Tulisan saya kali ini sedikit menyikapi apa yang sering dikumandangkan oleh media cetak & elektronik beberapa bulan terakhir ini dan mambuat saya kembali tersadar akan diri saya sebagai bagian kecil dari itu. Belum hilang dari ingatan kita 3 orang pendaki yang hilang di Gunung Agung tahun lalu, kemarin muncul lagi ada pendaki yang hilang di Gunung Salak (Jawa Barat) yang beritanya sangat heboh dilayar kaca. Bahkan dalam bulan mei ini ada 3 kasus hilangnya pendaki yang hilang (bahkan ada yang meninggal) saat mendaki gunung. Bulan mei ini tercatat 1 orang pendaki asal Surabaya tewas di Gunung Agung pada tanggal 2 Mei 2009 yang lalu. Kemudian muncul lagi berita ada pendaki asal Bekasi yang hilang di Gunung Ciremai (Jawa Barat), dan sekelompok pramuka hilang di Gunung Argopuro (JawaTimur). 2 berita terakhir ini dikabarkan selamat semua (menurut kabar dari rekan saya yang ikut nge-SAR).
Yah...apa hendak dikata, takdir membawa kita pada jalannya dan kita mengikuti alurnya saja (benarkah demikan...). Sedikit terhenyak menyaksikan siaran televisi yang mengabarkan ada pendaki yang hilang, terhenyak sms dan telfon dari rekan-rekan yang mengajak saya untuk ikut melakukan pencarian...namun posisi saya saat itu memang tidak bisa meninggalkan Jogja (diluar alasan kemanusiaan lho...).
Melakukan pendakian di Gunung bukan hanya mengandalkan kekuatan fisik saja. Banyak faktor lain yang harus di mengerti dan dipahami oleh setiap makhluk Pendaki Gunung. Selain faktor Alam yang sifatnya nyata dan danpat dirasakan, ternyata di Gunung juga banyak hal yang tidak nyata namun bisa dirasakan (semacam hal mistis), yang tentunya kita tidak boleh seenaknya saja di gunung.
Faktor Human Error bisa menjadi penyebab salah satu dari kasus pendaki yang hilang. Nekad, asal-asalan dalam manajemen, tidak mentaati etika setempat, dan banyak faktor dari dalam individu, termasuk dalam mengikuti aturan yang berlaku di gunung. Hal semacam ini yang bisa memicu terjadinya kasus tersebut.
Faktor lain adalah penguasaan medan, pengetahuan akan navigasi dan survival, yang sedikit banyak bisa membantu kita keluar dari masalah tersebut. Minimnya pengalaman bisa ditutupi oleh penguasaan materi (teori) dan kesempatan untuk mengaplikasikannya. Namun banyak yang mengindahkan hal itu.....(sangat disayangkan bukan..)
Yah...mendaki gunung sebaiknya tidak hanya sekedar mendaki saja. Banyak sekali pelajaran hidup yang didapat dari kegiatan mendaki gunung dengan segudang filosofi didalamnya. Ada baiknya jika kita mengetahui sejak dini apa yang akankita lakukan dan persiapan apa yang harus dipersiapkan. Semoga tulisan Konyol ini dapat menggelitik reken-rekan Petualang yang akan melakukan Pendakian.
Segala informasi menjadi penting untuk diperhatikan agar kita dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang akan timbul....
Salam Lestari........
Best Regards,
Yohanes Kurnia Irawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar