuhan acara
5. Kebutuhan peralatan dan perlengkapan
6. Dan lain sebagainya.
Yang tidak kalah pentingnya adalah didapatkannya point-point bagi kalkulasi biaya yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut

-dari berbagai sumber-
READ MORE ...

Kamis, 21 Mei 2009

Sepenggal Kisah Mahasiswa di Perantauan

Mahasiswa tidak terlepas dari paradigma umun yang telah terdoktrin dan melekat erat dimasyarakat sebagai kaum intelektual muda. Dan hal itupun tak luput dari perhatian media, baik cetak maupun elektronik dalam mempublikasikan aktivitas mahasiswa. Dan dalam catatan sejarah di Indonesia, beberapa presiden juga lengser karena perjuangan mahasiswa.
Namun, terlepas dari aktivitas tersebut, mahasiswa, khususnya mahasiswa yang merantau, datang jauh-jauh dari tempat asalnya untuk menimba ilmu harus dihadapkan pada suatu persoalan yang terkadang membingungkan, terutama masalah penentuan masa depan kemana akan menggunakan ijazah yang diperoleh. Dari beberapa cerita yang sering saya dengar dan jawaban dari pertanyaan yang saya ajukan, hampir semuanya menjawab ;” wah masih bingung mau kemana, pulang kampung gak ada yang bisa dikerjakan sesuai dengan disiplin ilmu, mau gak mau ya harus tetap merantau untuk bisa survive”, nah dari gambaran jawaban itu saya mulai berfikir, apa yang terjadi di daerah mereka sehingga mereka bingung dan akhirnya enggan untuk pulang kampung..??? sempat juga terbesit dibenak saya, apakah hal ini juga terjadi dengan saya…??? Malahan ada juga mahasiswa yang “sengaja” memperlambat wisuda mereka dengan “pembelaan diri” maklum jurusan teknik…, ada juga yang benar-benar serius dengan kuliahnya.
Dilematika seperti ini seakan-akan sudah bukan menjadi rahasia lagi saat ini. Dengan kenyataan yang ada, bahwa didaerah masing-masing lapangan kerja yang ada sangat minim, dan dengan perhitungan jika selesai kuliah pekerjaan tersebut sudah diisi oleh orang lain. Pesismis kah…??? Menurut saya hal ini wajar-wajar saja jika berfikiran seperti itu, karena saya yakin setiap dari kita juga memikirkannya, dengan pengecualian akses/relasi. Ungkapan maupun plesetan akan dunia kerja sudah tidak asing lagi di telinga kita, seperti profesi ‘pengacara’ (pengangguran banyak acara) atau yang lebih ekstrim lagi ‘pedagang’ (pengangguran dalam gang) atau mungkin ada plesetan yang lain lagi, yang tentunya membuat kita sejenak untuk tersenyum, dan kemudian secara tidak langsung berfikiran; ’lho ijazahnya gak dipakai ya….(bagi yang punya ijazah)
Keinginan untuk tetap merantau semakin kuat dengan datangnya tawaran dari luar, potensi yang ada di daerah lain yang tidak dimiliki oleh daerah sendiri. Apakah misi dari pemberdayaan putra daerah dalam pembangunan dan perkembangan daerah akan tetap terlaksana..,.??? kita pasti akan sangat sulit menjawabnya. Namun, jika dibarengi dengan keyakinan dan niat yang kuat serta tekad yang bulat hal itu tentunya pasti bisa terwujud, seiring waktu yang akan menentukan kedepannya. Ada juga yang berfikiran akan membuat suatu lapangan perkejaan yang tentunya dibarengi modal. Namun ada juga yang jeli dengan peluang yang ada, sehingga keasyikan dan melupakan kuliah.
Menyikapi hal ini, tentunya pemerintah sudah mempunyai solusi demi solusi untuk mengatasinya, namun solusi yang dibeberkan kebanyakan hanya sebatas wacana tanpa realisasi yang nyata. Menyikapi hal ini, apakah mahasiswa sebagai kaum intelek juga tinggal diam..??? tentu tidak….!!! Berpangku tangan dan menunggu bukanlah suatu jiwa yang membangun. Sikap mentalitas dari dalam diri sendiri yang mampu untuk tetap survive menghadapi kondisi kritis sekalipun sangat diperlukan, sehingga tidak terkesan manja atau instant.
Kembali saya berfikir, apakah kelak jika saya telah menyelesaikan kuliah akan kembali ke daerah…??? Pikiran saya ini juga tidak terlepas dari potensi dan peluang yang ada di daerah saya, apakah saya bisa mengaplikasikan ilmu yang saya peroleh untuk kemajuan daerah ataukah saya harus memajukan daerah lain yang tentunya dengan potensi dan peluang yang lebih terjamin, terutama untuk kelangsungan masa depan. Jika sudah dihadapkan dengan situasi seperti ini, rasa bimbang, ragu, dan pesimis secara tidak langsung akan mempengaruhi psikologis yang tentunya kembali lagi kepada masing-masing individu untuk menyikapinya. Idealisme dan prinsip yang dipegang terkadang tak banyak mambantu dalam proses, malahan biasanya menghambat, atau yang lebih ekstrim lagi munafik. Saat ini saya hanya berfikir apa yang akan saya lakukan untuk daerah saya..?? lari dari kenyataan kah, atau berjuang untuk memajukan pembangunan daerah…?? Hanya saya sendiri tentunya yang tau akan jawaban dari pertanyaan kemana saya akan melangkahkan kaki menapaki masa depan. Setiap individu juga pasti memiliki pemikiran yang berbeda untuk dirinya sendiri, karena “kamu adalah apa yang kamu fikirkan…”

Semoga Bermanfaat,
Yohanes Kurnia Irawan
READ MORE ...

Membuat Translate Blog dalam Beberapa Bahasa

Petualang dunia maya yang mengunjungi blog anda tidak hanya berasal dari Negara anda sebagai pemilik blog. Pengunjung bisa berasal dari berbagai Negara. Nah, jika kebetulan ada orang luar negeri (bule) yang kebetulan berpetualang di blog kamu kan, kasian kalo dia gak bisa bahasa kita. Nah untuk itu dalam blog ini saya mau mencoba me-rewrite kode untuk translate bahasa yang akan menterjemahkan isi dari blog kamu.

caranya sangat mudah tinggal copy paste code HTML translate flag :

Ikuti petunjuk pemasangan flag translator ke blog sobat ;
1-log in ke account blogger anda.
2-Klik lay oout---->add new gadget---->Add HTML/JAVA SCRIPT.
3-Copy pastekan kode HTML didalam text area dibawah ini :




maka hasilnya akan seperti gambar ini :



Ganti url http://blog-anda.blogspot.com/ dalam text area dengan url blog milik anda.

4-Contoh bendera translator bisa sobat lihat pada halaman atas blog saya.
5-Selamat mencoba,semoga bermanfaat.

-dari berbagai sumber-
READ MORE ...

Anniversary 33th GAPADRI Mapala STTNas Yogyakarta

Happy Birthday...... buat GAPADRI Mapala STTNas atas pencapaian di usia yang ke-33 tahun. Bukanlah sebuah perjalanan yang singkat dan bukan pula sebuah proses yang singkat berjalannya sebuah roda organisasi. Berdiri sejak tanggal 20 Mei 1976 di puncak Gunung Merbabu dengan nama MAPALA ATNAS, kemudian seiring berubahnya ATNAS menjadi STTNas maka nama mapala menjadi MAPALA STTNAS. Pada saat jabatan ketua umum dipegang oleh Bang Andi ada pergantian nama sebagai identitas yaitu Ganesha Pakci Adri (GAPADRI) Mapala STTNas Yogyakarta.
Gapadri sudah menghasilkan banyak anggota yang mampu bersaing dalam kehidupan nyata. Namun bartambahnya usia organisasi harusnya menjadi bertambah matangnya pemikiran dan karya dari organisasi. Masalah timbul ketika terputusnya jaringan komunikasi antara angkatan muda (pendahulu) dengan angkatan yang sekarang. Hal ini tentu saja menyulitkan dalam penjaringan anggota jika akan mengadakan Temu Akbar skala nasional. Topik yang diangkat dalam acara tasyukuran peringatan HUT 33 yang berlangsung di Ruang TG2 Kampus STTNAS Jl.Babarsari, tanggal 20 Mei 2009 ini menghasilkan beberapa wacana, diantaranya adalah menghimpun kembali anggota-anggota melalui jaringan komunikasi dari para senior. hal ini dimaksudkan agar pada saat Temu Akbar bisa dihadiri minimal 50% dari jumlah anggota. Untuk anggota yang sudah alumni, dalam AD/ART dinyatakan bahwa anggota alumni masih dinyatakan sebagai anggota dengan sebutan "Anggota Purna".
Untuk itu kedepannya diharapkan kepada para Alumnni yang belum mendapat informasi jaringan alumni dapat meng-akses mailinglist (milis) Gapadri di : gapadri_mapala_sttnas@yahoogroup.com, atau melalui portal Gapadri di: http://gapadri.onlinegoo.com. Demikianlah informasi singkat yang dapat saya sampaikan dalam Blog ini, bagi anggota Gapadri yang kebetulan meng-akses Blog ini dapat mengakses alamat yang saya cantumkan.

Semoga bermanfaat'
Jayalah....Jayalah...Ganesha Pakci Adri....

oleh : Yohanes Kurnia Irawan
Angkatan XXI "Bunglon" 2007
GAPADRI MAPALA STTNAS YOGYAKARTA

Salam Lestari...!!!
READ MORE ...

Minggu, 10 Mei 2009

Fall Factor and Shock Load

Dalam situasi vertical, dengan menggunakan tali dinamis, jarak jatuh tidak pernah menjadi factor penentu (dalam arti secara aspek psikologis), tetapi perbandingan (rasio) ketinggian saat jatuh dengan panjang tali yang digunakan pada saat itu (panjang tali yang memisahkan antara pemanjat dengan belayer). Perbandingan (rasio) itu disebut sebagai fall factor. Dengan adanya fall factor tersebut, membuat kita dapat memprediksikan kekuatan benturan yang di sebabkan jatuhnya seorang pemanjat.
Dalam pemanjatan, fall factor tertinggi memiliki nilai 2, karena tidak mungkin seorang pemanjat jatuh melebihi 2 kali panjang tali yang di gunakan. Hal tersebut merupakan asumsi dasar yang harus di pahami dan semua rangkaian elemen yang di gunakan untuk membelay (tali, karabiner, point anchor,...) di buat, di desain dan di jamin berdasarkan nilai fall factor terbesar tersebut.
Ternyata nilai fall factor 2 menghasilkan daya benturan terbesar pada pemanjat yang jatuh, dan daya benturan ini identik dengan yang di terima oleh point anchor. Jika di gunakan running belay maka fall factor akan di reduksi demikian juga dengan daya benturan yang di terima oleh pemanjat. Namun perlu dicatat, bahwa running belay dapat menjadi subyek utama yang dapat menggandakan daya benturan bagi pemanjat.
Hal yang belum dapat di jelaskan adalah seberapa besar energi yang di distribusikan oleh fall factor terhadap pemanjat, belayer dan berbagai komponen yang digunakan saat jatuh.
Shock Load (Beban kejut) di tentukan oleh 3 Faktor yaitu sifat dasar tali, Fall factor, Massa atau beban objek. Massa/beban objek, (dalam hal ini adalah anda) Ternyata, hanya sebagian dari factor-faktor ini yang dapat mereduksi gaya yang timbul saat jatuh, yaitu faktor kelenturan tali. Jadi system keamanan pemanjatan di tentukan oleh kualitas daya serap beban (shock absorbing quality) yang di miliki oleh tali dinamis.
Kemampuan tali dinamis dalam menyerap beban kejut melindungi pemanjat dari efek yang di timbulkan saat jatuh, dan mereduksi adanya kesalahan pada system yang digunakan. Kenyataannya, tali dinamis merupakan satu-satunya tali yang memberikan kelebihan tersebut pada saat di gunakan pada semua system. Tali dinamis di desain bagi pemanjat (80 kg) untuk menerima beban dalam kasus fall terburuk sekalipun (fall factor 2) hingga 12 kN, sehingga "waktu istirahat" untuk penggunaannya dapat di tentukan dengan mengetahui kekuatan maksimumnya.
Lebih panjang tali berarti lebih besar tingkat kelenturannya untuk menyerap beban kejut yang di sebabkan oleh fall. Hal ini menjelaskan kenapa jatuh 4 meter dan 20 meter dengan fall factor 2 menghasilkan beban kejut yang sama, yaitu 19 kN, dengan asumsi tali dinamis yang di gunakan sesuai dengan standart UIAA. Apa yang terjadi merupakan penambahan jarak fall (dan beban kejut yang besar berkurang karenanya) yang di kompensasikan dengan panjang tali yang ada.

(Di terjemahkan secara bebas dari
Fall Faktor Explaineddan Your Life Depends on The Stretch of Rope
READ MORE ...

Tabu-kah Jika Pecinta Alam Berpolitik ???

Pecinta alam sebagai sebuah komunitas yang penuh dengan keunikan dan juga sebuah komunitas yang berisi mahluk-mahluk yang berpikiran progresif memang tidak bisa kita munafikan, hal tersebut bisa kita lihat dari personal hingga sistem kerja organisasinya. Banyak orang awam berpersepsi bahkan memvonis jika pecinta alam hanya sebuah organisasi hura-hura tanpa memiliki tujuan yang jelas apalagi mampu memberikan sumbangsih yang kongkrit untuk bangsa ini yang sedang mengalami krisis multidimensi.
Krisis multidimensi yang melanda tanah air kita memang telah memporak-porandakan semua aspek kehidupan kita, dari masalah ekonomi, sosial budaya hingga pendidikan. Belum lagi kebijakan-kebijakan politik yang ditelurkan oleh rezim yang berkuasa saat ini yang selalu kontroversial dan hanya mementingkan keuntungan segelintir orang. Kalau kita jeli menganalisis kondisi saat ini tidaklah lepas dari kebijakan-kebijakan politik yang dikeluarkan oleh para penguasa bangsa ini, kondisi ekonomi yang sudah hancur menjadi tambah parah, permasalan pendidikan yang selalu butuh sebuah perhatian demi regenerasi bangsa ini malah menjadi korban keserakahan para penguasa bangsa ini.
Keprihatinan ini bisa kita rasakan disekitar kita yang berada dalam sebuah institusi pendididikan dimana kita selalu menjadi korban dari sebuah kebijakan politik yang diturunkan ke institusi pendidikan. Dikekangnya ruang kita untuk berekspresi dan berkreatifitas belum lagi banyaknya peraturan yang diterapkan oleh pihak kampus yang tidak melibatkan kita sebagai obyek yang akan menjalankannya merupakan bukti sebuah pengkondisian dari para elite politik kita melalui kebijakan-kebijakannya yang dijalankan oleh institusi pendidikan dengan harapan agar nantinya para mahasiswa “ora neko-neko” yang bisa mengancam kepentingan para penguasa negeri ini. Hal inilah yang sebenarnya harus kita sikapi karena jika tidak maka akan terciptalah sebuah generasi yang akan menjadi “robot-robot” para penguasa yang akan selalu tertawa melihat tingkah kita, tetapi yang saat ini menjadi pertanyaan besar adalah sadarkah kita selaku sekelompok orang yang tergabung dalam sebuah alat yaitu organisasi pencinta alam tentang hal tersebut diatas ???
Fenomena yang terjadi saat ini di komunitas pecinta alam adalah sikap apatis kita terhadap kondisi politik di negeri ini. Kebanyakan dari kita (baca:pecinta alam) beranggapan urusan pecinta alam tidak ada hubungannya dengan masalah politik bahkan kita akan menjadi bahan lelucon ketika berbicara masalah politik di komunitas ini. Sikap tersebutlah yang akhirnya menyebabkan rasa kepedulian kita terhadap nasib bangsa ini semakin hari semakin menipis dan nyaris terancam habis, permasalahan politik selalu menjadi suatu hal yang tabu didalam komunitas pecinta alam padahal seandainya kita sadar eksistensi organisasi pecinta alam di dalam sebuah institusi pendidikan merupakan sebuah lingkaran kebijakan politik para elite politik kita yang diturunkan kedalam intitusi pendidikan. Hal lain yang bisa kita lihat adalah semakin memprihatinkannya permasalahan lingkungan hingga menyebabkan bencana baru bagi umat manusia dimana hal ini merupakan sebuah hasil dari kebijakan politik yang tidak pro terhadap kepentingan rakyat. Disisi lain masalah lingkungan menjadi bahan yang selalu dikonsumsi oleh organisasi pecinta alam.
Alasan klasik yang sering kita dengar dari kawan-kawan kita politik itu kejam, racun yang sewaktu-waktu bisa membunuh kita, licik, jahat dan masih banyak lagi yang pada intinya hal yang harus kita hindari, alasan-alasan tersebut sebenarnya tidak bisa kita jadikan patokan utama kita untuk tidak mau tahu/peduli terhadap permasalhan politik, memang benar politik itu penuh dengan trik dan intrik tetapi ketika kita masuk ke dalam lingkaran tersebut kita haruslah ambil bagian karena jika tidak kita hanya akan menjadi korban-korban politik yang tinggal menunggu waktu. Hal yang sangat mendasar lagi adalah ketika kita hidup dan mengarungi kehidupan ini tanpa kita sadari kita sedang berpolitik karena hidup ini penuh dengan politik dan kita ada di dalam lingkarannya, jika demikian masih tabukah jika pecinta alam apalagi dengan isi otak orang-orangnya yang progresif dihadapkan atau bersikap terhadap permasalahan-permasalahan politik ??? Kita harus segera menghilangkan persepsi yang salah selama ini dan mitos yang terbangun di tengah masyarakat dengan membangun sebuah wacana yang baru karena kita adalah penentu masa depan bangsa ini.
Salam lestari untuk seluruh penghuni bumi ini !!!
Pecinta alam bersatu tak bisa dikalahkan !!!

-.Mahesa.-
READ MORE ...

PULAU SEMPU


Pulau Sempu berada di sebelah selatan pulau jawa. Secara geografis pulau ini masuk dalam wilayah Malang bagian selatan berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Kepulauan ini dinobatkan sebagai tempat konservasi setelah terjadinya kerusakan hebat di pulau ini yang konon diakibatkan karena tempat ini menjadi lahan atau arena latihan perang para Marinir dan dikhawatirkan akan terjadinya kerusakan yang lebih besar terhadap pulau ini. Pulau sempu mempunyai luas daratan kurang lebih 877 ha yang di dominasi oleh perbukitan karst yang terjal dibagian tepinya. Secara umum kondisi terakhir ekosistem flora dan fauna dari pulau ini masih cukup baik. Untuk dapat menuju pulau sempu dapat ditempuh dari terminal Arjosari kota Malang kita bisa naik kendaraan mini bus ke tujuan pasar Turen dengan harga Rp. 5000,- . Kemudian dilanjutkan dengan naik mikrolet ke tujuan pantai Sendang biru dengan ongkos 15.000,-. Perlu diingat, karena parjalanan menuju pantai Sendang biru cukup jauh dan rawan maka kalian harus start dari Turen paling lambat pukul 16.00 wib. Sendang biru adalah pantai atau desa terakhir sebelum kita menyeberang ke pulau Sempu. Dengan membayar kontibusi Rp. 5000; untuk masuk ke Sendang Biru, kita sudah dapat menikmati keindahan sedang biru, dan dapat melihat apiknya pulau Sempu dari kejauhan. Jika kemalaman sampai di pantai Sendang biru kita bisa menginap di rumah penduduk atau nelayan penyedia jasa penyeberangan setempat. Untuk menuju Pulau Sempu kita dapat mencarter perahu dengan harga sewanya Rp. 75.000,-/perahu atau jika kita beruntung dapet teman untuk menyeberang kita hanya cukup mengeluarkan Rp. 15.000,/orang untuk dapat menyeberang. Tetapi jika ingin menginap/camping dipulau Sempu jangan lupa untuk confirm penjemputan pada penyedia jasa penyeberangan tersebut (jangan sampe nggak looh). Dan tentunya meminta ijin kepada penjaga hutan konservasi setempat (JAGAWANA).
Bagi para penggiat alam bebas, pulau ini cocok untuk pendidikan dan latihan untuk pengembangan keilmuan kepencinta-alaman seperti navigasi darat, survival, pengamatan dan penelitian flora dan fauna dan sebagainya. Di pulau ini juga masih banyak terdapat jenis flora dan fauna yang liar seperti Kijang, Macan nakar, Babi hutan, Berbagai jenis Kera, berbagai jenis burung langka dan menurut cerita dari nelayan pantai Sendang biru dan penjaga hutan
setempat, masih terdapat beberapa harimau di pulau tersebut.
Di dalam pulau Sempu terdapat beberapa danau/telaga yang sering dikunjungi para pengunjung. Diantaranya danau air asin Segara anak dan Telogo lele. Keduanya memiliki karakteristik dan keunikan sendiri-sendiri. Tetapi yang menjadi tempat favorit para petualang adalah Danau air asin Segara anak. Untuk mencapai Danau Segara anak dari dermaga terakhir kita harus berjalan kurang lebih 1-2 jam, tergangtung dari kecepatan jalan kita masing-masing melewati jalan setapak yang agak licin disaat basah. Hutannya masih sangat lebat ditandai dengan gelapnya jalan karena hanya sedikit tertembus matahari, tetapi masih terlihat dengan jelas. Tetapi harus tetap berhati-hati dan waspada terhadap gangguan alam liar. Danau tersebut memiliki eksotisme tersendiri. Mempunyai pantai yang panjangnya hanya sekitar 100 m dengan pasir putih yang menyilaukan mata dan tebing-tebing terjal yang mengelilinginya. Danau tesebut mendapat suplai ain asin dari terowongan/goa (tebing karang yang berlubang) yang ditembus oleh ombak samudra Hindia. Kata sebagian orang sih mirip film The Beach nya Leonardo de Caprio. Kalau beruntung kita dapat melihat para ikan lumba-lumba, hiu hingga paus dari atas bukit dibelakang area camping ground kita. Didalam danaunya pun banyak ikan yang kalo kepepet bisa kita kail dan kita makan, tetapi demi alasan kemanusiaan. Yang penting konservatif bro..jangan serakah.
Tetapi harus selalu diingat bahwa pulau ini adalah Pulau KONSERVASI. Jadi segala tindakan kita tentunya harus disesuaikan dengan aturan yang berlaku. Jangan hanya bisanya buang sampah dan nebang-nebang pohon sembarangan, itu sih udah KUNO dan gak gaul lagi.
“Oya... pulau ini sulit ditemukan air tawar”, maka dari itu sebelum kita masuk ke pulau Sempu baiknya kita membawa air mineral sesuai dengan kebutuhan kita selama berada di pulau tersebut.
Jangan biarkan kedamaian, kelestarian dan keindahan pulau Sempu di renggut oleh pribadi-pribadi yang tidak bertanggung jawab. Tapi jangan cuma pulau Sempu yang kita pedulikan, alam Indonesia masih banyak memerlukan kepedulian kita sebagai pecinta alam, jagan sampai 10 tahun mendatang Indonesia kita jadi gersang. Mari canangkan 1 pohon untuk satu nafas kita sebagai tindak lanjut dari komitmen kita bersama. Mari kita jaga dan rawat bumi Indonesia agar dapat kita nikmati bersama.
READ MORE ...